200 Orang Pemuda Ikuti USAID JAPRI

Bandung, UPI

Sebanyak 300 orang dari berbagai kalangan, hadir untuk mengikuti USAID JAPRI. JAPRI adalah sebuah program yang diperuntukan untuk anak muda Kota Bandung direntang usia 18 hingga 30 tahun untuk memulai dan menjalankan bisnis sehingga dapat hidup mandiri dan mencapai kemandirian ekonomi. Kegiatan ini diinisiasi oleh United States Agency for International Development (USAID) Indonesia, Mien R. Uno Foundation (MURF), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).   

Demikian hal yang terungkap saat Program Officer Mien R. Uno Foundation Cindy Dayana menjelaskan program JAPRI dalam acara Lokakarya Kewirausahaan “Jadi Pengusaha Mandiri Kota Bandung” di Auditorium Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (23/10/2017).

Lebih lanjut dikatakan,”Peserta yang hadir merupakan hasil seleksi dari 634 pendaftar yang dilakukan pada bulan September. Mereka akan mengikuti pelatihan, lokakarya (kemudian nanti dipilih 100 orang), latihan kewirausahaan selama 4 hari di bulan Desember, kemudian diberikan akses ke institusi keuanganan, serta diberikan pendampingan usaha oleh pemuda lokal yang sudah menjadi pengusaha.”

Dalam kesempatan tersebut USAID Indonesia Rizki Atina menjelaskan bahwa JAPRI merupakan akronim dari Jadi Pengusaha Mandiri, yaitu sebuah program yang memberikan pelatihan kewirausahaan dan pelatihan dasar lainnya, pemebrian bantuan usaha, dan menghubungkan mereka denga lembaga keuangan untuk membantu mereka memulai dan mengembangkan usaha. Dikatakannya,”Japri adalah kerja bersama, belajar bersama-sama untuk menjadi pengusaha. Ini adalah kunci untuk mewujudkan masa depan yang cerah. Sasarannya adalah para kaum muda di usia 18 hingga 30 tahun, kegiatan ini didesain oleh pemuda untuk pemuda.”

USAID meluncurkan beberapa program, diantaranya pelatihan kewirausahaan, online training, kecakapan mengelola keuangan, advokasi kebijakan, lokakarya sederhana, pelatihan rencana bisnis, bantuan pendanaan, konsultasi dan pelatihan operasional bisnis, dan kompetisi bisnis dan pameran bisnis. Atas dasar tersebut, maka tingkatkanlah standar kita, jangan takut bermimpi, mimpi yang diwujudkan dengan pelatihan kewirausahaan.

Hal yang sama ditegaskan pula oleh Ketua Yayasan MRUF Dr. Indra C. Uno, ditegaskannya,”Ini merupakan program kerja sama dengan USAID Indonesia dan UPI utnuk membangun hal yang sama seperti MRUF lakukan. Kita memulai program JAPRI, memulainya dari mimpi, dan khususnya mahasiswa sebagai kaum terdidik, mereka harus keluar atau lulus jadi sarjana bukan untuk mencari kerja tetapi lulus sebagai orang yang mamapu menciptakan lapangan pekerjaan.”

Kami hadir untuk melakukan pencetakan lapangan kerja baru melalui program pencetakan pengusaha baru, ujarnya. Mereka harus didampingi hingga usahanya stabil atau sudah mencapai stability growth. Kita akan lakukan pendampingan, pemberian akses pasar modal, membantu perijinan, membuat ruang usaha, supply change hingga membantu permodalan.

Pendampingan terhadap pengusaha harus dilakukan oleh sesama pelaku usaha bukan oleh siapa-siapa karena dia sudah struggle, sudah pernah mengalami pasang surut usaha. Kuncinya lakukan pendampngan usaha, dan pendampingan oleh pengusaha yang sudah ada.

“Diharapkan calon pengusaha tersebut bisa sukses dalam waktu 18 bulan, dan jika ada perubahan signifikan, maka program ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku wirausaha lainnya atau lembaga, instansi pencetak wirausaha baru seperti UPI. Pengusaha mandiri yang bisa menciptakan pengusaha baru, adalah momentum mulainya suatu peradaban yang baru bagi pengusaha,” harapnya.

Sementara itu Outreach Program Communication ‎Indonesian International Education Foundation (IIEF) Chandri Negara kembali menegaskan bahwa sebelum berlangsungnya kegiatan ini, telah dilakukan seleksi di 5 wilayah kecamatan di Kota Bandung dan seleksi terhadap mahasiswa bidik misi yang ada di Kota Bandung hasil kerja sama dengan Kemenristekdikti.

Dijelaskannya,”Sebanyak 200 partisipan ikut program kewirausahaan ini selama 2 hari, ini hasil seleksi kemarin setelah outreach. Mereka akan belajar membuat business plan sederhana, kemudian dilakukan lagi seleksi untuk menghasilkan 100 peserta untuk dilakukan bimbingan wirausaha serta dilakukan pendampingan operasional bisnis, kemudian nanti diberikan permodalan hanya kepada 90 orang terpilih, dan kegiatan ini berlangsung hingga Oktober 2018.

Diharapkan, katanya lagi, mereka melakukan bisnisnya di Bandung, karena nanti dibimbing oleh trainer lokal yang merupakan alumni MRUF Entrepreneur Development Scholarship for Youth (ENVOY). Ketika mereka sudah berhasil menjadi wirausaha mandiri, diharapkan program seperti ini dapat menjalar ke program-program lain yang diinisiasi oleh organisasi atau institusi lainnya.

Targetnya adalah mengurangi angka penganguran melalui program peningkatan kemampuan dalam berwirausaha, serta meningkatkan ekonomi bagi dirinya dan orang-orang disekelilingnya. Ini juga bagian dari upaya membantu program kerja Pemerintah Kota Bandung. Program ini seyogyanya mengutamakan wanita dan kaum disabilitas, yang termasuk kategori kaum muda usia 18 hingga 30 tahun. (dodiangga/Ija)