3 tim PKM UPI Lolos PIMNAS ke-31 Tahun 2018

Bandung, UPI

Sebanyak 3 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengikuti Persiapan dan Pelatihan Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 Tahun 2018 di Ruang Rapat Gedung Partere dan Ruang Rapat lantai 2 FPBS, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Rabu (8/8/2018) dan berakhir Kamis (16/8/2018).

Ketiga tim tersebut adalah pertama kelompok PKM-K terdiri dari Isnaeni Gelda Prasetianti, Faqih Adam, Noviani Ekaningtyas, dan Kakah Mudrikah dengan judul P-Shirt (Painting Shirt) Kaos Lukis yang Mendidik sebagai Solusi dari Penurunan Moral akibat Modernisasi dengan cara yang menyenangkan. Kedua, kelompok PKM-PSH terdiri dari Yana Nuryana, Riva Ayuningtyas, Rokhmatun Nabillah dengan judul Model Scafolding writing berbasis diari terbimbing untuk meningkatkan pengetahuan moral Pancasila siswa Sekolah Dasar sebagai keterampilan berkehidupan di abad 21. Ketiga, kelompok PKM-PSH terdiri dari M. Saepul Akbar, Zeed Hamdy Rukman dan Amalika Sabilla dengan judul Pengembangan Pendidikan Perdamaian dalam Upaya Penanganan Kasus Bullying di SMPN 49 Bandung.

Menurut Reviewer Nasional Dr. Tri Indri hardini, M.Pd.,”Peserta PIMNAS sudah seharusnya mengikuti persiapan dan pelatihan, hal ini untuk mengurangi ketidakpahaman terhadap pedoman PIMNAS. Hanya karena masalah kecil saja, dapat memutuskan keberlangsungan proposal, artinya sebelum sempat dipresentasikan sudah gugur. Contohnya seperti jumlah halaman yang kurang atau bahkan melebihi ketentuan, jumlah kata dalam judul melebihi ketentuan, tanda tangan pimpinan lembaga palsu, cap lembaga tidak basah dan hal lainnya.”

Tidak dipungkiri, katanya, mungkin saja ide dari penemuan-penemuan tersebut sangat menarik dan sebetulnya idenya bagus, hanya saja kemasan yang kurang menarik, perlu dibenahi. Intinya, bisa jadi isi materinya bagus tapi kemasan tidak sesuai pedoman, akibat literasinya kurang.

“Dalam pertemuan pertama, kami membahas tentang penyampaian materi informasi kegiatan PIMNAS dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan Presentasi Laporan PKM-Kewirausahaan  1 tim dan Presentasi Laporan PKM-Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH) 2 tim,” ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, pada Rabu (15/8/2018), dilakukan evaluasi artikel, evaluasi poster, dan evaluasi presentasi, lanjutnya. Direktur Direktorat Kemahasiswaan Dr. Mupid Hidayat, MA., dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., hadir untuk memberikan arahan, dan pembekalan baik secara teknis maupun non teknis. Dr. Solehuddin mengatakannya,”Berikanlah yang terbaik untuk UPI. Kegiatan ini merupakan bagian dari ikhtiar untuk membesarkan UPI.”

Sementara itu, Kamis (16/8/2018), dilakukan presentasi laporan akhir persiapan ke PIMNAS yang meliputi artikel, poster, presentasi. Pada kesempatan ini dihadiri langsung oleh Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd.

Sementara itu dalam amanahnya, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., mengatakan bahwa suatu prestasi akan sia-sia tanpa usaha. Ditegaskannya,”Saya menilai ini adalah persiapan yang paling baik dan diharapkan memberikan dampak pada psikologis peserta. Jangan lihat institusi, karena institusi tidak menentukan prestasi. Semua ditentukan oleh kita, oleh karena itu, kita harus yakin dan percaya diri.”

Lebih lanjut dikatakan, yang harus kita kuasai adalah bagaimana caranya agar kita mampu menjelaskan permasalahan saintifik dengan bahasa yang lugas agar orang lain dapat mengerti dan memahaminya. Dalam hal ini kehadiran pembimbing wajib hadir setiap saat untuk mendampingi, ikuti dan memberikan semangat.

“Setiap tim harus mempunyai cita-cita menjadi juara. Strateginya adalah bagaimana kita bisa meyakinkan para juri atau reviewer. Paper point harus clear, eye catching, cara berpikir cukup bagus, jadikan semua menjadi penting, sampaikan materi dengan baik, dan setiap ada kesukaran harap didiskusikan,” tegasnya.

Diharapkan, kita memperoleh pengalaman yang baik ini adalah best practices. Kepercayaan dan dedikasi adalah suatu proses, maka dari itu quality control harus diperbaiki. (dodiangga)