413 Mahasiswa UPI Ikuti Diklat KKN Tematik Revolusi Mental

Bandung, UPI

Sebanyak 413 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Revolusi Mental UPI Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019, di Ruang Auditorium lantai 3 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPI, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (9/7/2019). Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf, M.Mgt sebagai narasumber didampingi Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd.

Menurut Dra. Katiah,”Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental dengan judul Program Gerakan Indonesia Melayani, Bersih, Tertib dan Mandiri melalui KKN Tematik Revolusi Mental UPI dalam Menguatkan Nilai Integritas Etos Kerja dan Gotong Royong di Kawasan DAS Citarum dan Wilayah Perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.”

Tahun 2019 merupakan pelaksanaan tahun ke-4 KKN Tematik Revolusi Mental, ungkapnya. KKN Tematik Revolusi Mental UPI tahun 2019 dilaksanakan di 2 Provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah.

“Di Provinsi Jawa Barat, tersebar di 5 Kabupaten, 10 Kecamatan, dan 33 Desa. sementara itu di Provinsi Jawa Tengah tersebar di 1 Kabupaten, 1 Kecamatan dan 3 Desa, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 413 orang dan 15 orang Dosen Pembimbing lapangan,” jelasnya.

Sementara itu dalam paparannya, Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf, M.Mgt., menjelaskan bahwa program KKN ini merupakan kegiatan yang positif, karena dapat membuat mereka seeing is believing, mereka presenting, mereka berada bersama masyarakat, bersama dengan mereka yang akan menjadi keluarga setelah lulus nanti, atau setelah mendarmabaktikan ilmunya.

“KKN merupakan bagian dari proses mereka memberikan karya yang terbaik bagi bangsanya. Sebagai seorang mahasiswa, yang sedang menempa diri menjadi calon pemimpin, tentu mereka harus down to earth, harus betul-betul memahami persoalan yang riil di masyarakat. Apa yang mereka terapkan adalah seuatu yang diperlukan oleh masyarakat dimana mereka melakukan KKN,” ungkapnya.

Mahasiswa melatih diri untuk mampu mendengarkan, mampu mengenali masalah, dan mampu untuk belajar dari masyarakat, ujarnya, kemudian bersama-sama dengan nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong merumuskan apa yang terbaik untuk masyarakat. Mahasiswa tidak datang dengan kaca mata sendiri, tapi justru dengan mendengar, merasakan dan mengenali masalah. Diharapkan, mereka bisa mengaplikasikan ilmu yang di dapat di perkuliahannya bisa disampaikan secara tepat menuju sasaran.

Diharapkannya,”Mahasiswa diharapkan untuk tetap rendah hati, tetap presenting, tetap mendengarkan, dan tetap menjadi bagian dari pembelajar. Dengan demikian, mereka bisa mengajak masyarakat untuk lebih produktif, karena masayarakat sudah memiliki etos kerja yang baik, tinggal branding-nya saja. Jika mahasiswa sudah mempunyai integritas yang baik, maka harus melembagakannya dengan contoh yang baik di lingkungannya masing-masing.”

Sebuah gerakan nyata yang dilakukan di KKN RM melalui 5 Program dalam Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, ditujukan untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa dengan mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong, tegasnya.

“Aksi nyata gerakan Indonesia Melayani dicontohkan melalui kegiatan penguatan sdm aparat desa/kelurahan melalui gerakan nasional revolusi mental. Aksi nyata gerakan Indonesia Bersih seperti mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat, menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dan membangun sistem pengolahan/bank sampah. Aksi nyata gerakan Indonesia Tertib dengan mewujudkan kesadaran tertib dalam segala aspek kehidupan. Aksi nyata gerakan Indonesia Mandiri dengan membudayakan perilaku mandiri di sekolah, kampus atau di lingkungan keluarga, menumbuhkan minat kewirausahaan/ekonomi kreatif, dan melakukan peningkatan etos kerja (kerja keras, kreatif, dan profesional) serta mendorong semangat inovasi. Aksi nyata gerakan Indonesia Bersatu dengan menumbuhkan perilaku toleran dan kerukunan inter dan antar umat beragama, meningkatkan budaya gotong royong, menumbuhkan rasa kepedulian sosial, dan mendorong penguatan daya rekat sosial dan kebhinekaan dalam persatuan,” ungkapnya lagi.

KKN RM diharapkan memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, harapnya. Kenapa harus revolusi mental, karena kita perlu berubah, ada yang harus kita dorong agar terjadi transformasi, terjadi perubahan sikap, perubahan mental, dan perubahan perilaku agar cara pandang, cara pikir, cara bekerja dan hidupnya berubah menuju lebih rajin, bersih, tertib, mandiri dan bersatu, serta gotong royong untuk membangun bangsa. (dodiangga)