Dosen UPI Raih Hadiah Sastra Samsoedi

DH1

Bandung, UPI

Salah seorang dosen UPI, Dian Hendrayana, meraih Hadiah Sastra Samsoedi dari Yayasan Kebudayaan Rancage berkat buku novelnya Béntang Hariring. Bagi Dian yang mengajar di Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS, hadiah ini merupakan penghargaan kedua kalinya yang diterimanya secara berturut-turut dari Yayasan Kebudayaan Rancage setelah sebelumnya menerima Hadiah Sastra Rancage untuk buku kumpulan guguritan ‘Lagu Ngajadi’ yang diterimanya tahun 2015.

Penghargaan tertinggi terhadap sastra daerah di nusantara ini diterima Dian berbarengan dengan acara Pembukaan Kongres Bahasa Daerah Nusantara yang digagas Yayasan Kebudayaan Rancage bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, di Gedung Merdeka, Jl. Asia-Afrika Bandung, Selasa (2/8/2016). Selain Dian, para sastrawan Sunda yang menerima penghargaan dari Yayasan Kebudayaan Rancage tahun 2016 adalah sastrawan Adang S untuk kategori Jasa, dan (alm) Ahmad Bakri untuk kategori karya. Adapun hadiah sastra Samsoedi diberikan atas buku bacaan anak-anak dan remaja yang dinilai terbaik oleh para juri yang ditetapkan oleh pihak yayasan.DH2

Foto: Dok. Pribadi (2015)

Kepada Humas UPI, Dian mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilannya tersebut, “Alhamdulillah, karya saya kembali dipercaya untuk memeperoleh penghargaan yang sangat bergengsi dan senantiasa diimpikan oleh para sastrawan daerah. Semoga penghargaan ini memicu saya untuk berkarya lebih produktif dan lebih berbobot lagi.”

Anugerah sastra Rancage merupakan agenda tahunan yang telah dilaksanakan sejak tahun 1989 atas inisiatif budayawan Ajip Rosidi. Sementara hadiah Samsoedi telah dilaksanakan sejak tahun 1993. Sejak digulirkan penganugerahan terhadap sastra Sunda ini, para sastrawan yang pernah meraih penghargaan ini merupakan para alumni IKIP (UPI). Sebut saja nama-nama Yus Rusyana, Iskandarwassid, Godi Suwarna, Tatang Sumarsono, Taufik Faturohman, Hidayat Soesanto, Darpan, Deden Abdul Azis, hingga Chye Retty Isnendes.

Uniknya, untuk tahun 2016, sastrawan Dian Hendrayana dan Ahmad Bakri kembali memperoleh penghargaan secara berturut-turut. Tahun 2015, Dian Hendrayana menerimah Hadiah Sastra Rancage untuk buku kumpulan guguritan Lagu Ngajadi, sementara Ahmad Bakri menerima Hadiah Sastra Samsoedi untuk buku novelnya Kasambet. Sedangkan tahun ini, Dian Hendrayana menerima Hadiah Sastra Samsoedi untuk buku novelnya Bentang Hariring, sedangkan Ahmad Bakri menerima hadiah Rancage untuk buku kumpulan carpon Nadran.

Novel remaja Bentang Hariring yang ditulis Dian menceritakan Nia, seorang anak yatim yang memiliki suara merdu, mengikuti lomba menyanyi di tingkat kabupaten. Atas dukungan sang ibu serta dua sahabatnya, serta dengan berlatih dan berjuang dengan sungguh-sungguh, akhirnya Nia mampu meraih Juara I. Atas prestasi yang diraihnya itu, Nia yang sehari-harinya hidup sederhana itu  pun diberi apresiasi oleh pihak sekolah dengan pembebasan biaya sekolah hingga mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke sekolah unggulan.

Atas prestasinya tersebut, Dian memperoleh piagam penghargaan serta uang kadeudeuh sebesar Rp. 5 juta dari Yayasan Kebudayaan Rancage. *** (Tim Humas UPI)