Teater Lakon UPI Pentaskan Animal Farm

3Bandung, UPI

Teater Lakon Universitas Pendidikan Indonesia kembali menampilkan garapan kolosal dalam acara Pagelaran Seni Budaya UPI, Jumat (11/11/2016) di Gedung Kebudayaan UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Pertunjukan yang disutradarai Dedi Warsana (Dewa) menggelar pertunjukan Animal Farm, sebuah fabel karya George Orwell yang disadur Kamil Mubarok ke dalam naskah drama.

Teater Lakon tengah berlatih untuk menampilkan pertunjukan yang luar biasa. Latihan dilaksanakan mulai dari olah tubuh, oleh vokal, reading, bedah naskah, dan casting aktor. Latihan olah tubuh dipimpin Galih Mahara, Wildan Kurnia dan M. Aditya dengan metode suzuki. Olah vokal dipimpin Ridwan Saidi (Bobi Getih). Reading, bedah naskah, dan casting aktor dilakukan sutradara Dedi Warsana.

Semua dilakukan agar aktor sesuai dengan tokoh yang akan diperankan. Latihan pagelaran ini dilaksanakan di Sekretrariat Teater Lakon yang terletak di eks Asrama Jaya Perkasa (samping lapang softball UPI). Tak jarang latihan juga dilaksanakan di Taman Baretty atau tempat lain yang cukup luas.1

Pertunjukan Animal Farm yang akan dipentaskan Teater Lakon merupakan sebuah kisah yang diangkat dari Fabel Animal Farm karya George Orwell. Fabel ini menceritakan tentang pemberontakan para binatang terhadap majikannya. Pemberontakan terjadi karena sang pemilik peternakan selalu menuntut binatang bekerja tapi tak pernah memberi mereka makan.

Para binatang akhirnya dapat mengusir sang pemilik dari peternakan. Pengelolaan peternakan sepenuhnya dijalankan oleh binatang. Salah satu binatang jadi pemimpin di antara yang lainnya. Namun salah satu yang lainnya merasa iri. Terjadilah perebutan kekuasaan di antara para binatang. Babi yang licik dapat menguasai peternakan dan menjadi pemimpin. Namun ia bertindak sewenang-wenang dan meniru sifat buruk manusia yang menjadi larangan di peternakan itu. Babi itu pun diusir dari peternakan.2

Pementasan ini melibatkan banyak orang dengan konsep yang tidak biasa. Pementasan ini akan menjadi kolosal dengan melibatkan banyak orang. Dengan melibatkan Dedi Warsana sebagai sutradara, pementasan ini menjadi pementasan yang sangat ditunggu para seniman dan kalangan umum.

Diharapkan, pagelaran seni budaya yang dilaksanakan UPI ini dapat memicu kreativitas dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kesenian. Melalui pertunjukan teater, masyarakat diajak berempati pada kejadian yang dipentaskan aktor di atas panggung. Segi audio dan visual sangat diperhatikan dalam pementasan teater. Hal inilah yang akan memberi pengaruh positif pada penonton agar dapat memiliki kepekaan terhadap setiap peristiwa yang mereka alami setiap hari. (Humas Teater Lakon)