Pedagogi Spiritual

2

Bandung, UPI

Masa depan Indonesia adalah mutu pendidikan masa kini. Krisis moral yang kini mewabah di tengah bangsa, terutama generasi muda kita bukanlah karena buruknya sistem pendidikan yang kita terapkan saat ini, tetapi lebih karena apa yang kita lakukan sudah kehilangan esensinya.

Demikian ungkap Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. H. Furqon, Ph.D., saat berbicara dalam The 1st UPI International Conference On Islamic Education, di Auditorium Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS UPI), Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (26/9/2016).6

Adapun fenomena yang terjadi di abad 21, katanya, mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. siapa yang akan menang adalah negara yang memiliki SDM berkualitas dan memiliki karakter unggul, kualitas barang dan jasa yang terbaik dan termurah serta iklim kerja kondusif yang aman, bebas pungli, dan ada kepastian hukum.

Dikatakan lebih lanjut,”Sebagai bangsa yang memegang falsafah hidup berdasarkan agama, kita yakin bahwa kemajuan bukan semata diukur dengan kemajuan material, tetapi kemajuan yang hakiki adalah disaat bangsa ini bisa menyelaraskan seluruh aktifitas hidupnya dengan tuntunan agama, sehingga keberkahan hidup dapat diraih dan kebahagiaan dapat dirasa, hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003.”

1Mengutip perkataan Nelson Mandela, ujarnya, “Education is the most powerfull weapon which you can use to change the world”, hal ini sejalan dengan joint message of the asian roundtable of presidents of universities of education (Hong Kong 2012), yaitu Affirming that education is critical to the moral, social and economic well being of our societies, as it cultivates knowledge, understanding and values among citizens, and enhances human capacity to create a sustainable future.

Menjawab tantangan tersebut, jelasnya, kita kembangkan dan gunakan Pendidikan Berbasis Spriritualitas, dimana penelitian Daniel Goleman (2000), menunjukan pentingnya kecerdasan emosional bagi kesuksesan seseorang seharusnya membuat para ilmuan dan praktisi pendidikan terus mengembangkan pendidikan berbasis spiritualitas yang tujuannya adalah memberikan pendidikan agama (Islam).

Pendidikan Islam adalah pembentuk kepribadian muslim, diarahkan agar terjadi perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan petunjuk ajaran Islam untuk membentuk insan kamil atau manusia paripurna. Pendidikan yang didasarkan pada spiritualitas dan kearifan Islam (Islamic Spirituality and wisdom-based pedagogy), dengan prinsip-prinsip Pedagogi Spiritual, diantaranya Prinsip Syumuliyyah (komprehensif), Prinsip Takamuliyah (integratif), Prinsip Tawzuniyyah (Keseimbangan), Prinsip Rabbaniyyah (Ketuhanan), Prinsip Rahmaniyyah, dan Prinsip Uswiyyah (Keteladanan).5

“Adapun metode pendidikannya yaitu membersihkan hati dan menjaga niatnya, berdoa memohon bantuan Allah SWT dalam proses pembelajaran, menjadi teladan (uswah hasanah), teaching by hearts, melihat, mengenali, merenungi, dan mempelajari tanda-tanda kekuasaan Allah, serta mengingatkan peserta didik untuk selalu mengingat keberadaan Allah, bertakwa, dan bersyukur kepada-Nya,” pungkasnya.

Penyelenggaraan The 1st UPI International Conference On Islamic Education merupakan hasil kerjasama Departemen Pendidikan Umum FPIPS UPI, Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam FPIPS UPI dan ADPISI atau Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam. Hadir sebagai Keynote Speakers Rektor UPI Prof. Furqon, MA., Ph.D., dan Dr. Fahad bin Matar Alshahrani, M.A., sementara untuk Invited Speakers hadir Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. Pesertanya berasal dari dosen PAI seluruh perguruan tinggi di Indonesia, para guru PAI, mahasiswa SPs UPI, juga mahasiswa S1.

7Kegiatan ini memiliki tema “Pendidikan Islam Menghadapi Tantangan Global”, dilaksanakan dengan latar belakang adanya kegelisahan terhadap pendidikan yang sudah gagal, indikasinya terlihat dari pendidikan yang didukung oleh kemajuan teknologi, ternyata belum memberikan dampak positif justru teknologi yang ada sekarang justru membawa dampak negatif. Diharapkan Pendidikan Islam sebagai solusi untuk menjawab tantangan global tersebut, dan menjadi awal perjuangan menuju Indonesia yang berkeadaban. (dodiangga/azis)

3