Sejarah Nasional Adalah Masa Depan

2

Bandung, UPI

Sejarah nasional adalah masa depan, para sejarawan telah memberi makna dan analisis dalam catatan sejarahnya, namun banyak peristiwa bersejarah yang ditulis oleh sejarawan Belanda karena ada beberapa permasalahan dalam mengajar sejarah Indonesia.

Hal tersebut terungkap dalam New Initiatives for The Teaching History Of Indonesia
(Approaches for the development of thinking skills, synchronize national and local historical events, and living history)
yang dipaparkan oleh  Prof. Dr. H. S. Hamid Hasan, M. A., dalam kegiatan International Seminar On Social Studies And History Education “Promoting Justice And Social World di Auditorium FPIPS Gedung Nu’man Somantri Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (6/10).6

Lebih lanjut dikatakan,”Beberapa permasalahan dalam mengajar sejarah Indonesia, pertama, mahasiswa bingung dengan peristiwa sejarah dan cerita perjuangan bangsanya sendiri. Kedua, siswa belajar sejarah sebagai sesuatu yang final di masa lalu tanpa adanya hubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari, seperti kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan bahkan politik ataupun hal-hal yang mereka alami sehari-hari. Ketiga, masalah yang selalu terulang dalam pembelajaran sejarah adalah perkembangan kemampuan kognitif sangat terbatas pada tingkat pemahaman. Keempat, siswa tidak belajar tentang nilai-nilai dari kepahlawanan atau kesejarahan tetapi hanya berdasarakan nama-nama para pahlawan dan sejarahnya.”

Berdasarkan hal tersebut, maka dikembangkanlah New Initiatives for The Teaching History Of Indonesia atau prakarsa baru dalam mengajar sejarah, yaitu kurikulum 2013,  mengajar keterampilan berpikir, mengajar sinkronisasi, dan living history atau sejarah hidup.

“Isi pengajaran kurikulum 2013 difokuskan pada empat kompetensi inti, yaitu sikap religius, sikap sosial, pengetahuan, penerapan pengetahuan. Fokusnya adalah mengajarkan pengetahuan dan diperluas untuk penerapan pengetahuan, serta memelihara sikap. Dapat dikatakan bahwa kompetensi inti yang tadi disebutkan terdiri dari keagamaan, sosial, pengetahuan, dan aplikasi, sementara pendekatan mengajar terdiri dari mengajar tidak langsung, mengaping, mengajar lagsung atau efek instruksional. Sementara itu, mengajar keterampilan berpikir, diantaranya mengajarkan Chronological Thinking, Diachronic, Synchronic, Cause-And Effect, Space, Time, Historical Events, dan Change And Continuity,” ujarnya.

4Dijelaskannya, adapun keuntungan pembelajaran sejarah diantaranya untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa ke tingkat yang bisa dipergunakan untuk mempelajari peristiwa sejarah dan fenomena sosial-budaya. Siswa akan memiliki pikiran kritis yang dapat digunakan untuk menganalisis informasi yang mereka hadapi sehari-hari. Siswa akan menjadi warga negara yang kritis dan bertanggung jawab. Siswa akan menjadi pelajar yang mandiri. Siswa akan memiliki rasa ingin tahu yang cukup untuk mengarahkannya untuk belajar dan belajar, karena sejarah adalah living history,  sejarah tidak berakhir di masa lalu, terus ada di kehidupan sekarang, artefak sejarah ada dalam kehidupan sekarang.

3Siswa dan masyarakat akan menyadari bahwa mereka adalah bagian dari sejarah. Dalam hal ini, mereka akan mengembangkan apresiasi untuk apa yang telah mereka miliki sekarang ini. Mereka akan mengetahui dan memahami diri bahwa mereka lebih baik, karena mengetahui dan memahami perilaku sendiri, norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, cara berpikir, dan sebagainya. Mereka juga akan mengetahui dan memahami bangsa dan negara mereka jauh lebih baik dari pengalaman di masa lalu, serta akan mengembangkan kolektif memori yang mendalam sebagai bangsa yang lebih baik.

Kesimpulannya, the initiative will improve teaching of national history thinking skills significantly atau inisiatif akan meningkatkan kemampuan pengajaran sejarah nasional secara signifikan. Untuk membuktikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk mengenal dirinya, masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Menyadari bahwa kehidupan sekarang adalah membuat sejarah, kelanjutan dari masa lalu dan yang akan membentuk masa depan,” tutupnya. (dodiangga)

 

5