IPAI Inspiring Forum Mengedukasi Mahasiswa Tentang Mawapres

ipai

Bandung, UPI

IPAI Inspiring Forum (IIF) menyelenggarakan acara Bincang Santai Inspiratif dengan tema “Be Inspired Inspire with Outstanding Student”, Rabu (26/10/2016) di selasar ikhwan Masjid Al-Furqon Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Acara yang dihadiri oleh 50 peserta ini menghadirkan pemateri yang berbeda dengan sebelumnya karena mendatangkan narasumber dari luar Prodi IPAI, yaitu Henna Marini (Pendidikan Bahasa Inggris 2013) yang merupakan Mahasiswa Berprestasi utama UPI 2016.

Menurut Fauziyah Nurjannah selaku ketua pelaksana Bincang Santai Inspiratif dengan tema Mawapres ini diprioritaskan ditujukan untuk mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 meskipun kalau ada angkatan lain yang ingin ikut juga tidak dibatasi. Harapannya setelah mengikuti acara ini, para peserta bisa mengetahui lebih dini apa yang harus dipersiapkan untuk bisa mengikuti kompetisi tahunan ini. Selain memaparkan mengenai apa pengertian Mawapres, pemateri pun memberikan  tips dan trik agar bisa menjadi Mawapres.

“Saya harap teman-teman termotivasi untuk bisa berprestasi. Semoga acara ini bisa memfasilitasi lahirnya mahasiswa-mahasiwa berprestasi berikutnya.” ujar Fauziyah Nurjannah.

Acara ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memperkenalkan kompetisi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) kepada mahasiswa. Hal ini karena pada kenyataannya masih banyak yang belum mengenai kompetisi ini.

Bincang Santai Inspiratif yang dimoderatori Muhammad Irfan Ilmy (Mawapres 3 FPIPS tahun 2016) ini berlangsung sangat menarik. Terlihat dari banyaknya peserta yang bertanya di sesi tanya-jawab. Narasumber menyampaikan pengalaman terkait kesuksesannya meraih peringkat Mawapres utama UPI 2016.

“Ketika ingin menjadi Mawapres harus ada kesempatan dan kesiapan” ujar mahasiswi yang juga dinobatkan sebagai duta bahasa Jawa Barat tahun 2016 ini.

Pernyataan ini membuat peserta penasaran. Kesiapan dan kesempatan seperti apa yang dimaksudkan? Sebelum mengupas tuntas semuanya, Henna mengawali pematerian dengan menjelaskan pengertian Mawapres itu sendiri. Mawapres adalah penghargaan yang diberikan oleh kemenristek DIKTI untuk mahasiswa yang memiliki prestasi baik intra atau ekstra kulikuler.

Sesuai perkataannya di awal, untuk menjadi mawapres harus ada dua kesiapan yaitu mental dan fisik. Kesiapan mental bisa dilakukan dengan mendalami keilmuan sesuai jurusan yang dipilih. Kesiapan fisik erat kaitannya dengan cara memperhatikan asupan yang kita makan agar menunjang kelancaran mahasiswa dalam menjalani berbagai aktivitas seperti akademik, kompetisi, berorganisasi maupun berkegiatan sosial di masyarakat.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mempersiapkan diri mengikuti ajang Mawapres ini, yakni: Pertama, Kuliah dengan benar. IPK diupayakan minimal 3,5. Selain pengetahuan tentang keilmuan sesuai jurusan masing-masing, rajin-rajinlah membaca buku pengetahuan umum lain karena wawasan umum pun sangat dibutuhkan; Kedua, Ikuti organisasi. Organisasi di sini adalah organisasi yang sesuai dengan passion kita agar tidak merasa terbebani dan justru akan sangat enjoy dalam menjalaninya; Ketiga, Ikuti berbagai perlombaan. Lomba yang diikuti hendaknya sesuai dengan concern kita baik itu tingkat regional, nasional bahkan internasional. Jangan sampai semua perlombaan diikuti padahal ada beberapa lomba yang tidak menunjang cita-cita ke depan; Keempat, Buat karya tulis ilmiah. Topik KTI untuk seleksi Mawapres biasanya tidak terlalu beda dari penyelenggaraan di tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dari jauh-jauh hari kita bisa mempersiapkannya mengacu kepada KTI yang dibuat Mawapres sebelumnya sebagai bahan latihan.  Beberapa tips yang bisa dilakukan adalah memilih masalah yang kuat, realistis, dan memiliki data yang valid; Kelima, Menguasai bahasa Inggris atau bahasa PPB lainnya. Ini sangat penting karena dalam menyajikan gagasan dalam KTI harus menggunakan bahasa tersebut; dan Keenam, Tambahan lainnya adalah persiapkan sertifikat organisasi dan kepanitiaan. Usahakan menduduki jabatan yang strategis.

Sebagai closing statement, narasumber berpesan untuk menjalani setiap aktivitas dengan sungguh-sungguh dan maksimal. “Jalani yang ada jangan neko-neko, berikan yang terbaik jangan pernah takut dan jangan terlena oleh pujian” ujar Henna. (Risna Rahmawati, Mahasiswa IPAI 2015)