Batik Geek, Inovasi Baru Produk Budaya Lokal

Bandung, UPI1

Indonesia memiliki keragaman budaya yang dapat dikenalkan kepada dunia. Salah satunya, seperti diluncurkan dua pebisnis muda bernama Afrizan Rahadian dan Nurulita. Mereka menghasilkan produk kolaborasi antara teknologi dan budaya pada Batik Geek yaitu cases handphone untuk smartphone yang berbahan dasar bambu dengan ukiran motif budaya asli Indonesia seperti tokoh wayang, batik, dan motif tribal. Batik Geek dapat dilihat pada stand di Pasar Seni ITB 2014.

Berawal dari pemikiran cemerlang yang muncul dari founder Batik Geek yaitu Afrizan berasal dari Solo berusia 23 tahun tinggal di Bandung yang pada saat itu ia sedang duduk di bangku kuliah di Institut Manajemen Telkom. Ia sedang mendapatkan tugas kuliah membuat business plan. Kemudian direkomendasikan mengikuti lomba kewirausahaan yang diadakan School of Business and Management ITB. Mereka pun meraih juara 2.3

Dari situlah Afrizan dan Nurul mulai merintis usaha dan produknya diterima di pasar sehingga usaha bisnisnya itu bisa dilanjutkan hingga sekarang. Pemikiran cemerlang Afrizan muncul berawal dari dulunya suka traveling, suka melihat motif batik Indoensia yang bagus dan keren.

“Pada saat itu sedang booming motif tribal dari Amerika. Nah kenapa batik tidak bisa booming seperti itu? Dari situlah kita berupaya mengenalkan dan membuat inovasi dari motif batik Indonesia yang sudah bagus menjadi lebih bagus, Ujar Afrizan.

Maka, ia mencoba menyalurkan hobi soal gadget sehingga ia memilih pada produk untuk gadget. Tantangan untuk bisnis ini adalah type handphone, karena tiap tahun dan tiap bulan selalu ada type yang baru sehingga ia harus menyuplai kemauan pasar sesuai tipe handphone. Berawal dengan modal Rp10.000, ia memulai usaha bersama Nurul yang tadinya hanya usaha kecil-kecilan dengan bermain-main dan tujuannya hanya untuk menambah uang saku. Hasilnya hanya cukup untuk uang saku. Namun siapa sangka di tahun 2012, mereka mulai serius dengan melakukan riset dan membuat prototyping produk.2

Setelah melakukan riset lebih dalam, Afrizan dan Nurul menjatuhkan piilihan untuk bahan casenya menggunakan material bambu dengan alasan selain lebih murah dan ramah lingkungan. Bahan bambu bisa memberikan kesan alami dan menonjolkan visi yang ingin dibangun pada produk Batik Geek.

Batik Geek memproduksi case berbahan bambu pada beberapa jenis smartphone, di antaranya untuk seri iPhone, iPad, Samsung Galaxy, dan Blackberry Z10. Semua proses pada saat pembuatannya dilakukan secara fully handmade untuk memastikan kualitas seni ukiran yang terkandung di dalam produknya.

Usaha bisnis Batik Geek ini selain menguntungkan, juga menguntungkan pengrajin di berbagai kota, seperti dari Bandung, Solo, Jepara, dan Yogyakarta. Dari yang hanya meminta modal kepada orang tua Rp 1 juta untuk melakukan business plan, kini omset yang didapat Afrizan pun sangat menguntungkan yaitu Rp 30-60 juta.

Afrizan meraskan keuntungan dari bisnis yang ia kelola yaitu dapat memperkenalkan batik ke dunia lewat gadget. Afrizan berharap, produknya bisa jadi trend ke taraf internasional. Kunci utama kesukseksan, “Fokus usaha, harus bisa mengatur waktu dan jangan terlalu banyak planning, namun juga jangan ceroboh. Harus memperhitungkan segala sesuatunya.”

Namun ia menyarankan agar pebisnis muda tidak terlalu lama menghitung karena akan menghambat kemajuan. Yang terpentign adalah action dan fokus serta perhitungan. Jangan jadikan modal sebagai alasan karena dengan bermodalkan 10 ribu rupiah pun kita bisa sukses” ujarnya. (Selika Meilati, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)