Kurikulum 2013 Dinilai tak Lebih Baik

Bandung, UPIUPI

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013. Pada 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V Sekolah Dasar sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII dan VIII dan Sekolah Menengah Atas Kelas X dan XI. Selama penerapannya, kurikulum 2013 menuai pro dan kontra terutama dari guru sebagai pelaksana utama kurikulum itu sendiri.

Guru SD, SMP dan SMA di Bandung memandang bahwa Kurikulum 2013 tidak lebih baik dari KTSP. Berdasarkan polling yang dilakukan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) terhadap 100 guru SD, SMP dan SMA di Bandung, 37% responden tidak setuju, 2% responden sangat tidak setuju, 25% responden setuju dan 3% responden sangat setuju, sedangkan 33% responden lebih memilih netral terhadap pernyataan bahwa Kurikulum 2013 lebih baik dari KTSP.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 14 orang guru SD, 2 orang menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang tidak setuju, 2 orang setuju dan sisanya memilih netral terhadap pernyataan bahwa Kurikulum 2013 lebih baik dari KTSP. Begitu pula dengan guru SMA, dari 32 orang responden, 14 orang menyatakan tidak setuju, 14 orang memilih netral dan hanya 3 orang yang setuju dan 1 orang yang sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Kurikulum 2013 lebih baik dari KTSP. Namun berbeda dengan SD dan SMA, dari 54 orang responden guru SMP, 18 orang di antaranya setuju, dan 2 orang sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Sisanya, 17 orang menyatakan tidak setuju dan 17 orang lainnya memilih netral.

Pernyataan guru tersebut muncul karena guru mengalami banyak kendala dalam menerapkan Kurikulum 2013. Walaupun 47% responden menyatakan menerima Kurikulum 2013, sebagian besar yakni 61% responden menyatakan mengalami banyak kendala dalam menerapkan Kurikulum 2013.

Kendala yang paling sering dihadapi guru dalam proses penerapan Kurikulum 2013 adalah sistem penilaiannya. Sistem penilaian yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 diambil dari aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku, serta menggunakan skala 1-4. Sebanyak 46% responden menyatakan sistem penilaian tersbut tidak mudah digunakan, 40% menyatakan mudah digunakan, dan sisanya memilih netral.

Kurikulum 2013 memang tidak lebih baik dari KTSP. Namun tujuan utama dibuatnya Kurikulum 2013 adalah untuk memperbaiki kurikulum yang sudah ada. Jika evaluasi dan perbaikan terhadap Kurikulum 2013 terus dilakukan maka tidak menutup kemungkinan Kurikulum 2013 akan lebih baik lagi. (Geby Bayuningtyas, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FPIPS UPI)