UPI Berikan Pelatihan “Grammarly” Kepada Para Penulis di Unisba

Bandung, UPI

Mutu tulisan yang harus diproduki oleh seorang peneliti merupakan suatu yang mutlak harus dipenuhi dan mampu dikomunikasikan dengan tegas serta dapat dimengerti dan dipahami secara praktis di masyarakat. Namun demikian, ada kalanya sebuah artikel atau tulisan seorang peneliti justru tidak dapat dimengerti dan dipahami makna yang terkandung dalam tulisannya tersebut dikarenakan hanya masalah kebahasaan. Memang benar bahwa kenyataan tidak semua penulis memiliki kompetensi dalam bidang kebahasaan yang sama,  ketika mereka harus menuangkan dalam berbagai jenis bahasa. Seperti halnya sebuah tulisan dalam Bahasa Indonesia cukup baik dan dapat dimengerti makna dan inovasi temuan hasil penelitiannya, namun ketika diterjemahkan ke Bahasa Asing yang bukan pakarnya dalam bidang bahasa tersebut apalagi tidak memahami konteks dari tulisan tersebut maka produk akhir sebuah tulisan akhirnya menjadi lain, atau tidak sesuai dengan harapan peneliti itu sendiri.

Fenomena tersebut sampai saat ini masih dirasakan sebagai suatu yang menjadi tantangan bagi sebagian penulis artikel untuk jurnal internasional. Dengan demikian para pimpinan universitas, dan lembaga terkait mulai memikirkan strategi yang pas untuk membekali para penulis dari kalangan akademisi, peneliti yang selama ini telah mampu meneliti dengan baik, menuliskan laporannya dengan baik, serta menuliskan artikel dalam bentuk Bahasa Indonesia dengan baik pula, selanjutnya diberikan fasilitasi atau pendampingan untuk mampu menuliskan artikelnya tersebut ke dalam bahasa asing seperti bahasa Inggris dengan baik pula. Inilah filosofis semua pengambil kebijakan dari sejumlah universitas untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para dosennya sebagaimana yang dilakukan oleh UPI dan UNISBA. Melalui proses pendampingan penulisan dan terjemahan aspek kebahasaan dari naskah yang ada ke dalam Bahasa Inggris, maka ada satu kegiatan yang cukup bermanfaat bagi para penulis pemula dalam menyiapkan naskah artikel Bahasa Inggris yang harus dimiliki, yaitu penguasaan aplikasi open source “ Grammarly”.

Aplikasi ini cukup membantu para penulis dalam hal checking ketatabahasaan dalam bentuk bahasa asing khususnya Bahasa Inggris, dan juga membantu untuk menguji tingkat kesamaan kata “ Simmilarity” dari tulisan artikel yang dihasilkan oleh para peneliti di perguruan tinggi. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para fasilitator dari UPI yang dikoordinir oleh Deni Darmawan bersama tim di lingkungan UNISBA pada hari Senin-Selasa (13-14 Maret 2017) lalu. Selama proses pelatihan Grammarly ini maka antusias dari peserta untuk mengikuti dan menguasai cara kerja aplikasi Grammarly ini cukup tinggi, demikian disampaikan oleh Wakil Rektor Unisba (Dr. H. Rachmat CH. M.Eng).

Pelatihan diikuti oleh 110 peserta yang telah memiliki Account Premium dari Vendor grammarly group.com dari USA dengan masa berlaku akses selama 1 tahun. Menurut Warek 1 Unisba hal ini sangat penting guna mendorong para peneliti untuk tidak ragu lagi menuliskan artikelnya dalam bahasa asing karena secara otomatis penyempurnaan tulisan akan dibantu oleh kegiatan fasilitasi dari UPI dengan dukungan perangkat open source aplikasi grammalry. Pelatihan tersebut dilaksanakan di Aula Pascasarjana UNISBA, jumlah peserta yang mengikuti pelatihan tersebut berasal dari 32 Program Studi yang selama ini sangat berpotensi untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu.

Lebih lanjut Wakil Rektor 1 Unisba menegaskan bahwa proses pendampingan ini akan terus bermitra dengan UPI sampai para peneliti dan penulis artikel jurnal internasional dari Unisba mampu menghasilkan tulisan yang bermutu dan mampu menembus jurnal internasional yang bereputasi tinggi pula. Sebagai bentuk tindak lanjut dari pelatihan hari senin-selasa tersebut pada hari Jum’at 16 Maret 2017 Unisba melakukan sosialisasi dan sekaligus pendampingan mengenai trik mengenal dan menembus jurnal internasional, pembuatan profil para dosen di goggle scholar, serta tahapan mensitasi ID penulis artikel pada SINTA. Dengan demikian materi pendampingan yang telah diberikan dari fasilitator UPI ini akan menjadi Role Model bagi para tutor dan pengelola publikasi jurnal di lingkungan Unisba untuk beberapa waktu ke depan.

Di sisi lain aktivitas kedua universitas ini dapat dijadikan contoh bagi universitas lainnya dalam hal menyikapi terbitnya UU. No. 20 Tahun 2017 berkenaan dengan insentif dosen di Indonesia. Semoga UPI dapat menjadi pionir dalam menyikapi secara positif dan produktif sesuai dengan potensi yang selama ini telah dimiliki. Sebagai wujud dari penerapan semboyan “ Leading and Outstanding” maka pelatihan yang diberikan kepada Unisba ini dapat menjadi  wujud nyata keunggulannya dari universitas-universitas lain, khususnya dalam bidang peningkatan jumlah publikasi, penulis dan juga para tutor dan fasilitator dalam bidang tersebut. (DD/DN)