Mengadopsi Karakter Nobita di Jepang

Oleh :

Ahmad Dahidi

Pemerintah Jepang melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Monbukagakusho) sedang mefokuskan diri dalam pendidikan karakter dengan menetapkan karakter Nobita dalam film kartun Doraemon akan dijadikan salah satu materi ajar budi pekerti bagi siswa di sekolah dasar. “Mari kita pikirkan untuk mencermati dan mengkaji nilai kehidupan yang baik, yang dicerminkan oleh Nobita”, kira kira seperti itu terjemahan artikel yang saya baca di web asahi.com edisi 10 April 2017.

Siapa yang tidak kenal dengan Doraemon, Anpaman,dan Chibimaruko chan. Dijelaskan Wikipedia bahwa Doraemon adalah judul sebuah manga dan anime yang sangat populer sejak Juni 1969, dikarang oleh Fujiko F. Fujio. Manga ini berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobita yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial yang akan terjadi pada masa depan yang disebabkan karena kebodohan Nobita. Setelah gagal dalam ulangan sekolahnya atau diganggu oleh Gian dan Suneo, Nobita selalu mendatangi Doraemon untuk meminta bantuannya. Doraemon biasanya akan membantu Nobita dengan menggunakan peralatan-peralatan canggih dari kantong ajaibnya. Peralatan yang sering digunakan misalnya “Baling-baling Bambu” dan “Pintu ke Mana Saja”. Sering kali, Nobita keterlaluan menggunakan peralatannya dan malah terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar. Khusus karakter Nobita ini yang muncul di film kartun Doraemon, Pemerintah Jepang melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Monbukagakusho) telah menetapkan keputusan yang isinya kisah Nobita ini akan dijadikan materi ajar untuk mata pelajaran Budi Pekerti (Jepang: dotoku kyoukasho) dan akan diterapkan tahun pelajaran 2018 mendatang. Karakter animasi lainnya seperti Anpaman, Chibikomarukochan dll. pun demikian.

Pada tanggal 24 Maret 2017 ini merupakan titik awal diterapkannya kebijakan tersebut. Alasan pemerintah Jepang mengadopsi karekter Nobita, Anpaman, dll. ini disebabkan pemerintah Jepang menilai bahwa karakter tersebut sangat familier di kalangan anak-anak Jepang. Dengan demikian diharapkan menjadi bahan pemikiran bagi dunia pendidikan dasar di Jepang, lalu bisa diadopsi oleh para siswa agar mereka mampu mengambil nilai-nilai kehidupan yang baik dari cerminan karakter tersebut. Pada salah satu buku ajar yang diterbitkan oleh Nihon Bunkyo Shuppan, dimuat sebuah judul “Nobita ni Manabou ‘Mari belajar dari Nobita’. Dalam salah satu episode Nobita, dikisahkan bahwa Nobita tidak pandai berolahraga dan tidak suka belajar, apa apa yang dia lalukan, pada akhirnya selalu gagal. Namun di samping terdapat kelemahan dalam diri Nobita, sebenarnya terdapat pula cerminan yang baik. Nobita selalu jatuh bangun, namun dia sangat baik dan ramah kepada siapa pun, dan dia mempunyai hati yang hangat. Lalu, dalam buku tersebut diilustrasikan gambaran kebaikan Nobita, dan diharapkan dengan gambaran tersebut siswa SD Jepang bisa menilai dan mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi mereka untuk masa depan mereka.

Sementara Anpanman adalah cerita bergambar dikarang oleh Yanase Takashi. Dari karya Takeshi ini telah melahirkan berbagai jenis karakter Anpaman baik berupa film animasi, komik, softgame, mainan, gantungan kunci, dll. Bahkan, cukup lama ditayangkan di televisi Jepang. Tahun 2016, di Kabupaten Kochi, telah didirikan museum Yanase Takashi, yang isinya memamerkan Anpaman ini. Bahkan di tempat lainnya di Jepang (kurang lebih 5 tempat) telah didirikan musium Anpaman bagi anak anak.

Selanjutnya, Chibi Maruko-chan adalah serial anime yang diangkat dari manga populer yang dikarang Momoko Sakura, dan juga nama panggilan untuk tokoh utama berupa anak perempuan berusia 9 tahun kelas 3 sekolah dasar. Pesan yang diambil dari tokoh ini dan diuraikan dalam buku tersebut yaitu berkaitan dengan karakter Chibimaruko chan dalam berteman, cara-cara Chibimaruko chan dalam menghindari bully dari teman temannya. Kisahnya bertemakan komedi kehidupan sehari-hari anak SD berdasarkan pengalaman masa kecil pengarangnya. Chibi Maruko-chan juga dijadikan serial drama dengan pemeran cilik Ei Morisako (generasi pertama) dan Ayaka Itoh (generasi kedua).

Karakter animasi lainnya yang dilirik dalam dunia pendidikan dasar di Jepang adalah buku terbitan Kobun Shoin mengangkat karakter kartun Chibimaruko chan. Sedangkan Astro Boy atau Tetsuwan Aomu dikenal juga dengan nama Atom Boy adalah seri anime yang 1952 hingga 1968, sedangkan anime-nya diputar pada tahun 1963-1966. Di Indonesia, manga-nya pernah diterbitkan dengan judul Atom Boy. Demikian sekilas info upaya pemerintah Jepang, khususnya bagi siswa di sekolah dasar dalam rangka menstranfer nilai-nilai kehidupan di dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan memanfaatkan dan mengadopsi sifat dan karakter pemeran utama yang mucul di dalam komik atau anime Jepang. Bagi pembaca yang ingin mengetahui artikel terkait, bisa dibaca di http://www.asahi.com/.