Kolaborasi Aksi Berbagi Melalui “Ngariung”

Bandung Barat, UPI

Dalam rangka menyebarkan semangat berbagi untuk kalangan yang membutuhkan, Garis tawa, sebuah komunitas sosial yang diinisiasikan oleh tujuh mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI melakukan kolaborasi aksi berbagi dengan tema Ngariung (Ngabuburit Ceria Jeung Gembira) bersama Hope for the Future (HFTF) dan Sebung Bandung. Aksi sosial berupa penggalangan bantuan dana, baju layak pakai serta alat tulis tersebut, dimeriahkan pula dengan kegiatan buka bersama dengan 209 anak-anak di Pondok Pesantren Al-Furqon Parongpong Lembang. Senin, (12/6).

Pemilihan lokasi aksi sosial di Pondok Pesantren Al-Furqon ini, berkaitan dengan kondisinya yang dirasa masih kekurangan dan membutuhkan uluran tangan. Ponpes yang berada pada satu wilayah ini merupakan asrama sekaligus tempat pendidikan bagi sekitar 209 anak-anak setingkat Sekolah Menengah yang mayoritas dari kalangan dhuafa serta tidak mempunyai orangtua. Selain kondisi sarana prasarana yang minim, Ponpes tersebut juga belum memiliki donator tetap untuk menghidupi ratusan anak-anak yang berada di dalamnya. Sehingga, salah satu tujuan dari Ngariung ini adalah memberikan bantuan setidaknya kebutuhan primer yang dapat segera tersalurkan.

“Tujuan Ngariung ini adalah meringankan beban pesantren yang setiap harinya harus menyiapkan santapan berbuka bagi 209 anak-anak ketika bulan ramadhan, karena mereka diberi beasiswa full oleh pihak pesantren. Selain itu, Ngariung ini juga memberi kesempatan silaturahmi antara relawan dengan anak-anak pesantren yang mayoritas tidak memiliki keluarga, supaya mereka tahu masih banyak yang peduli. Selain itu, Ponpes juga ini memiliki banyak murid, kebanyakan kaum dhuafa, tidak memiliki donatur tetap dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan primernya,” kata Wine Anita Tesa, ketua pelaksana kegiatan.

Selain kolaborasi tiga komunitas di Bandung, Ngariung juga melibatkan para relawan se-Bandung raya. Salah satunya adalah Apprilia Rosandi, mahasiswa Universitas Padjajaran. Ia mengaku bahwa keikutsertaannya sebagai relawan Ngariung merupakan keinginannya untuk bisa berbagi dan belajar kepedulian dari berbagai komunitas yang juga terlibat dalam kegiatan.

“Kalau dari pribadi aku, awalnya kenapa aku memutuskan ikut, karena aku ngerasa salah satu purpose aku dalam hidup tuh aku pengin ngasih manfaat seenggaknya walau sedikit ke orang lain. Pas aku liat acara Ngariung, aku rasa ini relevan juga sama keinginan aku. Aku pengin liat gimana sebenarnya baksos-baksos yang diselenggarakan sama komunitas-komunitas, pengin coba involve langsung,” katanya.

Kegiatan sosial yang dikemas dengan games edukasi ini, berjalan lancar dan mendapat sambutan hangat dari pihak ponpes. “Alhamdulilah anak-anak menikmati semua dan rekan-rekan (panitia dan relawan – red) juga baik-baik. Kalau saya pribadi selalu menilai orang dari sisi positifnya, jadi apa yang dilakukan rekan-rekan ini baik ya saya pun senang ternyata di luar sana masih ada yang mau bantu kami di sini,” ucap Cecep, Pengurus Ponpes Al-furqon Parongpong Lembang.

Rencananya kegiatan sosial yang berlangsung di Ponpes Al-Furqon tersebut, tidak hanya akan berhenti di Ngariung. Namun, akan dilanjutkan dengan rekruitmen pengajar bagi anak-anak  tingkat SMP dan SMA di Ponpes Al-Furqon dengan mengajar mata pelajaran sekolah. Selain itu, juga akan kembali dilakukan penggalangan dana untuk pemenuhan sarana prasarana pendidikan bagi mereka. (Nurul Nur Azizah)