Budaya Modern Lebih Berkembang Dibanding Budaya Tradisional

Bandung, UPI

NET
NET

Hasil penelitian yang dilakukan beberapa mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UPI pada November 2014 menyatakan 78%  responden (baik laki-laki maupun perempuan) setuju bahwa budaya modern lebih berkembang dibandingkan dengan budaya tradisional.

Penelitian tersebut dilakukan kepada 50 responden yang  berasal dari lingkungan akademik ilmu sosial dan ilmu alam. Mereka diteliti untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya modern di kalangan anak muda sehingga budaya tradisional mulai terkikis. Mereka adalah mahasiswa dari jurusan Pendidikan Kimia (untuk lingkungan akademik Ilmu Alam) dan Jurusan Pendidikan Ekonomi (untuk lingkungan akademik ilmu sosial).

Baik dari lingkungan ilmu alam maupun ilmu sosial responden di dominasi oleh perempuan. Ada 39 orang responden berjenis kelamin perempuan. Kemudian laki-laki hanya 11 orang. Responden dari kedua lingkungan akademik tersebut berkisar dari usia kurang dari 18 tahun hingga lebih dari 18 tahun.

Di samping hadirnya budaya modern yang menggeser kebudayaan tradisional, ada pula budaya tradisional yang sedikit demi sedikit bertransformasi menjadi lebih modern tanpa menghilangkan ciri khasnya.

Perubahan budaya yang sangat cepat juga tidak terlepas dari peran media massa. Media massa saat ini terlalu banyak mengekspos hal-hal yang berkenaan dengan budaya modern saja. Sebanyak 23 responden menyatakan setuju bahwa media massa terlalu mengekspos budaya modern ketimbang budaya tradisional.

Sayangnya, disaat media terlalu mengekspos budaya modern, hampir setengahnya pula dari responden atau sekitar 36% menyatakan lebih tertarik mencari informasi yang berkenaan dengan budaya modern. Meski tidak melebihi setengah dari responden, keadaan ini tetap mengkhawatirkan. Pasalnya mereka yang lebih tertarik mencari informasi tentang budaya modern diprediksi akan terus bertambah. Sedangkan pencari informasi yang berkenaan dengan  budaya tradisional akan terus terkikis karena terpengaruh oleh media yang kian gencar menghadirkan berbagai hal yang kekinian. Padahal mereka yang senang mencari informasi akan budaya tradisional dapat turut berperan mempertahankan eksistensi budaya tradisional di kalangan anak muda. (Miyanti, Mahasiwa Jurusan Ilmu Komunikasi, FPIPS, UPI)