Membuka Potensi Ekonomi Masyarakat Desa Melalui KRIUKS

Sumedang, UPI

Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia 2017  yang berada di Desa Situmekar menggagas pelatihan kriya yang diberi nama KRIUKS (Kreasi Unik dari Barang Bekas), yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2017, bertempat di Aula Desa Situmekar, Sumedang.

Kegiatan ini diinisasi dengan melihat potensi yang ada di desa Situmekar yang tidak diberdayakan dengan baik. Seperti tumpukan jerami yang diangkut ataupun teronggok begitu saja nampak elok di atas bentangan sawah yang mulai mengering. Biasanya, petani di Desa Situmekar memanfaatkan jerami hanya untuk pakan ternak saja, khususnya sapi. Menyadari potensi perekonomian yang dapat diperoleh dari jerami, ditambah dengan sedikit teori yang didapatkan saat di kelas.

Dengan diikuti oleh peserta yang berasal dari kalangan masyarakat Desa Situmekar, yang tergabung dalam kelompok ibu-ibu PKK (Pos Pemberdayaan Keluarga), kegiatan KRIUKS ini memanfaakan barang bekas sebagai bahan dasar pembuatan kotak tisu. Barang bekas tersebut meliputi kotak elektronik bekas berukuran 15 x 30 cm, jerami, dan kain tak terpakai, yang kemudian bahan-bahan tersebut digabungkan menjadi sebuah kotak tisu yang unik. Masyarakat Desa Situmekar sendiri sangat menyambut baik diadakannya pelatihan kriya ini, karena memang selama ini masyarakat setempat hanya menggunakan jerami  sebagai pakan ternak sapi, sedangkan kain bekas pakai hanya digunakan sebagai kainpel.

Menurut ibu Uka, ketua Ibu PKK (Pos Pemberdayaan Keluarga) Desa Situmekar, “diadakannya pelatihan ini sangat membantu kami masyarakat Desa Situmekar karena memang selama ini masyarakat di desa kami menggunakan jerami itu hanya untuk makanan sapi dan kain bekas pakai bahkan kami buang, setelah adanya pelatihan ini, kami bisa membuat kotak tisu yang akan disimpan di ruang makan maupun ruang tamu. Selain bentuknya yang klasik dan simpel, juga terlihat sekali keartistikannya”.

Diharapkan dengan adanya Pelatihan Kriya membuat kotak tisu ini bisa membantu masyarakat, khususnya ibu-ibu, untuk memanfaatkan barang bekas  (jerami dan kain bekas pakai) menjadi bernilai seni bahkan ekonomi. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi jembatan bagi para mahasiswa untuk menerapkan ilmu ataupun teori yang didapat selama dibangku perkuliahan kepada masyarakat luas, karena pada hakikatnya mahasiswa berasal dari masyarakat dan akan kembali kepada masyarakat. (Leli Rahmawati, PKn UPI-2014)