Model “Teaching Factory 6 Langkah” Mulai Diterapkan di Jabar

Bandung, UPI

Model Pembelajaran Teaching Factory Enam Langkah (Model TF-6M) mulai diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Barat mulai tahun ajaran 2017/2018. Tahap awal, Model TF-6M ini dilaksanakan di 36 SMK mewakili 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Selanjutnya Model TF-6M diharapkan diterapkan di SMK-SMK yang memenuhi syarat di seluruh wilayah Indonesia. Di akhir penerapan program Model TF-6M ini siswa akan memiliki kemampuan kompetensi vokasional yang terstandar, berjiwa entrepreneur dan memiliki “prakarya” entrepreneur berbasis gladi web atau gladi peta.

Dalam implementasinya Model TF-6M ini memadukan sejumlah mata pelajaran produktif lanjut dengan mata pelajaran kewirausahaan yang dilakukan dalam blok waktu yang sekaligus sebagai pelaksanaan Prakerin (Praktik Kerja Industri) dilanjutkan dengan Uji Kompetensi dan diakhiri dengan mengembangkan prakarya entrepreneur berbasis Gladi Web/ Gladi Peta.

Demikian diungkapan Dosen Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Dr. H. Dadang Hidayat Martawijaya, M.Pd  pemilik Hak Cipta Model TF-6M, di Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, usai bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si. belum lama ini.

Dadang Hidayat M yang juga Ketua Asosiasi Dosen dan Guru Vokasi Indonesia (ADGVI) Jawa Barat, ini lebih lanjut menjelaskan bahwa Model TF-6M merupakan model yang mengembangkan kemampuan softskill dan hardskill siswa yang sekaligus mengembangkan jiwa entrepreneur melalui siklus 6 langkah. Enam langkah dalam satu siklus kerja tersebut terdiri atas (1) Menerima Pemberi Order; (2) Menganalisis Order; (3) Menyatakan Kesiapan Mengerjakan Order; (4) Mengerjakan Order; (5) Melakukan Quality Control; dan (6) Menyerahkan Order. “Melalui langkah-langkah implementasi Model TF-6M, diharapkan terkembangkannya potensi siswa dalam bentuk kecakapan personal, sosial, akademik dan vokasional secara terpadu.” kata mantan Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan (Prodi PTK) Sekolah Pascasarjana UPI ini.

Rencana Implementasi Model TF-6M di Jawa Barat diawali dengan dilaksanakannya Workshop Penyelenggaraan Teaching Factory bagi Guru SMK tahun ajaran 2017 yang dilaksanakan di Hotel Narima Indah Lembang, 12-15 Juli 2017. Workshop tersebut dibuka oleh Kadisdik Provinsi Jabar dilanjutkan dengan penyampaian kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Teaching Factory di SMK dilanjutkan dengan kebijakan seksi kurikulum dan penialain bidang pendidikan menengah kejuruan yang masing-masing disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Disdik Jawa Barat. Agenda workshop dilanjutkan dengan (1) Pengenalan konsep Model TF-6M; (2) Implementasi; dan (3) Penyusunan program implementasi Model TF-6M, oleh tim yang terdiri dari Dr. H. Dadang Hidayat Martawijaya, M.Pd; Dr. Cucu Sutianah, S.Pd., M.Pd dan Dra. Wiwi Siti Zawiyah. Workshop yang diikuti oleh 36 sekolah yang masing-masing terdiri dari Kepala Sekolah, satu orang Guru Produktif dan satu orang Guru Kewirausahaan, menghasilkan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan menjadi pedoman dalam melaksanakan implementasi Model TF-6M.

Lebih lanjut Dadang Hidyat M menjelaskan, ”dalam mengimplementasikan Model TF-6M, (1) Guru dan siswa harus sepakat tentang perubahan manajemen/iklim sekolah menjadi manajemen/iklim industri, (2) Kebijakan Kepala Sekolah yang mendukung; (3) Sekolah harus dilengkapi sarana praktik yang terstandar; dan (4) Proses Model TF-6M  harus dilaksanakan dalam blok waktu yang cukup dan sekaligus sebagai Praktik Kerja Industri (Prakerin). Tiga unsur yang terlibat dalam proses pembelajaran Model TF-6M yaitu: (1) Siswa yang memerankan sebagai pekerja; (2) Guru yang berperan sebagai asesor, konsultan, fasilitator dan sekaligus sebagai penanggung jawab keseluruhan program pembelajaran; dan (3) Pemberi/pemilik order baik dari industri, dari perseorangan atau dari sekolah sendiri.”

“Implementasi Model TF-6M harus dilaksanakan dalam blok waktu pada semester 4 dan 5 dengan mengikuti langkah-langkah standar implementasi Model TF-6M. Hal ini harus tergambarkan pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai pedoman sekolah dalam melakukan langkah-langkah persiapan pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan program implementasi Model TF-6M,” ungkap Dadang. (Dodi Angga/Humas UPI)