Kabumi dan FPSD UPI Tampilkan Pagelaran Kolosal Ramayana di Mumbai

Bandung, UPI

Consulate General of The Republic of Indonesia atau Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), di Mumbai, India, Saut Siringoringo melakukan kunjungan ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (23/8/2017).

Konjen Ringo mengatakan,”Kunjungannya ke UPI merupakan kunjungannya yang ke-2, hal ini dilakukan terkait pengecekan kesiapan tim UKM Kabumi dan FPSD UPI yang akan tampil dalam pagelaran kolosal Ramayana di Mumbai, India, termasuk mempersiapkan hal-hal non teknis seperti undangan.”

Lebih lanjut dikatakan, KJRI Mumbai memilih UPI karena terkesan akan penampilan yang pernah dibawakan oleh UKM Kabumi beberapa tahun ke belakang. UPI juga merupakan cermin dari kemajemukan Bangsa Indonesia. Bagaimana agama Hindu telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, ini tidak bisa kita pungkiri, dan budaya India sudah sangat familiar.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada UPI karena mau menampilkan Ramayana di India. Ramayana perlu ditampilkan secara kolosal tidak perlu ada penggalan. Perlu diketahui,  jika yang menampilkannya orang Bali maka tidak akan terasa perbedaannya. Kita ingin memperlihatkan bahwa tidak ada masalah dengan kemajemukan,” ungkapnya.

Saya sangat terkesan dengan penampilan Kabumi sebelumnya, tegasnya. Saya tidak ada keraguan terhadap umat muslim yang menampilkan Ramayana, mereka tidak tahu bagaimana caranya hal ini bisa terjadi.

“Orang-orang India sangat antusias terhadap Indonesia, dalam pengamatan kami, wisatawan India ke Indonesia naik dan terus dalam peningkatan. Saat ini ada 3 kali penerbangan dari India ke Indonesia diperkirakan terdapat 300 juta orang wisatawan per tahun,” paparnya.

Kembali ditegaskannya, bahwa Ramayana perlu dilihat oleh orang India asli. Pertunjukan ini sifatnya invitation based, tapi seluruh masyarakat India perlu tahu akan adanya pagelaran ini. Pihak KJRI pun akan mengundang Kalangan bollywood, para akademisi, birokrat, dan chief minister kurang lebih sebanyak 100 orang India asli, ini juga sebagai sarana brainwashed masyarakat India bahwa Indonesia adalah negara aman.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya FPSD UPI Dr. Trianti Nugraheni, M. Si., mengatakan,”Awal kerja sama ini dimulai ketika Pak Ringgo terkesan dengan penampilan UKM Kabumi yang tengah melakukan pagelaran di Polandia, nah sekarang beliau bertugas di India, ingin mengulang sukses yang serupa.”

UPI dipilih karena UPI sangat qualified, katanya, karena mempunyai kompetensi pertunjukan tingkat internasional, mempunyai sumber daya manusia dari kalangan mahasiswa, hal ini yang menjadi nilai plus, ditambah statusnya mayoritas muslim. Khususnya warga Jawa Barat, sangat nampak religiusnya dan akan terlihat dari kostum yang dipakainya. Atas dasar tersebut nampaknya karakteristik UPI memenuhi kriteria yang diinginkan.

Lebih lanjut diungkapkan,”Ini merupakan sarana promosi bagi FPSD, bagi UPI, dan bagi bangsa Indonesia. 30 anggota tim kolaborasi Kabumi dan FPSD ini sebagai barometer, untuk publikasi tentang kemampuan UPI dan potensi UPI. Tim sudah latihan dari bulan Juni dan pematangan konsep di bulan Mei, mereka yang terpilih semuanya melalui proses audisi oleh UPT Kebudayaan. Kita akan menampilkan ciri khas yang dapat dilihat dari baju atau kostum, bahasa mengunakan Bahasa Sunda, serta garapan musik yang menggunakan musikalitas buhun atau kuno, musik bambu, angklung, dan arumba.”

Pagelaran dimainkan dalam 3 babak, di babak pertama dikisahkan kondisi Kerajaan Ayodhya yang tidak kondusif karena Rama kehilangan Shinta, Rama sangat gelisah, dan meminta prajurit dan sekutunya (prajurit kera) yang berani mengemban tugas ini pergi ke Kerajaan Alengka untuk mengetahui konsdidi Shinta.

Babak 2 mengisahkan Anoman yang berada di Kerajaan Alengka, diketahuinya Shinta sedang dirayu Rahwana dan saking kesalnya karena Shinta terus menolak maka Shinta akan dibunuh, tetapi masih dihalangi. Ketika Rahwana pergi, datanglah Anoman menemui Shinta seraya memberikan titipan cincin dari Ramayana, dan ingin mengetahui kondisi terakhir dari Shinta apakah masih hidup, suci, dan setia, jika masih, maka Rama akan merebut kembali Shinta dari Rahwana. Pada saat itu, Anoman ketahuan Rahwana, kemudian tertangkap dan ekornya dibakar, tapi dengan kesaktiannya Anoman mampu memporakporandakan Kerajaan Alengka, bahkan bisa meloloskan diri dan pergi dari Alengka, dan sampai ke Kerajaan Ayodhya lagi. Kemudian dikabarkannya bahwa konsisi Shinta dalam keadaan baik, dan titipan sudah disampaikan, serta adanya keinginan dari Shinta yang ingin kembali lagi, maka dengan demikian Ramayana dan Anoman akan pergi ke Kerajaan Alengka untuk menyelamatkan Shinta. Dan di babak ke-3 diceritakan perang besar, dan kemenangan di pihak Ramayana, akhirnya merekapun kembali Kerajaan Ayodhya. (Dodiangga)