Poster, Media Solidaritas yang Terabaikan

Oleh DESI DESANTI

(Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FPIPS, UPI)

NET
NET

SETIAP manusia pasti berkomunikasi. Tidak mungkin seseorang tidak berkomunikasi, walaupun komunikasi dengan dirinya sendiri. Seseorang berkomunikasi dengan tujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara sesama manusia, baik individu maupun dengan kelompok, seperti salah satu fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial. Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2008), menyebutkan tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.

Manusia dapat menggunakan berbagai macam alat komunikasi. Kita jumpai dewasa ini media komunikasi yang paling banyak dipergunakan adalah media massa elektronik, seperti televisi. Sebagai media dalam berkomunikasi, televisi bisa menjadi sangat efektif atau mungkin bisa menjadi kurang efektif tergantung pemanfaatan dan penggunaannya oleh masing masing individu. Selain itu, ke-efektifan televisi juga masih dipertanyakan dan apakah penggunaannya sesuai dengan yang seharusnya. Belum tentu juga semua kalangan dapat menikmati televisi, yang notabennya sebagai media dalam berkomunikasi. Dilihat dari mayoritas masyarakat yang memilikinya, televisi dapat menjadi media pemersatu bangsa.

Selain televisi, ada alat atau media komunikasi lain yang lebih efektif dan tepat sasaran. Apalagi dalam membangun komunikasi yang baik dalam membentuk solidaritas kebersamaan dalam lingkup nasional maupun internasional. Poster adalah media dalam berkomunikasi yang dinilai cukup tepat sasaran dalam mempersuasi dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Media komunikasi yang seringkali diabaikan padahal memberikan pesan yang sangat bermakna dan mendalam.

NET
NET

Seringkali poster dianggap sebagai “kotoran tembok” atau “ajang promosi” semata. Memang, tidak dipungkiri ada sebagian poster yang memang bertujuan hanya sebagai ajang komersial tanpa terlalu dipedulikan pesan yang akan disampaikannya. Tetapi bukan berarti kita dapat menilai atau menjudge poster secara umum. Maksudnya adalah ketika kita melihat sebuah atau sekumpulan poster yang tertempel atau dipajang dipinggir jalan, kita langsung berekspektasi bahwa poster itu sama seperti poster yang lainnya. Karena tidak semua poster, tidak dapat menyampaikan suatu pesan yang bermakna. Sebagai alat dan media dalam berkomunikasi yang dinilai paling mudah dalam mempersuasi dan tepat sasaran dalam menyampaikan pesannya, poster sebaiknya dipergunakan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Poster adalah media komunikasi paling murah dan “low profile. Mengapa? Karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, poster paling mudah ditemui, paling dekat dengan masyarakat dan yang paling penting untuk mendapatkan sebuah pesan dalam komunikasi, masyarakat menikmati poster dengan gratis. Poster menjadi alat dan media komunikasi yang dapat membangun solidaritas masyarakat ke arah dalam dan menjadi satu.

Misalkan adanya poster perlombaan untuk acara memperingati kemerdekaan Indonesia atau sering disebut acara 17 Agustus-an. Masyarakat bersama-sama mengikuti perlombaan itu. Itu menandakan pesan yang disampaikan oleh poster tersebut tepat sasaran dan efektif. Pesan langsung dapat diterima oleh masyarakat. Disini poster juga membuktikan fungsinya sebagai media komunikasi pemersatu bangsa.

Kebanyakan masyarakat melihat poster dari sisi fisiknya saja. Maksudnya, memang poster bukanlah satu-satunya media komunikasi ramah lingkungan bahkan tidak termasuk kategori seperti itu. Mengingat banyak poster yang sering ditempel disepanjang tembok di pinggir jalan atau ditempelkan kepada pohon. Ini memang merusak dan tidak ramah lingkungan. Tetapi dilihat dari sisi lain, poster sangat membantu dalam membentuk ketertarikan masyarakat untuk terus “ke dalam”.

Poster yang dapat membangun solidaritas dan ketertarikan “ke dalam” seharusnya adalah poster dengan bahasa yang mudah dipahami, pesannya jelas dan menggunakan bahasa yang sopan. Jangan membuat poster dengan bahasa yang memprovokasi dan dapat membuat perpecahan atau keributan dalam masyarakat. Sayang sekali poster banyak diabaikan dewasa ini. Poster sering dianggap tidak menarik dengan “menjual” bahasa-bahasa yang terkesan dilebih-lebihkan.

Dalam era globalisasi ini, kemajuan teknologi telah berkembang pesat dan merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa. Tidak jarang media komunikasi konvensional seperti poster inilah yang sering dilupakan dan hilang begitu saja. Bahkan sudah jarang sekali masyarakat yang melirik, melihat atau bahkan membaca sebuah poster. Padahal banyak sekali jenis poster yang dapat menjadi daya untuk pemersatu bangsa, tetapi karena jarang dilihat dan sudah terimage sebagai “pengotor tembok”, poster sudah jarang diminati terlebih lagi dengan image bahwa pesan yang disampaikan poster kurang menarik.

Poster juga dapat dibuat lebih menarik dengan menambahkan ilustrasi atau gambar yang relevan tentunya. Ada beberapa poster sindirian yang biasanya sering muncul bertulisakan seperti “awas preman teriak preman!” atau “mau nonton badut? Pergi aja ke Senayan”. Tanpa diberi penjelasan pun kita langsung dapat menangkap maksud sindiran itu kepada siapa dan apa maknanya. Inilah yang diharapkan dari fungsi poster sebagai media komunikasi yang dapat mempersatukan bangsa.

Pesan yang disampaikan poster kepada masyarakat dapat berupa ajakan, himbauan atau larangan terhadap sesuatu. Dengan menggunakan bahasa yang ringan, singkat dan mudah dipahami poster sudah dapat mempersuasi dan menyatukan masyarakat. Contohnya saja poster yang bertuliskan “kebersihan sebagian dari iman”, yang intinya mengajak kita untuk terus menjaga kebersihan dimanapun kita berada. Pesan dalam poster tersebut dapat mempersuasi masyarakat untuk saling mengingatkan dalam menjaga kebersihan.

Kesimpulannya, poster adalah salah satu media dan alat komunikasi yang dapat menyatukan bangsa ini (masyarakat). Dengan pesan yang disampaikan poster masyarakat dapat berfikir dan beropini dengan maksud agar masyarakat lebih bisa berbaur dengan yang lainnya. Pesan yang disampaikan oleh poster dipertegas dan diperjelas dengan didukung ilustrasi dan gambar yang relevan, sehingga pesan dari poster dapat diterima dengan jelas oleh masyarakat.

Sebagai media yang paling mudah ditemui dan ‘bermasyarakat’, poster dapat menjadi sangat efektif jika kehadirannya lebih diperhatikan oleh masyarakat. Diharapkan poster lebih memunculkan inovasi baru, seperti menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan dan tidak mengotori, poster lebih eye-catching dan pesan yang terkandungnya dapat lebih menyatukan seluruh masyarakat dari semua kalangan.