Magang Bisnis di Perusahaan Jepang

Oleh AHMAD DAHIDI

(Dosen Bahasa Jepang pada FPBS UPI, Pembimbing OBIP 2012-2013 dan JBIP 2014)

4MEMBUKA wawasan global dan merasakan langsung kehidupan di negera lain bagi para mahasiwa merupakan hal yang penting. Demikian pikiran penulis yang terlintas pada tahun 2011, kira kira empat tahun yang lalu. Waktu itu, bertepatan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Universitas Pendidikan Indonesia. Sejak itulah, gagasan itu digulirkan. Singkat cerita lahirlah yang disebut dengan OBIP (singkatan dari Osaka  Business Internship Program) dan Alhamdulillah program yang sama bisa dilaksanakan lagi pada tahun tahun berikutnya meskipun dalam perjalannya OBIP tahun kedua mengalami berbagai kendala dikarenakan proses visa yang tidak begitu lancar.

Mengingat program ini sangat positif, hal ini diketahui dari laporan individu mahasiswa, hasil wawancara dari sejumlah sponsor Jepang, dan tentunya adanya konstribusi positif dalam rangka meningkatkan “pencitraan” lembaga di kancah internaional, khususnya di Jepang. Oleh sebab itu, penulis selalu berusaha untuk mewujudkan  program yang serupa untuk tahun tahun berikutnya.5

Berkat dukungan semua pihak, terutama pihak Jepang sendiri yang mensponsori kegiatan ini, dukungan penuh dari pimpinan UPI, dan dukungan dari pihak Konjen RI di Osaka, program ini bisa berjalan setiap tahun sudah berjalan tiga tahun. Khusus untuk tahun ketiga, lokasi kegiatan melebar, bukan saja di Osaka dans sekitarnya, namun dilaksanakan juga di Tokyo. Berhubung  ada perluasan tempat magang ini, maka namanya berubah menjadi JBIP (Japan Business Internship Program). Satu hal yang perlu dikemukakan di sini adalah para peserta ketika  masih bernama OBIP, semua peserta adalah mahasiswa UPI, sedangkan setelah berubah menjadi JBIP, para peserta itu bukan hanya dari UPI tetapi ada pula peserta dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Muhamadyah Yogyakarta (UMY). Baik ketika bernama OBIP maupun JBIP, kuota yang tersedia sebanya 20 orang. Adapun distribusinya setelah menjadi JBIP, mahasiwa UPI 14 orang, UNJ dan UMY masing masing tiga orang.

Mengenai sponsor dari ketiga rangkaian kegiatan OBIP maupun JBIP (dari tahun 2012 s.d. 2014), ada sponsor yang sejak awal  aktif menjadi tempat magang para mahasiswa yaitu Tenso Gakuen, OHRE, dan Kobayashi Kouritsu Jimusho sedangkan yang lainnya baru bergabung pada kegiatan  tahun 2012 hingga sekarang. Adapun tempat magang para mahasiswa dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.  1

Tenso Gakuen (Preschool and Kindengarden; tempat pendidikan usia dini antara anak berusia 3 ~ 5 tahun), Gyunyu Sekken (Cow Brand Soap Kyioshinsha, Co. Ltd: perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi sabun kecantikan), Kobayashi Houritsu Jimusho (Kobayashi Toshiaki Law Firm: layanan jasa hukum/ pengacara yang selalu berusaha memberikan layan hukum yang terbaik bagi kliennya), NLEC (Northern Light Education Center, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan/kursus),  dan Okatos Hero Rela Estate (OHRE) yaitu perusahaan yang bergerak dalam  bidang real estate dan property). Lalu, perusahaan yang baru bergabung pada tahun kedua (tahun 2013) yaitu PT. Coazu (perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, antara lain jasa pengamanan perkantoran, terutama jasa security, build maintance, dan auto service), PT. JAIC (Japan Asia Investment Company: perusahaan  yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan, konsultan dan penyalur tenaga kerja, produksi buku, CD, DVD, booklet dan sejenisnya),  Oriental Land Company (Perusahan yang mengelola Tokyo Disney Resort baik permainannya maupun perhotelannya), dan Nankai Kokusai Ryokou (layanan jasa travel meliputi asuransi, pengamanan bagasi, rental kendaraan, sewa rumah/bangunan, layanan pengiriman tenaga kerja, dan publikasi buku).

Selain dukungan penuh dari perusahaan  yang penulis sebutkan di atas, yang lebih penting lagi adalah dukungan penuh dari pimpinan KJRI di Osaka, sejak Konjen Bapak Ibnu Hadi, lalu disambung dengan Pak Bambang Sugiyanto, serta dukungan staf lokal Bapak Slamet Winardi. Dukungan dari Konjen RI ini sungguh penting mengingat program OBIP ataupun JBIP merupakan program internasional yang keberadaannya perlu diketahui oleh perwakilan pemerintah Indonesia dimana kegiatan itu diselenggarakan. Dengan kata lain, adanya legalitas dari pemerintah merupakan prasyarat utama untuk aman, lancar dan suksesnya berbagai kegiatan selama magang.3

Perubahan Nama

Seperti dijelaskan dimuka bahwa ada dua hal yang mendasari perubahan nama program  ini, yaitu, pertama tempat magang tidak hanya di Osaka akan tetapi melebar ke Tokyo sehingga nama OBIP berubah menjadi JBIP. Dengan pengembangan tempat magang ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan pengalaman para mahasiswa dalam “belajar bekerja” di perusahaan  perusahaan Jepang pada khususnya dan mengenal  budaya  masyaraat Jepang umumnya. Di muka sudah disampaikan bahwa peserta program ini melibatkan perguruan tinggi lain sebanyak sebelas perguruan tinggi (termasuk UPI). Penambahan seperti ini, “apa boleh buat” mengingat keinginan para sponsor di Jepang yang mengharapkan ada ragam keahlian dari berbagai disiplin ilmu dan aneka ragam  universitas, lalu pihak Jepang  sendiri ingin mengembangkan link dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Hal yang positif dari keterlibatan perguruan tinggi lain adalah mutu para peserta semakin baik sehingga mau tidak mau daya saing seleksi akan semakin ketat. Harapan lainnya, agar link yang terbentuk nanti antara Jepang dan Indonesia semakin melebar sehingga tidak terjadi monopoli oleh sebuah universitas. Kontribusi program ini tiada lain diharapkan  memberikan kesempatan kepada para kawula muda (dalam  hal ini mahasiswa) sebagai tonggak sumber daya manusia Indonesia masa depan untuk mengenal dan memahami lebih jauh ihwal dunia bisnis Jepang di perusahaan Jepang, dan pengalaman itu diharapkan berkontribusi untuk menyongsong masa depan mereka khususnya, dan Indonesia umumnya ke arah yang lebih baik, juga diharapkan mereka menjadi “jembatan” penghubung antara Jepang dan Indonesia baik dalam bidang bisnis itu sendiri maupun dalam bidang bidang yang lainnya.2

Adapun jenis kegiatannya, pada dasarnya tidak mengalami perubahan yang mendasar baik ketika bernama OBIP maupun sekarang sudah berubah menjadi JBIP, yaitu para mahasiswa mengikuti dan mengamati cara orang Jepang bekerja, mencoba mempraktekkan kegiatan di perusahaan tempat mereka magang apabila oleh instrukturnya sudah dinilai mampu untuk mencoba mengerjakannya, tentunya mereka melakukan kegiatan itu atas dasar bimbingan para instruktur. Pelaksanaan agar para mahasiswa bisa mengenal kekayaan budaya Jepang, bentuk kegiatannya yaitu mereka mengikuti program homestay dan kunjungan wisata ke beberapa tempat terkenal di daerah Osaka dan Tokyo.

Dalam pelaksanaan program kegiatan OBIP ataupun JBIP ini, dibantu oleh sejumlah orang Jepang yang sifatnya voluntir. Mereka adalah mahasiswa dan  masyarakat Jepang umum. Para mahasiswa voluntir antara lain berasal dari Doshisha University, Osaka University, Konnan Josdhi University,  Keiou University, Kyoto Sangyou University, Tsukuba University, Dosushi Joshi University, dan dan Kyoto University.

Adapun pelaksanaan  JBIP 2013 dilaksanakan dari tanggal 30 Mei 2014 sd. Tgl 28 Juni 2014 (kurang lebih selama satu bulan), dan diterima di sebelas perusahaan jepang ternama yang sudah penulis sampaikan di muka. Seperti pada program OBIP dan JBIP sebelumnya, setiap peserta memperoleh bantuan dana sebesar 150.000 yen dalam bentuk tiket pulang pergi, akomodasi selama di Jepang, transfortasi lokal dari tempat tinggal ke tempat training. Kekurangan lainnya menjadi tanggung jawab peserta magang terutama yang berkaitan dengan keperluan sebelum berangkat ke Jepang seperti biaya pembuatan paspor, biaya visa, asuransi perjalanan, biaya transfortasi di Jepang apabila bepergian diluar rute yang sudah ditetapkan, atau keperluan lainnya yang relavan.

Adapun kegiatan sebelum berangkat dan sesudah tiba di Jepang, secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut. Kegiatan sebelum berangkat diselenggarakan training selama kurang lebih 100 jam yang dilaksanakan secara khusus di luar perkuliahan. Training persiapan ini dilakukan di UPI dan ditangani oleh dosen dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, dan pihak sponsor utama (OHRE dan NLEC). Materi terbagi dua, yaitu pemantapan/latihan keterampilan berbahasa Jepang baik lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan bidang bisnis, dan materi yang berkaitan dengan etika bisnis serta pengenalan perusahaan yang akan ditempati nanti di Jepang.6

Sedangkan setelah tiba di Jepang, kegiatannya yaitu dua hari pertama setelah tiba di Jepang, ada kegiatan orientasi yaitu peserta JBIP diberikan penjelasan lagi tentang perusahaan dan rute perjalaman ke tempat training langsung dari para instruktur yang nantinya akan menjadi pembimbing mereka selama training di perusahaan. Untuk hari hari berikutnya yaitu dari Senin sampai dengan hari Jumat, para mahasiswa mengikuti sejumlah program kegiatan yang sudah dirancang oleh para instruktur masing masing. Untuk hari Sabtu dan Minggu libur. Untuk mengisi kegiatan libur ini digunakan untuk homestay atau piknik bersama ke tempat wisata yang ada di daerah Osaka dan Tokyo. Kegiatan efektif training dalam satu bulan kurang lebih 18 hari karena Sabtu dan Minggu libur.

Lalu, pada minggu minggu terakhir, setiap peserta JBIP diwajibkan membuat laporan kegiatan dalam  bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Untuk mempermudah laporan ini, penulis mewajibkan para mahasiswa untuk mencatat dan melaporkan kegiatan kegiatan yang mereka lakukan setiap harinya. Laporan dalam bahasa Jepang dibuat untuk kepentingan pihak Jepang sedangkan laporan yang berbahasa Indonesia untuk kepetingan di Indonesia, terutama laporan kegiatan yang nantinya akan dijadikan bahan penilaian  kesetaran KKN dan mata kuliah lain di jurusan.

Perlu dikemukakan pula sebelum mereka berangkat ke Jepang dilakukan training pendahuluan di lembaga masing masing. Khusus di UPI diselenggarakan selama satu bulan menjelang keberangkatan, rata rata perhari 2-3 jam. Materi yang diberikan antara lain membahas bahasa Jepang untuk kepentingan bisnis, memberikan informasi seputar perusahaan yang akan mereka tempati, informasi materi training di perusahaan di Jepang, dan manner/etika yang perlu diketahui ketika bergaul di lingkungan bisnis dan bergaul dengan masyaakat Jepang pada umumnya. Misalnya, etika berkunjung ke perusahaan, cara menelephon, cara memperkenalkan diri, dll.  Lalu, untuk memberikan semangat secara psikologis, ada sebuah slogan yang berbunyi “Yes, I try”. Slogan ini diharapkan bisa membakar semangat para mahasiswa untuk tetap eksis dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan OBIP dan JBIP.

Penutup

Demikian uraian singkat seputar OBIP dan JBIP yang selama ini dilakukan atas kerjasama UPI, OHRE, dan NLEC sejak tahun 2012 s.d. tahun 2014. Mengingat keuntungan bagi para mahasiwa, dan juga dalam rangka menciptakan “daya saing” yang positif antar para mahaiswa, dan juga dalam rangka hubungan antara Jepang dan Indonesia, khususnya peguruan tinggi di Indonesia lebih banyak dikenal oleh masyarakat dunia, terlebih lebih oleh masyarakat Jepang, maka untuk JBIP tahun 2015 dilibatkan sebelas perguruan tinggi seperti yang sudah penulis sampaikan di muka. Pelaksanaannya dari tanggal 15 Mei s.d. 13 Juni 2015. Adapun rencana kuota peserta training masih tetap sebanyak 20 orang , dan sebagai besar dialokasikan untuk UPI, sedangkan sisanya didistribusikan ke perguruan tinggi yang lain. Sementara ini seperti itu diatur oleh pihak sponsor Jepang, artinya kira kira setengahnya mahasiswa dari UPI dan setengahnya lagi disebar ke perguruan tinggi yang lain.

Meskipun demikian, pembagian kuota ini bukan “harga mati” sebab yang menentukan adalah tingkat kemampuan para mahasiswa dalam mengarang dengan bahasa Jepang (karangan berbahasa Jepang untuk mahasiswa yang berasal dari jurusan bahasa Jepang) dan atau bahasa Inggris (bagi mahasisa non Jurusan Bahasa Jepang), bisa tidaknya lolos tes tertulis bahasa Jepang, dan mampu  tidaknya menjawab pertanyaan dalam  wawancara.  Mengenai tema karangan yaitu ”mengapa Anda tertarik pada program JBIP, dan apa yang bisa Anda sumbangkan kepada Jepang umumnya dan kepada perusahaan Jepang pada khususnya (apabila nanti Anda terpilih sebagai peserta JBIP)”.

Karangan berbahasa Jepang ini merupakan “tiket” untuk mengikuti tes tertulis berikutnya. Dengan kata lain, untuk mengikuti program JBIP ini, diawali dengan karangan dan dilengkapi dengan persyaratan lainnya seperti mengisi formulir pendaftaran, pasphoto ukuran 4×6 sm 3 buah, surat keterangan sehat dari dokter, transkrip nilai, materai 6000 rupiah tiga buah, dan pernyataan dari orangtua. Untuk lebih jelasnya persyaratan ini, bisa diakses di http://ohmcenter.wordpress.com. Rangkaian kegiatan seleksi ini diharapkan bisa tuntas akhir bulan Desember 2014. Untuk itu, kepada para mahasiswa dari perguruan tinggi yang dilibatkan pada program ini, ditunggu partisipasinya.

Bandung, 24 Desember 2014