Waspadai Hujan Asam

Bandung,UPI

NET
NET

Intensitas hujan asam di Kota Bandung meningkat dalam kurun waktu tiga bulan. Frekuensi hujan asam melonjak hingga tiga kali lipat dari sebelumnya. Hal ini berdampak buruk bagi kesehatan, khususnya gejala penyakit kulit.

Hujan asam terdiri atas zat asam dan polutan berupa asap oleh industri. “Hujan asam terdiri atas zat CO (Karbon Monoksida), CO(Karbon Dioksida) , SO2 (Asam Sulfat), dan H2SO3 (Asam Sulfit). Ini semua berasal dari kegiatan manusia atau disebut antropogenik” ujar Sonni, Pakar Gelombang Atmosphere, LAPAN-Bandung.

Hujan asam hanya terjadi di kota besar sehingga derajat keasaman akan terus meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala fisik di kehidupan keseharian. “Asap ini tidak menyatu dengan awan dan hujan asam ini terjadi di hujan pertama di setiap hari. Besi atau logam akan cepat mengalami korosi,” tuturnya.

NET
NET

Meskipun hujan asam mengganggu kesehatan, hujan asam ini dapat mencuci atmosfer bumi dan dapat menetralkan pH awan di atmosfer bumi. Salah satu gejala yang paling dominan jika terkena kontak langsung hujan asam adalah gatal di kulit dan pusing kepala. “Lebih baik disaat hujan pertama, carilah tempat perlindungan guna menghinhdari kontak langsung antara kepala atau kulit dengan kandungan asamnya” ujarnya. (Angga Hendi Prabowo, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS, UPI)