Pasar Modern Makin Menjadi Pilihan

Bandung, UPI2

Dewasa ini pasar modern lebih dipertimbangkan oleh masyarakat. Sudah menjadi hal biasa bahwa keberadaan pasar modern menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai minimarket, supermarket bahkan hipermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tempat tersebut menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menarik.

Perubahan pola hidup dalam berbelanja tersebut karena pasar tradisional lebih banyak didatangi masyarakat yang membutuhkan barang dalam jumlah banyak atau grosir dengan harga yang murah. Sedangkan pasar modern menjadi pilihan belanja dengan jumlah barang sedikit dan bukan yang spesifik serta kenyamanan yang lebih memadai. Selain itu persebaran pasar modern yang lebih merata dibandingkan dengan pasar tradisional juga menjadi salah satu pemicu yang menjadikan pasar modern sebagai pilihan.

Hal ini dibuktikan dengan survei selama satu bulan yang dilakukan kepada 100 orang mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi Bisnis (FPEB) UPI dengan menggunakan angket sejak tanggal 26 Oktober 2014 hingga Kamis 25 November 2014. Mahasiswa FPEB tersebut berasal dari dua jurusan berbeda yaitu jurusan manajemen dan akutansi angkatan 2012 dan 2013.1

Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa pasar modern menjadi pilihan bagi mereka dengan intensitas mengunjungi pasar modern dalam skala kurang dari 2,5 atau sama dengan 4-6 kali/bulan sedangkan pasar tradisional hanya dalam skala kurang dari 1,5 atau sama dengan 1-3 kali/bulan.

Selain itu survei tersebut juga membuktikan bahwa dari sekian banyak pasar modern, 63 responden memilih Alfamart sebagai pasar modern yang paling banyak dikunjungi dibandingkan pesaingnya seperti Indomaret, Lawson, CK, dan Yomart. Hal ini karena lebih mudah ditemuinya Alfamart dibandingkan pasar modern lainnya. Di sisi lain bagi responden yang mengunjungi pasar tradisional untuk berbelanja menganggap bahwa pasar tradisional menjual barang-barang yang jauh lebih murah dibandingkan pasar modern.

Hal yang cukup menarik terjadi ketika dilakukan uji korelasi biaya pengeluaran dengan minat untuk mengunjungi pasar modern. Dari hasil survey tersebut membuktikan bahwa responden yang pengeluarannya paling kecil banyak digunakan di pasar modern Alfamart. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa responden lebih memilih pasar modern Alfamart dibandingkan berbelanja di warung tradisional sekalipun.3

Hasil keseluruhan dari survei terhadap mahasiswa FPEB UPI setidaknya tersebut mampu menggambarkan bagaimana perubahan pola hidup berbelanja masyarakat khususnya mahasiswa saat ini yang lebih memilih pasar modern dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya yang didapat dibandingkan pasar tradisional yang juga tetap memiliki kelebihan serta kekurangannya. (Eva Handayani, Mahasiswi Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)