Sekitar 240 Sekolah Memanipulasi Data PDSS

Tasikmalaya, UPI3

Wakil Rektor Universitas Pendidikan Indonesia bidang Akademik, Pengembangan, dan Hubungan Internasional Prof. Aminudin Aziz, M.A. Ph.D. mengungkapkan, terdapat sekitar 240 sekolah yang memanipulasi data saat mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) agar terkesan sekolah yang bersangkutan berkualifikasi baik. Data yang masuk di PDSS pada kenyataannya berbeda dari data yang tertulis pada rapor siswa.

“Itu data yang masuk ke UPI. Mereka sudah kita beritahukan untuk memperbaiki tata cara pengisian PDSS secara objektif. Sebab jika perilakunya tidak berubah yang merugi justru siswa sekolah tersebut. Sekolah yang curang tidak diikutsertakan dalam SNMPTN tahun berikutnya, sementara status kelulusan siswa di SNMPTN bisa dibatalkan,” katanya saat melakukan sosialisasi SNMPTN di SMA Negeri 2 Tasikmalaya, Sabtu (7/2/2015) sore.1

Dalam acara sosialisasi terhadap sekitar 400 kepala sekolah se-Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut tersebut, Prof. Amin Aziz mengungkapkan, SNMPTN dilaksanakan demi membangun satu kesatuan sistem pendidikan nasional melalui integrasi vertikal pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi.

“Dengan SNMPTN, kita bermaksud memberikan pengakuan terhadap semua prestasi akademik siswa selama menempuh pendidikan menengah sebagai pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru di PTN,” ujar Amin Aziz.2

SNMPTN, katanya, memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh siswa lulusan sekolah menengah yang mempunyai prestasi akademik terbaik di seluruh Indonesia untuk dapat mengikuti pendidikan tinggi program sarjana di seluruh PTN di Indonesia tanpa deskriminasi.

SNMPTN, kata dia selanjutnya, juga memberikan peran kepada sekolah menengah untuk ikut bersama-sama dengan PTN dalam proses penerimaan mahasiswa baru dengan membangun pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) secara online sebagai bagian dari proses pendaftaran dan seleksi.

“Ini penting demi membangun budaya akademik yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan edukasi nasional penggunaan teknologi informasi. SNMPTN dapat sebagai wahana perekat bangsa karena diikuti oleh siswa lintas wilayah di seluruh Indonesia sehingga dalam kampus PTN terbangun komunitas bhinneka tunggal ika,” ujar Prof. Amin.4

Dia menegaskan bahwa seluruh pembiayaan SNMPTN ditanggung pemerintah. Meski demikian, panitia nasional SNMPTN melakukan penjaminan mutu pada setiap tahapan kegiatan seleksi.

Amin Aziz menjelaskan, SNMPTN dilakukan berdasarkan prinsip mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas secara akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi akademik lainnya; Memperhitungkan rekam jejak kinerja sekolah; Dan menggunakan rambu-rambu kriteria seleksi nasional dan kriteria yang ditetapkan masing-masing PTN secara adil, akuntabel, dan transparan; sehingga daya tampung SNMPTN tidak harus dipenuhi. (WAS/Deny/Andri)

6

5