Indonesia Butuh Revolusi Mental

1

Bandung, UPI

Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis mental, berbagai gejolak terjadi di masyarakat hingga lembaga pemerintahan. “Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan revolusi mental”, kata Brigjen Pol. Dr. H. Anton Charliyan, MPKN saat memberikan Ceramah Umum “Revolusi Mental dan Wawasan Kebangsaan”, Sabtu, 7 Maret 2015 di Auditorium JICA FPMIPA UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Menurut Anton, berbagai gelaja yang terjadi saat ini di negara kita disebabkan oleh lemahnya pemahaman budaya dan pendidikan. Masyarakat lebih cenderung mengutamakan kepentingan individual daripada kebersamaan.

5“Pemahaman pendidikan dan budaya harus diperkuat, sehingga kedua hal tersebut menjadi paling utama dalam membangun negara maju”, ujar Kadiv Humas Mabes Polri yang belum lama ini dilantik.

Dikatakan Anton, dampak dari krisis budaya pendidikan jika dibiarkan akan menjalar pada sector-sektor yang lain, tak dipungkiri masyarakat nantinya akan mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintah.

Budaya yang berkembang saat ini sudah tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya leluhur kita. Begitupun nilai lokal kebersamaan sudah mulai rapuh, kebersamaan dahulu dengan kenyataan yang berkembang di masyarakat saat ini sudah berbeda. Hal ini mengindikasikan lemahnya budaya pendidikan kita, tegas Brigjen Anton.

6Dipaparkan Anton, tiga pokok masalah yang dihadapi oleh pemerintah jika krisis budaya pendidikan tidak segera dibenahi, masyarakat cenderung akan menilai bahwa pemerintah ada tapi tidak hadir, sehingga akan timbul merosotnya wibawa pemerintah. Selain itu, masalah akan menjalar pada krisis kepribadian dan intoleransi. Jika ini sudah terjadi maka akan berdampak pada lemahnya perekonomian negara.

Revolusi mental harus segera dibenahi agar masyarakat tidak terjerumus dalam aksi anarki, setidaknya tiga sasaran untuk memulainya adalah bidang politik, ekonomi dan social budaya. Dalam hal ini pemerintah harus berlaku adil, jujur, konsekwen dan dapat dipegang janjinya sehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dalam bidang ekonomi masyarakat harus dituntut untuk kreatif dan mandiri tidak bergantung pada orang lain, maka niscaya kedepan perekonomian kita tidak akan dikuasai oleh pemodal asing. (Deny)