Lembaga Dakwah UPI Gelar Seminar Kepemudaan Internasional

Bandung, UPI

Lembaga Dakwah Kampus Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (LDK UKDM UPI), akan menggelar seminar kepemudaan dan pendidikan internasional, Senin (27/4/2015) pukul 16.00-17.30 WIB, di lantai 2 Masjid Al-Furqon UPI, Jln. Dr. Setiabudi No. 229, Bandung. Peserta yang datang tidak dikhususkan untuk anggota UKDM saja, akan tetapi terbuka untuk umum.

lampiran fotoNarasumber yang menjadi pembicara seminar kepemudaan dan pendidikan internasional tersebut adalah Syaikh Mohammad Nemer Papia dari Palestina yang menjadi pakar kepemudaan dan pendidikan internasional. Penerjemahnya adalah dosen Bahasa Arab UPI, Dr. H. Mad’Ali, M.A. Tema yang akan didiskusikan adalah mengenai “Eksistensi Pemuda dalam Membangun Peradaban Dunia”. Tema tersebut diangkat karena melihat realitas saat ini, di mana pemuda seolah semakin kehilangan eksistensinya dalam menyumbangkan pemikiran dan tenaganya untuk kemajuan bangsa dan dunia.

Pemuda di era globalisasi seolah semakin diidentikan dengan kebobrokan moral dan perilakunya yang mengarah pada hal-hal negatif. Padahal, estafet kepemimpinan dan perubahan kemajuan bangsa ada di tangangenerasi muda. Funding fatherIndonesia, Ir. Soekarno pernah berkata “Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia.”

Dari perkataan tersebut kita dapat memaknai bahwa sebenarnya pemuda memiliki kemampuan besar untuk mengubah peradaban. Sejarah telah membuktikan hal tersebut. Oleh karena itu, pemuda harus kembali menunjukan semangat pembaruan dan karyanya. Dunia membutuhkan kemampuan hebat pemuda untuk memperbaiki kembali peradaban yang kini sedang dalam keterpurukan.

Salah satu cara untuk kembali membangkitkan eksistensi pemuda adalah dengan mengasah pemikirannya. Seperti yang dikatakan Hasan Al-Banna, “Pemuda merupakan pilar kebangkitan umat, dalam setiap kebangkitan pemudahalah rahasia kekuatannya, pada setiap pemikiran pemudalah panji pengibarnya.” Pemikiran pemuda merupakan gagasan penting untuk memulai perubahan.

Mendatangi majelis ilmu seperti seminar merupakan sarana tambahan untuk mengasah kemampuan dan kekreatifan berpikir selain dari kelas perkuliahan rutin yang biasa diikuti. Suasana diskusi yang berbeda dari kelas perkuliahan, akan menumbuhkan motivasi tersendiri untuk segera bangkit dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari seminar.

Mendatangkan narasumber langsung dari Palestina yang sudah ahli dalam persolan kepemudaan dan pendidikan, merupakan kesempatan yang langka. Kita hanya tinggal memilih, apakah akan memanfaatkan kesempatan itu atau mengabaikannya begitu saja. Semoga Allah senantiasa memudahkan kita untuk memilih pilihan yang terbaik. (R.S)