E. Aminudin Aziz: UPI Harus Memasuki Percaturan Dunia

Bandung, UPI

Salah satu bakal calon rektor Universitas Pendidikan Indonesia, E. Aminudin Aziz mempresentasikan kertas kerjanya pada Forum Terbuka Penyajian Kertas Kerja Bakal Calon Rektor UPI Masa Bakti 2015 – 2020 yang diselenggarakan Selasa (28/4/2015), di Gedung Achmad Sanusi. Bakal calon rektor yang telah mengajar di Departemen Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Indonesia selama 24 tahun ini, mengemas makalahnya dengan judul “Membangun UPI Sebagai Universitas Berjati-Diri Kependidikan Memasuki Percaturan Dunia Menuju Top 311”.

Amin Aziz-3Secara garis besar pemaparan kertas kerjanya terkait dengan kondisi UPI terkini, akar permasalahan, profil UPI masa depan, desain pengembangan UPI, serta target kinerja. Dalam pemaparannya mengenai kondisi UPI terkini ia mengatakan bahwa kita harus menyadari dan memahami bshwa UPI tengah mengalami masalah yang besar dan kompleks.

Ia juga menambahkan bahwa salah satu target yang ingin dicapai ialah UPI dapat memasuki pencaturan dunia TOP 311. Yang mana, T merupakan target, O merupakan operasi, dan P merupakan prasyarat. Dan ketiga target itu memiliki indikatornya masing-masing. Untuk itu ia menambahkan ada langkah-langkah yang harus dikerjakan.

“Langkah yang harus kita kerjakan adalah membuat desain pengembangan UPI. Pertama adalah dengan pembaharuan sistem manajemen. Kedua, dengan melakukan pembaharuan Tridharma. Ketiga, dengan perbaikan infrastruktur. Keempat, revitalisasi kampus UPI di daerah dsn Lab School. Dan yang terakhir, dengan membust strategi implementasi kebijakan dan program,” ujarnya.

Terkait permasalahan kepemimpinan, ia mengungkapkan bahwa pemimpin seharusnya dapat menjadi role model bagi jajaran yang dipimpinnya. Namun ada tiga permasalahan dalam kepemimpinan ini, yang pertama adalah evektivitas monitor, evaluasi, feedback, dan tindak lajut.

Menurutnya, kegiatan monitoring di UPI ini belum maksimal, karena feedback yang diperoleh tidak langsung ditindaklanjuti. Selanjutnya adalah sistem rekrutmen pegawai dan pengembangan karier. “Pegawai ini seharusnya menjadi bagian terpenting, karena dengan pegawai ini UPI akan berfungsi secara optimal,” ucapnya yang disambut dengan tepuk tangan dari audiens.

Kemudian, permasalahan terakhir adalah evektivitas komunikasi pimpinan dan unit kerja. Permasalahan yang ada di UPI ini kebanyakan masih mengatakan keputusan harus diberikan kepada pemimpin. Ia memaparkan bahwa budaya ini semestinya irubah, otonomi yang lebih luas harus diberikan kepada bawahan, agar tercipta keputusan yang lebih baik dan merata.

“Untuk melanjutkan kebijakan tahun sekarang yang sudah berjalan adalah dana pendidikan bagi mahasiswa yang kurang mampu. Dan dalam hal ini tidak boleh ada kesenjangan yang berlarut-larut antara kampus UPI utama dan kampus daerah,” paparnya. (Florida, Selika, Shabila, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI)