Menanti Figur Rektor UPI Ideal

FirmanOleh FIRMAN AZIZ

(Dosen Universitas Pendidikan Indonesia)

UNIVERSITAS Pendidikan Indonesia (UPI) Rabu (13/5/2015) ini memiliki Rektor baru. Majelis Wali Amanat UPI menggelar sidang pleno khusus untuk memilih Rektor UPI masa bakti 2015-2020 di Gedung Dikti, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Jln. Jenderal Sudirman Pintu I Senayan, Jakarta mulai pukul 13.00 WIB. Pemilihan Rektor UPI juga bisa diikuti secara langsung oleh publik melalui live streaming pada channel http://youtube.com/kampusupi.

Sekretaris Panitia Pemilihan Rektor UPI Endang, S.H., M.H., mengatakan bahwa ā€¯Pemilihan Rektor UPI masa bakti 2015-2020 memasuki tahapan akhir, yaitu penyajian kertas kerja calon rektor di sidang pleno khusus Majelis Wali Amanat UPI. Setelah sebelumnya dilakukan melalui berbagai tahapan pemilihan mulai dari tahapan penjaringan, penetapan, public hearing (dengar pendapat), hingga tahapan pemilihan di tingkat Senat Akademik UPI. Tahapan di tingkat MWA UPI inilah yang menjadi tahap final penetapan Rektor UPI masa bakti 2015-2020. Tahapan terakhir ini akan diikuti tiga calon rektor yang berhasil maju ke tahap terakhir ini. Mereka adalah Prof. Dr. H. Asep Kadarohman, M.Si., Prof. Dr. H. Endang Aminudin Aziz, M.A., dan Prof. Dr. H. Furqon, M.A.IMG_0727

Tentu seluruh warga UPI dan publik akan menanti siapa sosok yang akan memimpin UPI ke depan, yang diharapkan mampu membawa perubahan besar bagi lembaga yang konsen di bidang keguruan tersebut agar menjadi lebih baik lagi dan menjadi lebih disegani lagi baik di level nasional maupun internasional. Bagaimana pun juga, Rektor UPI yang baru harus dapat membawa lembaga tersebut menjadi lebih maju baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Setidaknya ada 4 tantangan besar Rektor UPI ke depan: (1) Tantangan Regulasi, yaitu perubahan UPI BHMN menjadi UPI PTN BH tentu akan berdampak terhadap semua regulasi, baik regulasi akademik maupun regulasi nonakademik, sehingga perlu ditinjau ulang segala bentuk regulasi jangan sampai ada yang merasa dirugikan, (2) Tantangan Inovasi, yaitu sejauh mana inovasi riset, inovasi pembelajaran, dan inovasi pendidikan yang telah dihasilkan institusi UPI sehingga dapat diberdayagunakan bagi keberlangsungan masyarakat akademik, masyarakat publik, dan masyarakat industri, di sinilah perlunya UPI untuk memperbanyak jumlah riset dan HKI (hak paten dan hak cipta), (3) Tantangan Operasional, yaitu kesiapan sistem transformasi terpadu bagi unit kegiatan akademik maupun unit kegiatan pendukung lain, dan (4) Tantangan Internasionalisasi, yaitu sejauh mana peran dan tanggung jawab UPI sebagai LPTK ke depan sehingga UPI dapat berkiprah baik di kancah nasional maupun kancah internasional sehingga dapat menjadi World Class University.

Untuk mengatasi berbagai tantangan di atas, maka Rektor UPI ke depan harus dapat membuat strategi-strategi sebagai berikut. Pertama, orang yang sangat takut kepada Tuhan (Allah) dan amanah dalam menjalankan tugas. Kedua, orang yang memiliki jiwa visioner dan revolusioner. Ketiga, orang yang mampu meningkatkan atmosfer akademik baik bagi kalangan dosen, tendik, maupun bagi mahasiswa untuk menghasilkan dosen dan tendik berkualitas, serta mampu meluluskan mahasiswa yang berdaya saing, berakhlak mulia, bermartabat, pelopor, dan unggul melalui: (a) melakukan penguatan program unggulan, seperti fast track, double degree, student exchange, dan kelas unggulan, (b) melakukan terobosan akademik, seperti pembukaan kelas international, blended learning, dan student mobility, (c) meningkatkan jumlah prodi terakreditasi nasional minimal 80 % lebih prodi harus terakreditasi A dan setidaknya 13 prodi baik S1, S2, maupun S3 harus ada yang terakreditasi internasional. Ini perlu dilakukan agar UPI ke depan dapat menjadi World Class University sebagaimana yang sudah dilakukan oleh ITB, (d) meningkatkan jumlah Doktor dan Profesor misalnya melalui program Academic Leadership Lecture atau pencangkokan Doktor oleh Profesor atau melalui program akselerasi menuju Profesor. Hal ini seperti yang coba dilakukan UNPAD dengan mencoba melakukan terobosan ke depan untuk menghasilkan 700 Profesor. Keempat, orang yang mampu menguatkan jati diri UPI dari Research Based University menuju Researchpreneur University melalui: (a) peningkatan jumlah publikasi ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional terindeks scopus, atau pada forum seminar ilmiah, (b) peningkatan ranking UPI baik dalam pemeringkatan nasional maupun global, (c) peningkatan jumlah paten atau HKI (Hak Kekayaan Intelektual) karena selama ini masih banyak penelitian di UPI yang belum diberdayagunakan hasilnya bagi masyarakat publik dan masyarakat industri, (d) pembangunan pusat-pusat keunggulan inovasi IPTEKS, inovasi pembelajaran, serta inovasi-inovasi dalam bidang kependidikan. Kelima, orang yang mampu mengatasi permasalahan internal termasuk mengatasi permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Keenam, orang yang mampu melakukan penguatan kapasitas manajemen internal di lingkungan UPI dan juga manajemen eksternal, meliputi: (a) penguatan SOP dan seluruh sistem pengelolaan, (b) penguatan tata kelola lembaga yang baik, (c) penguatan sumber daya insani, (d) penguatan sarana dan prasarana pendukung, dan (e) penguatan pendanaan segala kegiatan di lingkungan UPI.

Terakhir, tentu penulis dan seluruh warga UPI berharap Trektor UPI ke depan adalah orang yang amanah, bertanggung jawab, dan mampu memberikan kesejahteraan bagi dosen, tendik, karyawan, security, cleaning service, termasuk mahasiswa melalui tunjangan remunerasi dan tunjangan-tunjangan dalam bentuk lainnya, sehingga seluruh warga UPI akan merasakan kesejahteraan darinya, sejahtera lahir dan batinnya. Oleh karena itu, melalui tulisan ini marilah kita bersama-sama membangun lembaga UPI tercinta agar lebih baik ke depannya.