Berlatih Disiplin dan Sabar Bersama Minakjingga di Pasar Budaya

1Bandung, UPI

Universitas Pendidikan Indonesia menggelar Pasar Budaya UPI 2015 di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 11-13 Mei 2015. Acara yang merupakan kolaborasi antara Program Studi MRL, Sosiologi dan Seni Rupa memiliki target pengunjung seluruh mahasiswa aktif. Tujuan dari kegiatan Pasar Budaya ini adalah untuk mempersiapkan dan mengembangkan kompetensi etnopedagogik calon pendidik.

Sebagian mahasiswa UPI yang mendapat jadwal mengunjungi Pasar Budaya, Rabu (13/05/2015), setengah jam sebelumnya mahasiswa berkumpul di Gymnasium UPI. Sebelum masuk, mahasiswa diharuskan mengantre untuk registrasi. Tempat yang pertama dikunjungi adalah ruangan video di mana seluruh pengunjung disuguhkan video menarik mengenai alasan diadakan pasar budaya dan pengaruhnya serta manfaat untuk calon pendidik. Disini dijelaskan bahwa kemajemukan budaya Indonesia bukanlah penghalang ataupun dijadikan perbedaan yang dapat memecahkan negara Indonesia. Namun kemajemukan menyebabkan Indonesia bersatu dengan budayanya yang beragam.

Setiap kelompok diwajibkan memasuki 2 stand kebudayaan dengan durasi waktu 60 menit. Salah satu stand yang dikunjungi adalah stand tari tradisional Topeng Klana dari Indramayu dengan aktor budaya dari seorang wanita yang berasal dari Indramayu dan mengambil studi di Jurusan Seni Tari UPI.2

Dia menceritakan bahwa Tari topeng Klana adalah tari tradisional yang berasal dari Indramayu. Tari Topeng ini menceritakan bahwa Prabu Minakjingga (menakjinggo atau Klana) tergila-gila kepada kecantikan Ratu Kencana Wungu. Prabu Minakjingga berusaha membuat Ratu Kencana Wungu jatuh cinta kepadanya namun usaha Minakjingga tidak berhasil sehingga ia menjadi sangat marah. Kemarahannya sudah tidak dapat disembunyikan lagi dan memperlihatkan seluruh sifat buruknya itu. Dengan cerita tersebut maka terciptalah Tari Topeng Klana.

Topeng yang digunakan oleh penari ini mempunyai arti, dengan warna kostum yang hitam dan topeng yang didominasi oleh warna merah mewakili karakter yang pemarah dan temperamental. Pada saat menari, penari menggerakkan kakinya dengan langkah kaki yang tegas dan menghentak serta jarinya yang selalu mengepal. Pada gerakan tarinya juga penari sering tertawa terbahak bahak, dan terlihat menakutkan hal ini menegaskan bahwa Klana merupakan orang yang penuh dengan amarah, temperamental, berkuasa dan serakah. Menurut Aktor budaya penari Tari Topeng Klana Indramayu , nilai yang terkandung saat menari adalah nilai disiplin dan kesabaran. Disiplin saat berlatih, gerakan yang tegas dan konsisten untuk tetap melestarikan tarian tradisional.

Bukan hanya Tari Topeng Klana saja yang terdapat di event Pasar Budaya.Terdapat kurang lebih 30 stand budaya Indonesia yang diadakan di event ini beberapa diantaranya stand budaya Lukisan Batak, Tulisan Arab Melayu, Suku Baduy, Congklak, Pakaian Adat Papadun, Upacara Turun Tanah, Becak, Budaya Kalimantan Selatan, Tari Topeng Klana, Tari Ja’i dari NTT , Wayang Golek dari Sunda, Tari Merak, dan minuman Teh Tarik. Selain itu, terdapat makanan khas tradisional Indonesia. Beberapa diantaranya Es Cincau, Gudeg Yogya, Bajigur, Rendang, Jamu dari Jawa dan lain-lain. Seluruh Budaya Indonesia yang ditampilkan di Pasar Budaya UPI 2015 mempunyai sembilan nilai gotong royong di antaranya kedamaian,sukacita, disiplin, rendah hati, kasih sayang, kearifan, kepedulian, kesabaran dan kesetiaan.

Dengan seluruh keberagaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang ditampilkan di Pasar Budaya UPI menyadarkan kita sebagai calon pendidik agar senantiasa menjaga dan melestarikan budaya indonesia serta menjadikan kemajemukan yang berbeda menjadi persatuan dan kesatuan yang utuh sebagai kebersamaan dan bergotong royong dalam membangun Negeri kita. Bangsa Indonesia Tercinta. (Devi Nuragisni Surya, Pendidikan Teknik Arsitektur UPI 2014)