Prof. Sunaryo, “Seluruh Stakeholders Harus Komitmen Masa Depan UPI”

1Bandung, UPI

Komitmen seluruh stakeholders merupakan kata kunci untuk sukses Universitas Pendidikan Indonesia menuju world class university in education. Semangat para pengeloalanya menjadi motor penggeraknya. Dengan memiliki komitmen dan semangat, kampus UPI diharapkan menjadi lebih dewasa, kompetitif dan berkolaboratif.

Demikian diungkapkan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia masa bakti 2010-2015 Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M. Pd., saat menggelar rapat pimpinan yang bertajuk sharing pemikiran, “Reflkesi, Tantangan, dan Pengembangan UPI Masa Depan” di Gedung Kebudayaan UPI Jalan Dr. Setiabudhi nomor 229 Bandung, Senin (15/6/2015).

Sehari menjelang pelantikan rektor baru, Prof. Sunaryo berpesan agar seluruh civitas akademika UPI dapat menjalani masa transisi dalam pemerintahan yang baru, yaitu menjalani struktur organisasi dan tata kelola (SOTK) versi perguruan tinggi negeri badan hokum (PTNBH). Diharapkan sumber daya manusia di program studi kependidikan menjadi padu dan diperkuat dalam satu perspektif penyerbukan silang (cross fertilization), saling menyatu dan menguatkan antara prodi pendidikan dan non pendidikan.2

“Sejak tahun 2008, berdasarkan hasil audit, UPI memperoleh hasil wajar tanpa pengecualian (WTP). Artinya selama ini kita konsisten. Memperoleh WTP merupakan hasil kerja keras bersama. Kita berharap, di tahun-tahun mendatang karena itu merupakan syarat menyandang status PTNBH, dengan status tersebut kita memperoleh otonomi akademik penuh. Hal tersebut untuk diketahui sebagai landasan kerja berikutnya,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, statuta UPI sebagai PTNBH prinsip dasarnya harus mampu mengakomodasi social cost yang tinggi, diperlukan tata kelola yang baru, proses ini diharapkan dapat berjalan lancar. Titik krusial yang harus dikawal yaitu sustainability UPI sebagai PTNBH tetap berlangsung, harus konsisten dan presisten.

Seluruh civitas akademika memiliki tugas untuk meningkatkan dan memperhatikan akreditasi program studi, begitu pula dengan akreditasi kelembagaan atau institusi. “Oleh karena itu siapkan renstra dengan baik agar RPJP dan program internasionalisasi dapat mudah dilaksanakan,” katanya. (Dodiangga)1-a