UPI dan UIN Dorong Guru Mudahkan Siswa Jabar Belajar Sains

1-aBandung, UPI

Ketika tidak sedikit siswa Jawa Barat mengalami kesulitan mengikuti mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi (IPA), anak-anak di SMPN 3 Cimahi ternyata sangat menikmati proses pembelajaran IPA secara konstekstual dengan melakukan percobaan sains memanfaatkan potensi lingkungan sebagai sumber belajar. Kemajuan di sekolah-sekolah di Jawa Barat tidak telepas dari peranan UPI dan UIN sebagai perguruan tinggi yang menyiapkan calon guru. Kedua lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) ini telah melakukan serangkaian pelatihan dosen dengan pendekatan praktis dan relevan dengan kemajuan sekolah/madrasah.

Demikian disampaikan oleh Andrew Sisson, Direktur Misi Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (Usaid) dalam lawatannya ke sekolah dan perguruan tinggi di Jawa Barat, Rabu (10/6/2015). Usaid mendampingi UPI, UIN, dan konsorsiumnya (Unpas, Uninus, STAI Siliwangi, dan IAID Ciamis), serta 13 daerah kabupaten/kota di Jawa Barat, dengan memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan program Usaid Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students (Prioritas) selama 5 tahun (2012-2017). Usaid Prioritas merupakan bagian dari Kesepakatan No. 497-025 antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia yang ditandatangani pada tanggal 30 September 2011.

Sebanyak 186 sekolah/madrasah di Jawa Barat telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan pembelajaran untuk guru, kepala sekolah, dan komite sekolah, dalam menghadapi tantangan utama dalam meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Program Usaid Prioritas di Jawa Barat merupakan bagian dari bantuan senilai $ 83,7 juta untuk meningkatkan akses pendidikan dasar di Indonesia. “Usaid membantu sekolah dasar di Jawa Barat agar siswa mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas sesuai konteks Jawa Barat,” kata Sisson.1-b

Di SMPN 3 Kota Cimahi, Andrew Sisson berbaur dengan siswa kelas 7 yang sedang mengikuti proses pembelajaran IPA. Proses belajar berlangsung di pinggir kolam sekolah. Rupanya siswa tengah melakukan eksperimen perpindahan kalor konduksi dan konveksi. Setiap kelompok mencoba merakit perahu bertenaga uap dengan bahan stereofom dan lilin. Usai dirakit, setiap perahu dicoba dijalankan di atas air kolam. Riuh para siswa, guru, dan Andrew Sisson bertepuk tangan merayakan keberhasilan percobaan. Di kelas 8, Sisson mendapati siswa juga sedang melakukan percobaan mengamati tekanan zat cair pada sistem peredaran darah manusia. Setiap kelompok melakukan percobaan tingkat tekanan sesuai dengan kedalamannya.

Andrew berinteraksi dengan siswa dan terlibat dalam percakapan. Sisson tampak hendak mengecek penguasaan siswa mengenai percobaan sains yang sedang dilakukannya. Hevina, siswa kelas 7, tidak canggung bercakap-cakap Bahasa Inggris dengan Sisson. Ia mengaku senang belajar di sekolah ini karena pembelajarannya asyik, menyenangkan, dan mudah diikuti. “IPA mudah dipahami dengan praktik percobaan seperti ini,” katanya. Mendengar Havina fasih berbahasa Inggris, Sisson memberikan penguatan, “Havina, kamu cocok jadi diplomat.”

Eriko, siswa lain, bertanya kepada Sisson, “Apakah menurut Bapak cara belajar kami barusan bagus atau tidak?” Sisson menjawab, hanya dalam beberapa menit berada di tengah siswa, ia sudah mendapat kesan positif. “Pembelajarannya luar biasa,” puji Sisson.

Andrew lalu meminta saran kepada para siswa apa yang perlu ditingkatkan ke depan. Anggia, siswa kelas 8, meminta bantuan Usaid kiranya sekolah dibantu dengan tablet berisi e-book agar tidak perlu membawa tumpukan buku yang berat. Sisson memuji minat baca Anggia dan ia merujuk pada rencana menteri Dikbud Anies Baswedan yang telah mewacanakan penyediaan tablet e-book bagi sekolah. Tingginya minat baca Anggia menjadi salah satu bukti dampak program Usaid Prioritas itu sendiri karena memang salah satu fokus program ini adalah mendorong budaya baca di sekolah.

Menyaksikan proses pembelajaran di sekolah, Andrew Sission menyatakan salut dan bangga terhadap siswa yang tampak menikmati proses belajar. “Keasyikan siswa belajar sains dan kecermatan mereka dalam melakukan percobaan sains menunjukkan kemajuan yang menggembirakan,” ujar Sisson. Ia juga menyampaikan, pengalaman belajar para siswa itu merupakan bukti relevansi proses pendidikan di perguruan tinggi dengan perkembangan sekolah.

Hilda Hidayati, kepala SMPN 3 Kota Cimahi, tampak bangga mendampingi Andrew Sisson mengamati proses pembelajaran. Ia tampak tidak banyak bicara dan Sisson lebih banyak berkomunikasi dengan siswa. “Saya tentu merasa bangga dan bahagia,” ucap Hilda pendek.

Parsaoran Siahaan, dosen pendidikan Fisika UPI, memberikan testimoni yang membenarkan pernyataan Andrew Sisson tersebut. Siahaan mengatakan, kerjasama UPI dengan USAID memusatkan perhatian pada upaya mempersiapkan tenaga kependidikan sekolah dasar baik menyangkut pembelajaran maupun manajemen. “Pada pokoknya, bersama USAID kami membekali calon tenaga kependidikan dengan kemampuan praktis, relevan, dan maju dalam bidang pembelajaran dan manajemen sekolah,” ucap Siahaan.

Tata Wikanta, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Cimahi, mengatakan, kinerja siswa merupakan bukti program Usaid Prioritas berdampak positif. Ia juga menyampaikan, pihaknya memang tengah berupaya keras meningkatkan mutu pendidikan dan Usaid Prioritas mendorong proses pembelajaran yang bermakna guna meningkatkan mutu pendidikan. “Jadi, ini bagai gayung bersambut,” tuturnya.

Asep Kadarohman, Dekan Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UPI, mengaku pihaknya melihat kemajuan penting kinerja dosen dalam mengampu perkuliahan. Para dosen, ucap Asep, lebih detail dan praktis dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik dan tenaga kependidikan. Di hadapan Andrew Sisson, Parsaoran Siahaan mewakili dosen UPI menunjukkan beragam praktik yang baik proses perkuliahan dan praktik lapangan para mahasiswa di sekolah. Sisson tampak puas dengan dampak program, baik di sekolah dan di perguruan tinggi.

Erna Irnawati, koordinator Usaid Prioritas Jawa Barat, mengaku senang dengan penilaian positif Usaid atas perkembangan sekolah dan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) binaan Usaid di Jawa Barat. Menurutnya, parasiswa di sekolah mengalami kemajuan penting dalam penguasaan mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi (IPA).“Anak-anak di SMPN 3 Cimahi ternyata sangat menikmati proses pembelajaran IPA secara konstekstual dengan melakukan percobaan-percobaan sains memanfaatkan potensi lingkungan sebagai sumber belajar,” papar Erna. Bagi Erna, kemajuan sekolah-sekolah di Jawa Barat itu mencerminkan kemajuan UPI, UIN, dan LPTK konsorsiumnya dalam menyiapkan calon guru. [DS]