Setelah Ramadhan, Layanan kepada Masyarakat Harus Meningkat

IMG_20150723_081456Bandung, UPI

Setelah melaksanakan shaum Ramadhan dan merayakan Idulfitri, umat manusia kembali suci. Manusia yang kembali ke fitrah berarti manusia yang produktif dan siap melayani masyarakat dengan sebaik mungkin. Demikian juga dengan civitas akademika dan karyawan UPI, dengan berakhirnya Ramadhan 1436 H, diharapkan memberikan pelayanan prima.

“Kita sudah mudik, meskipun macet, tapi kita bahagia bertemu keluarga. Setelah bersilaturahmi dengan keluarga, saatnya kini kita kembali melayani masyarakat dengan mengabdi di Universitas Pendidikan Indonesia,” kata Rektor UPI Prof. Furqon, Ph.D. saat memberikan sambutan dalam silaturahmi Keluarga Besar UPI di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Kamis (23/7/2015).1-a

Hadir dalam kesempatan itu mantan Rektor UPI Prof. Fakry Gaffar, Ph.D.; M.Ed.; Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.; Staf Khusus Kementerian Ristek Dikti K.H. Abdul Wahid Maktub, dan segenap akademika UPI.

Sementara itu, K.H. Abdul Wahid Maktub dalam ceramahnya mengatakan,”Berkumpul, bersinergi, secara fisik dan nonfisik, kembali kepada Tuhan, karena ini yang paling esensial dalam kehidupan. Kita jangan sampai lupa pada Tuhan yang menciptakan alam semesta, bila lupa maka akan hilang kendali diri.”1-b

Dikatakan, manusia cenderung lebih mementingkan lahiriah dunia, memilih sesuatu yang cepat, dan kekinian, dan sifat manusia itu selalu tidak sabaran, instan. Sabar dan banyak shalat adalah jalan keluar dari semua kesulitan, melalui Ramadhan umat Islam kembali connecting dengan Tuhan.

“Visi dan misi tentang konsep diri menjadi sarana untuk mengubah pola pikir, paradigma, puasa mengembalikan jati diri manusia menjadi insan kamil, mengerti tujuan hidupnya. Tujuan hidup boleh banyak tapi tujuan utama harus satu, kembali pada Tuhan,” ujar Maktub.1-c

Dikemukakan, Idulfitri bukan hanya tampilan fisik yang baru, namun seluruh aspek dalam diri manusia harus baru juga. Doa dan silaturahmi memudahkan manusia untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT, dekat dengan Allah tidak akan sulit untuk menjalani kehidupan di dunia maupun akhirat, maka bersandarlah pada Allah SWT, Allah akan menyempurnakan nikmatmu lahir batin.

“Jika seorang manusia mendapatkan kesenangan dan bisa bersyukur hebat, dan bila mendapat musibah tetap bersyukur itu lebih hebat. Manusia itu harus memiliki suatu kebanggaan atas dirinya. Kebanggaan atas dirinya dibangkitkan dengan mendekatkan diri pada Tuhan,” kata Maktub.

Dia mengatakan, hidup untuk diri sendiri pangkatnya masih Kopral, tapi bila hidup untuk orang lain berarti pangkatnya sudah Jenderal. Bila UPI ingin hebat dan unggul maka harus ta’aruf/harus saling kenal, saling kerja sama lahir batin. (Dodi/Andri/WAS)1-d