Gustini Rahmawati : “Belajar itu Harus, Mencoba itu Perlu, Sukses itu Pasti!”

Gustini-2GUSTINI Rahmawati (22 tahun) atau dipanggil Gustini lahir di Kota Bandung 23 Agustus 1993. Pertama, ia mengikuti pendidikan nonformal di Taman Kanak-Kanak Tutuka Cimahi, dilanjutkan dengan mengikuti pendidikan formal di SDN Sayuran 4 Bandung, SMPN 41 Bandung, SMAN 9 Bandung. Akhirnya, ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Perpustakaan dan Informasi. Terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan Suryadi dan Dede Daeriah yang merupakan keluarga sederhana membuat ia yakin bahwa dalam meraih kesuksesan Gustini harus bekerja keras dan percaya pada apa yang menjadi tujuan hidup. Melalui doa dan perjuangan, kedua orang tua selama ini telah menjadikannya sebagai anak yang mandiri dan yakin pada apa yang ia lakukan untuk meraih kesuksesan.

“Sejak kecil saya selalu mempunyai harapan bahwa suatu saat saya harus menjadi kebanggaan bagi kedua orang tua. Saya selalu yakin bahwa keberhasilan seseorang berawal dari keyakinan diri untuk meraih tujuan hidup,” kata Gustini Rahmawati, S.Pd. wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (FIP UPI) yang mengikuti Wisuda Gelombang II, 9 dan 10 September 2015 di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Itulah sebabnya, Gustini selalu berusaha bekerja keras. Sejak sekolah di Sekolah Dasar, ia selalu meraih ranking tiga besar di kelas. Hal ini diawali dari ketekunan kedua orang tuanya dalam mendidik. Kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tuanya dimaksudkan agar ia selalu tekun dalam belajar dan mengerjakan setiap pekerjaan rumah saat pulang sekolah. Pola itu terus dilakukan sehingga menjadi kebiasaan hingga saat ini, yaitu tidak menunda tugas dan selalu mengerjakan tugas hingga selesai. Kemudian, ia membaca kembali apa yang ada di dalam catatan agar ilmu yang didapatkan selalu diingat.Gustini-1

Sempat terpuruk saat kelas 3 SMP karena mendapat nilai tryout (TO) di bawah standar hingga dinyatakaan “Tidak Lulus” dan membuat kedua orang tua kecewa. Kekecewaan ini menjadi salah satu alasan untuk mulai mengubah pergaulan dengan lingkungan sekitar dan mulai kembali belajar serius dengan selalu tekun membaca dan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru hingga akhirnya dinyatakan “Lulus” pada Ujian Nasional. Maka, ia pun masuk ke SMA Negeri 9 Bandung pada program Ilmu Pengetahuan Sosial dan dinyatakan sebagai siswa terbaik di program IPS dengan nilai tertinggi dan mendapatkan beasiswa untuk mengikuti program bimbingan belajar di salah satu tempat bimbingan belajar di Kota Bandung.

“Mendapatkan nilai yang bagus bagi saya adalah tantangan untuk mempertahankannya agar kelak dapat menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Mengikuti Ujian SNMPTN untuk masuk Perguruan Tinggi adalah proses yang saya lalui hingga saya diterima di Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Perpustakaan dan Informasi, masuk kuliah pada tahun 2011 dan mengikuti segenap rangkaian Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum Universitas Pendidikan Indonesia (Mokaku UPI),” ujar Gustini.

Bermula dari Mokaku, ia mulai mengenal mahasiswa lainnya. Proses perkuliahan dan bertemu dengan teman-teman pengajar memberikan keyakinan kepada Gustini bahwa saat itu ia telah menjadi mahasiswa yang harus belajar tekun dengan menerapkan unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, Pengabdian). Baginya, menjadi mahasiswa terbaik tidak hanya harus mendapatkan nilai tertinggi, tetapi bagaimana cara mengamalkan nilai yang telah didapatkan tersebut kepada orang lain yang membutuhkan sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.Gustini-4

“Mendapatkan nilai bagus dan tinggi bukan menjadi satu-satunya tujuan saya saat mengikuti proses perkuliahan meskipun saya menyadari bahwa kedua orang tua selalu ingin melihat anaknya memiliki nilai yang bagus di bangku perkuliahan,” katanya.

Prinsip Gustini saat berkuliah adalah mengerjakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin sebagai mahasiswa dan selalu mengambil pelajaran dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Mengerjakan tugas seperti itu diabadikan hingga menjadi kebiasaan yang membuatnya selalu mendapatkan nilai tinggi pada setiap akhir semester perkuliahan.

“Berdasarkan hal tersebut saya menyadari bahwa nilai yang bagus merupakan bonus dari usaha yang telah kita lakukan sebelumnya. Hal tersebut tentu karena saya berada di lingkungan yang membuat saya nyaman dengan teman-teman yang selalu mendukung dan juga para pengajar yang selalu memberikan motivasi kepada saya, sehingga membuat saya selalu optimistis dalam meraih keberhasilan di bangku perkuliahan,” ujar Gustini.

Selain mengikuti pendidikan secara teoritis di kelas, Gustini juga sering mengikuti kegiatan organisasi. Karena ia yakin, melalui aktivitas di organisasi ia mendapatkan ilmu komunikasi yang baik dengan orang lain. Selain itu, ia juga menambah wawasan untuk mengenal ilmu yang lain dari jurusan yang lain. Hal ini yang membuat dirinya merasa kaya akan pengetahuan dan keterampilan. Selama berkuliah ia juga sempat mengikuti beberapa lomba untuk menambah wawasan dan keterampilan di sela-sela waktu kuliah hingga selama berkuliah, dia sempat dinobatkan menjadi “Mojang Kota Cimahi 2014” dan sekaligus menjadi “Mojang Lingkungan Hidup Kota Cimahi 2014” dan sempat mengikuti beberapa kegiatan hijau juga penyuluhan terkait dengan Lingkungan Hidup di Kota Cimahi.Gustini-3

Selain itu, ia juga sempat menjadi Finalis Duta Bahasa Jawa Barat dan menjadi Finalis Presenter SCTV Goes To Campus. Jika ditanya soal cita-cita, ia akan menjawab dengan lantang “Menjadi Dosen” karena sebagai lulusan Universitas Pendidikan Indonesia ia harus mampu melahirkan orang luar biasa melalui kegiatan mendidik dan mampu mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik. Salah satunya dengan menjadi dosen.

“Pengalaman menjadi mahasiswa adalah kebahagiaan terbesar karena saya dapat berjumpa dengan rekan-rekan mahasiswa yang luar biasa yang selalu optimistis dalam meraih tujuan hidup juga bertemu dengan para pengajar yang kompeten dan inspiratif yang telah memberikan ilmu pengetahuan juga keterampilan kepada saya juga kepada mahasiswa lainnya agar menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat di masa mendatang,” ujar Gustini selanjutnya.

Mendapatkan gelar sarjana pendidikan baginya menjadi tanggung jawab untuk mendedikasikan diri dalam mengembangkan kualitas pendidikan di masa mendatang. Gelar yang didapatkan juga berkat doa, dukungan dan kerja keras kedua orang tuanya dalam mendidik dan menjadikan dia sebagai orang yang berguna bagi orang lain. Selain itu juga berkat dukungan dari orang terdekat, terutama para dosen yang selalu membimbingnya selama mengikuti proses perkuliahan, sehingga ia mampu menjadi orang yang selalu optimistis dan selalu berani mencoba apa yang dapat di lakukan untuk meraih tujuan hidup.

“Tidak banyak yang dapat saya lakukan untuk membalas jasa orang-orang terdekat dan bapak/Ibu dosen hanya ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT karena telah mempertemukan saya dengan orang-orang luar biasa yang selalu menjadi inspirasi bagi saya dalam meraih prestasi dan tujuan hidup saya. Satu kalimat motivasi dari saya, Belajar itu Harus, Mencoba itu Perlu, Sukses itu Pasti!!.” (WAS)