Bangsa Indonesia Dipersatukan Oleh Simbol Negara

1Bandung, UPI

Anggota Komisi X DPR RI Dr. (HC) Popong Otje Djundjunan memaparkan, walau Indonesia tersekat-sekat dalam kamar suku, kamar ras dan kamar agama,  sebagai bangsa yang besar Indonesia disatukan dalam berbangsa satu bangsa Indonesia, bertumpah darah satu tanah air Indonesia, serta bahasa satu bahasa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa harus tetap terbina untuk mempertahankan keutuhan negara.

Demikian dikemukakan tokoh yang sangat terkenal dalam sidang DPR RI 2014, dalam seminar nasional simbol negara sebagai jati diri bangsa Indonesia, Jumat (19/09/2015) di Gedung Achmad Sanusi, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Lebih dari 500 peserta memadati Gedung Achmad Sanusi, peserta  terdiri atas mahasiswa S1, S2, S3 beberapa perguruan tinggi, protokol pemerintah daerah dan perguruan tinggi, Dewan Pakar Protokol, pejabat struktural UPI, Guru Militer (Gumil) dari Pusat Pendidikan Hukum Angkatan Darat (Pusdikkum-AD), Sekolah Calon Perwira Angakatan Darat (Secapa-AD), dan Praja IPDN.2

Hadir sebagai pembicara anggota Komisi X DPR RI Dr. (HC) Popong Otje Djundjunan dengan materi Simbol Negara dalam Wawasan Kebangsaan; Guru Besar Komunikasi Politik yang juga Dekan FPIPS Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. dengan materi Filosofi Simbol Negara; Pangdam III/Siliwangi diwakili Irdam Kolonel. Infantri  Mulyo Aji dengan materi Simbol Negara Sebagai Pertahanan Negara; Juru Bicara Penindakan Hukum Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Puji Nur Firman, S.Pd., M.H. dengan materi Tata Letak Simbol Negara.

Sementara itu, Guru Besar Komunikasi Politik sekaligus Dekan FPIPS Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si memaparkan, kekuatan lambang atau “simbol” negara akan tumbuh bila  semua komponen bangsa memaknai nilai dasarnya sebagai faktor krusial dan fundamental dalam mengapresiasi eksistensi NKRI.3

Irdam III/Siliwangi Letkol. Inf Mulyo Aji memaparkan pemahaman simbol negara sebagai jati diri bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman  serta gangguan terhadap keutuhan negara.

Jubir Penindakan Hukum Bakamla RI Puji Nur Firman, M.H. yang merupakan alumni jurusan PLS dan alumni Probumsil menyampaikan paparan, dalam UUD 1945 simbol negara tertuang dalam Pasal 35, Pasal 36, Pasal 36A, dan Pasal 36B, amanat dari pasal-pasal tersebut terbentuklah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang mengatur tata cara, tata letak penggunaan serta perlakuan terhadap simbol-simbol negara.

“Simbol negara bukan hanya sesuatu yang bersifat seremonial tetapi simbol negara bersifat faktual sebagai simbol kehormatan, simbol kedaulatan dan simbol jati diri bangsa Indonesia,” katanya.

Suasana seminar lebih hangat dengan para peserta sangat antusias bertanya kepada para pembicara, diantaranya peserta asal mahasiswa Unpad dan Praja IPDN, menanggapi pertanyaan-pertanyaan Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si yang terkenal sebagai pengamat politik di stasion televisi nasional mengemukakan menjawab tantangan yang dihadapi Indonesia hari ini dan kedepan maka  simbol negara sebagai jati diri bangsa Indonesia dihormati dengan perbuatan dan dicintai dengan amalan.

Sedangkan Letkol. Inf Mulyo Aji mengemukakan pemahaman akan simbol negara sebagai jati diri bangsa Indonesia merupakan solusi menghadapi degradasi moral dan masalah sosial saat ini, Puji Nur Firman, S.Pd., M.H. menambahkan bangsa Indonesia mempunyai dasar beragama, berbudaya, dan rasa nasionalisme, dasar tersebut tercermin dari  kehidupan beragama dan berbudaya disimbolkan pada Lambang Negara dengan bintang dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, rasa nasionalisme disimbolkan dengan Bendera Negara dan Lagu Kebangsaan.4

Pembukaan seminar diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne UPI, yang terasa begitu khitmat, dilanjutkan tilawah Alquran oleh Propra. Ali  Aji Santoso Pendidikan Teknik Mesin 2014 dan sari tilawah oleh Propra. Siti Annisa Ilmu Pengetahuan Agama Islam 2013. Dalam laporannya Sekretaris Utama Probumsil Protamapra. Desi Sri Cahyani Bahasa dan Sastra Indonesia 2012 melaporkan pemateri yang hadir.

Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si. menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar nasional ini, dan dengan penuh kebanggaan menyampaikan terima kasih atas kehadiran para pemateri di sela-sela kesibukannya menyempatkan berada di Kampus Bumi Siliwangi ini.

Sebelumnya para pembicara dijamu dalam suasana khas UPI di Gedung Isola (Rektorat) oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si., Wakil Rektor bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., Wakil Rektor bidang  Riset, Kemitraan, dan Usaha Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. dan Sekretaris Eksekutif UPI Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. serta Dewan Pengurus Probumsil. Seminar dipandu oleh Mitra Tama (pimpinan tugas protokol) Probumsil Protma. Ades Kariyadi Pendidikan Fisika 2012 diiringi riuh sorak semangat para peserta seminar mengundang para pemateri untuk ke atas pangung,

Dalam sambutan penutup oleh Sekretaris Eksekutif UPI ex offcio Pembina Utama Probumsil Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. menyampaikan seminar yang dilaksanakan putra-putri potensial berjas biru ini, merupakan wujud begitu konsen Probumsil terhadap kehidupan bernegara di antaranya perlakuan terhadap simbol negara yang merupakan bagian dari tugas keprotokolan, atas nama universitas.

“Kami menyampaikan rasa bangga semoga Probumsil dapat terus meningkatkan kualitas penugasan agar dapat mengikuti jejak para alumni Probumsil sebagai abdi negara dan abdi bangsa berprestasi. menutup rangkaian acara seminar,” katanya.  (Deputi Publikasi Probumsil UPI)