Departemen Ilmu Komunikasi Latih Siswa SMP Cerdas Gunakan Media

Bandung, UPI

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berupa melakukan pelatihan literasi media bagi siswa SMP Lab School Isola dan SMPN 15 Bandung, di Ruang 30, Gedung Nu’manSomantri FPIPS UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Selasa (6/10/2015).

Pelatihan ini dibuka Dr. Elly Malihah, M.Si, Wakil Dekan 1 FPIPS UPI. Dalam sambutannya, ia menyambut baik kegiatan yang diikuti 80 siswa SMP ini, karena dipastikan peserta memiliki media komunikasi, terutama media sosial yang sedang digandrungi.1-1

Hadir sebagai pemateri, Dr. Mahi M. Hikmat, M.Si, selaku coordinator pengawasan isi siaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Barat. Dalam pemaparannya, Hikmat mengajak siswa SMP agar cerdas dalam mengonsumsi produk siaran, baik televise maupun radio.

“Penyiaran telah dilindungi secara hokum dalamUndang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang Penyiaran,” jelasnya.

Lebih lanjut, Hikmat menjelaskan, karena itulah hak masyarakat, terutama umur pelajar untuk memperoleh isi siaran yang mendidik. Karena remaja masih mudah meniru. Hikmat pun mengajak siswa untuk ikut serta mengawasi dan melaporkannya ke KPID.

Pentingnya literasi media ditekankan kembali oleh Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Dr. Ridwan Effendi, M.Ed. dengan melakukan mini-survei kepada para peserta terkait penggunaan media komunikasi. Hasilnya sangat mengejutkan, konsumsi televisi rata-rata di atas tiga jam, apalagi dengan konsumsi sosial media. Sementara untuk waktu membaca buku di rumah, hanya kurang dari satu jam.

Di lain topik, Vidi Sukmayadi, M.Si, membahas literasi sosial media. Sosial media semakin penting, di mana 25% seluruh penduduk dunia menggunakannya. Bagi remaja, sosial media tidak asing lagi. Sosial media dapat berdampak positif jika remaja cerdas dan bijak menggunakannya. Karenaitu, literasi sosial media semakin penting sebab tidak ada satu pun lembaga yang jelas secara system kontrol, berbeda dengan penyiaran yang sudah memiliki KPI.

“Hati-hati dalam menggunakan sosial media, meskipun itu akun pribadi, tetapi membawa identitas. Keluarga, sekolah, dan lainnya,” pinta Vidi kepada seluruh peserta. (M. Fasha Rouf, Departemen Ilmu Komunimasi, FP IPS, UPI)