UPI Kirim 4.516 Mahasiswa ke 406 Sekolah Mitra untuk PPL

1-1Bandung, UPI

Sebayak 4.516 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia tercatat sebagai peserta Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang tersebar di 406 sekolah mitra. Mereka merupakan mahasiswa semester ganjil dan genap tahun 2014/2015. Data tersebut diungkapkan Direktur Akademik Dr. H. Agus Taufik, M.Pd., saat Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) Direktorat Akademik menyelenggarakan Kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi PPL Kependidikan dengan Dosen Pembimbing, di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI jalan Dr. Setiabudhi nomor 229 Bandung, Kamis (8/10/2015).

”Dalam kegiatan ini, UPI mengerahkan 446 dosen pembimbing dan 1.859 guru pamong untuk melakukan pembimbingan, monitoring dan evaluasi di 406 sekolah mitra yang terdiri dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMA, MAN, SMK, SLB, SKB dan Lembaga Pendidikan Pelatihan,” kata Agus Taufik.

Menurut data di lapangan, ujarnya, tujuan bertemunya guru pamong dengan dosen pembimbing di sekolah mitra adalah untuk memudahkan komunikasi, juga untuk mendekatkan guru pamong dengan program studi atau departemen, serta mengkaji Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Penilaian dan standar proses, sejauh ini mahasiswa UPI mendapatkan nilai rata-rata A dan B.

“Berdasarkan hasil Monev, terdapat temuan-temuan sebagai bahan evaluasi atau rekomendasi untuk P2JK, yaitu tingkatkan kesesuaian dalam penempatan mahasiswa PPL antara mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan prodi mahasiswa yang ditempuh, optimalkan jumlah kehadiran kepala sekolah sehingga dapat mengurangi permasalahan dalam penempatan atau yang terkait dengan guru pamong, dan sebaiknya dosen pembimbing diberi buku panduan PPL,” paparnya.1-2

Untuk Prodi, supaya mengoptimalkan koordinasi antara guru pamong dengan dosen pembimbing dan prodi, mengirimkan data mahasiswa calon peserta PPL ke P2JK sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan mengoptimalkan kegiatan peer teaching atau micro teaching pada semester sebelumnya.

Kemudian, lanjutnya, untuk dosen pembimbing, kehadirannya di sekolah mitra hadir minimal 6 kali, namun idealnya 9 kali, selain kegiatan supervisi klinis wajib bagi dosen pembimbing untuk hadir di sekolah mitra pada waktu ujian akhir PPL. Bagi LPPM, penjadwalan KKN tidak menggunakan waktu bersamaan dengan waktu PPL. PPL sudah jelas harus sesuai dengan kalender pendidikan. Bagi Direktorat Kerjasama dan Direktorat Akademik untuk mengingatkan berlakunya naskah kerjasama dengan sekolah/Dinas pendidikan Kota/Kab. sudah hampir berakhir.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si., mengatakan,”PPL adalah suatu kegiatan yang sangat strategik bagi pemberian pengalaman lapangan bagi mahasiswa, hal ini untuk menunjukan kompetensi akademik sarjana pendidikan.”

Namun ada permasalahan dalam pelaksanaan PPL, katanya, masih ditemukan guru pamong yang belum memahami proses pendampingan di kelas, justru kehadirannya sangat dibutuhkan mahasiswa PPL, kemudian adanya irisan waktu PPL dan KKN, hal ini berdampak kurang baik, ke depan harus memilih salah satu. Kehadiran dosen pembimbing secara statistik masih kurang, bila melihat semester ganjil ada 13,8% yang tidak hadir, di semester genap semua hadir ke sekolah, namun ada 3% yang hadir 1 kali. Ke depan akan dirancang sebuah skim untuk research bagi guru pendamping dan dosen pembimbing. Kolaborasi riset akan menghasilkan artikel, hasilnya untuk publikasi ilmiah. Reward untuk membangun engagement. (Dodiangga)