36 Tumpeng di UPI Kampus Cibiru Peringati Dies Natalis ke-61 UPI

1-1Bandung, UPI

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Cibiru sempurnakan rangkaian Dies Natalis Ke-61 UPI dengan menggelar parade tumpeng. Tercatat sebanyak 36 tumpeng tersaji sebagai salah satu rangkaian kegiatan yang dilombakan pada acara puncak, Senin (26/10/2015).

Direktur UPI Kampus Cibiru Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd., mengatakan,”Hari ini merupakan kulminasi kegiatan Dies Natalis Ke-61 UPI di Kampus Cibiru. Dalam kegiatan ini, kami kedepankan aspek humanisme yaitu silaturahmi dan kebersamaan antar civitas akademika melalui pementasan karya seni dan ini merupakan hadiah atas suksesnya kegiatan yang telah dilakukan sejak Kamis 15 Oktober 2015.”1-2

Dijelaskannya, rangkaian kegiatan terbagi dalam empat kategori, pertama bidang keagamaan yaitu lomba ceramah, dan nasyid, kedua bidang seni yaitu lomba menyanyi dangdut, tari anak, menggambar/desain/karikatur, dan tata rias wajah, ketiga bidang keolahragaan yaitu futsal dangdut dan voli, dan keempat bidang keterampilan yaitu lomba karaoke, nangkap belut, tumpeng, dan lampion.

Yang paling utama dari kegiatan ini adalah, ujarnya, yaitu sebagai ajang silaturahmi antar civitas akademika mulai dari dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, siswa/i PGTK, SD,SMP laboratorium, serta masyarakat sekitar. Mengoptimalisasi unit kerja, menampilkan berbagai “kamonesan” civitas, serta melihat potensi dari berbagai aspek. Ini menjadi media yang dapat mempermudah komunikasi satu dengan yang lainnya untuk menumbuhkan semangat kerja, sehingga memiliki etos kerja yang baik.1-3

“Stigma kampus daerah kosong tanpa aktifitas menjelang sore di UPI Kampus Cibiru tidak terjadi, justru sebaliknya, dengan 8 unit kegiatan mahasiswa yang ada, kegiatan berlangsung hingga malam bahkan di akhir pekan pun demikian, mereka melakukan tutorial, LDKM dan lain sebagainya. UPI Kampus Cibiru mendapat dukungan dan respon yang sangat luar biasa dari masyarakat, antusiasme mereka untuk mengenyam pendidikan cukup tinggi, oleh karenanya kampus memerlukan laboratorium yang memadai untuk pengembangan keilmuan, sehingga kampus semakin terintegrasi,” paparnya.

Dampak dari animo yang cukup tinggi, katanya, sekiranya UPI Kampus Cibiru mendapatkan otonomi yang lebih luas dan regulasi dipermudah dalam semua aspek contohnya bidang akademik, administratif, dan kerjasama hal ini untuk mengoptimalkan peluang. Mengoptimalkan laboratorium dan diharapkan jadi prioritas, seperti laboratorium micro teaching, IPA, Matematika, IPS, termasuk laboratorium sekolah, melakukan penambahan ruang kuliah, serta membangun perpustakaan.1-4

“UPI Kampus Cibiru terus berbenah, seperti merapihkan kampus dengan memagari seluruh areal kampus dengan sistem one way gate demi keamanan, menghijaukan kampus yaitu menciptakan eco campus atau kampus berwawasan lingkungan dengan membangun spirit mahasiswa yang menghijaukan kampus tanpa biaya dengan memanfaatkan teknologi, hal ini bisa dijadikan income generating kampus. Income generating dilakukan dengan cara memberdayakan dan memanfaatkan kolam ikan, sawah, pohon-pohon yang ada di lingkungan kampus, target selesai tahun depan,” ujarnya.

Diungkapkan, UPI Kampus Cibiru mendukung program intenasionalisasi universitas melalui penyelenggaraan seminar internasional. Saat ini tengah dijajaki kerjasama dengan shizuoka university dan University of Kitakyushu dalam pengembangan lingkungan hidup. Harapannya menjadi Kampus pedagogik atau kampus yang pendidikannya terasa.

“Saat ini budaya akademik sudah terbentuk dengan baik, komunikasi antar civitas akademika juga sudah terjalin dengan baik, cara berpakaian mahasiswa/i sudah baik, dipastikan 98% mahasiswi berkerudung lebih Islami dibanding perguruan tinggi Islam, kualifikasi dosen cukup baik, kami sudah memiliki sembilan Doktor dan empat orang lagi tengah melanjutkan studinya, hal ini dimungkinkan untuk membuka program pascasarjana dan menyelenggarakan PPG atau program profesi guru. Aktifitas dosen dalam menulis kian meningkat untuk mengisi jurnal terakreditasi yang terindeks scopus.” terangnya. (dodiangga)