Menyiapkan Pernikahan Melalui “All about Love”

3

Purwakarta, UPI

Mahasiswa bersama masyarakat membanjiri gedung Aula Barat Universitas Pendidikan Indonesia kampus Purwakarta, Minggu (9/11/ 2014) menghadiri seminar All about love. Acara ini diselenggarakan LDK Fokus Salam (Lembaga Dakwah Kampus Forum Komunikasi Persaudaraan Islam) bersama Binder (Bina Kader) dan Tutorial UPI Kampus Purwakarta.

Kegiatan yang didukung SPU (Sedekah Perekat Umat), HPAI, Percetakan Shakira, Hand Made Ibu Reika, Haisuki Hijab, dan Sandal Rose ini mengambil tema, Learn to Be a Good Couple and Prepare To Be a Good  Parent.”  Panitia bermaksud membina dan mempersiapka pasangan sebelum menikah, mengenalkan makna pernikahan dan membangun keluarga yang Islami. Mereka juga berupaya mengenalkan pernikahan dan membangun keluarga yang sesuai dengan Alquran dan Hadist serta menuntun menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.1

Acara yang dihadiri sekitar 300 orang ini berlangsung meriah dibuka dengan alunan nasyid yang dibawakan kelompok pemenang Pospek UPI Kampus Purwakarta tahun 2014. Lagu yang dibawakan  mengahantarkan pada suatu materi sesi pertama yang dibawakan oleh pemateri couple luar biasa yang saling menjaga hafalan Alqran yaitu Sandi dan Rasi.

Acara semakin meriah ketika Sandi dan Rasi mencontohkan sesuatu yang romantis pasangan suami-istri itu ketika menimang anak disertai dengan saling bermurajaah hafalan Quran. Gambarkan suasana menyebabkan peserta seminar meneteskan air mata terharu melihat gambaran aktivitas dua insan menghafal Alquran sehingga memotivasi peserta seminar.2

Pemateri begitu ekspresif, lincah dan gaul yang mengawali materi dengan bertanya “Jodoh seperti apa sih yang Loe bangets…?” Peserta langsung merespons dengan semangat. Beberapa peserta seminar mengeluarkan pendapatnya yang sangat beragam. “Jodoh yang gue bangets yaitu yang pasti harus seorang perempuan!” “Jodoh yang gue bangets yang pasti dia saleh! Cakep ngga papa, dokter juga ga papa, dosen juga ngga papa,” kata para peserta yang diikuti suara gemuruh tawa yang lain mengisi gedung  pertemuan.

Sesi pertama menyimpulkan, para laki-laki carilah calon istri yang BPS (baik, pintar dan salehah) dan perempuan carilah calon suami yang KPBS (kasep, pinter, bageur, saleh) kalau bisa plus T (tajir).

Keseruan dan keramaian gedung terus berlanjut menyambut sesi kedua dengan pemateri pemilik Sekolah Sentra Pelangi Bandung dan penulis rubrik keluarga di Islam Pos. Materi kedua ini dibuka dengan pertanyaan, “Apakah Anda siap menikah?” Beragam jawaban yang dilontarkan peserta seminar.4

“Saya siap!” “Saya belum siap!” dan beragam pula alasan yang dilontarkan peserta seminar. Pemateri menjembatani jawaban dengan pertanyaan selanjutnya yaitu, “Bagi yang telah siap menikah, apakah siap menjadi ayah? Apakah siap menjadi ibu?” Kesalahan yang sering dijumpai dalam pernikahan adalah para istri dan para suami telah menikah tetapi belum siap menjadi ayah dan ibu sehingga begitu banyak pernikahan yang tidak bahagia karena tidak siap dengan berbagai hal yang dijumpai dalam bahtera  berumah tangga.

Keluarga yang bahagia dambaan setiap suami-istri namun dalam praktiknya memang tidak mudah, karena seringkali suami-istri tidak saling memahami karena kurang komunikasi dari kedua belah pihak. Sejatinya pernikahan membuat dua insan menjadi satu sehingga ketika salah satu sakit maka sakit yang dirasakan oleh pasangannya dirasakan pula oleh dirinya.5

Pada sesi ketiga, materi disajikan tetap dengan semangat yang berkobar dan penuh kewibaan. Widiya mengawali materi dengan beberapa pernyataan di antaranya, “Bagi orang tua, guru ataupun calon guru, bahwa anak-anak yang dididik bukanlah benda mati, bukanlah hewan, tetapi manusia yang mempunyai otak yang senantiasa berkembang. Maka pahamilah setiap perkembangannya sehingga kita tahu apa yang harus diterapkan kepada anak didik kita. (Titin Komalasari)