Dakwah Kampus, Titik Tolak Kebangkitan Islam di Indonesia

Bandung, UPI

Socius Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia melakukan beda buku “Menuju Kemenangan Dakwah Kampus” karya Ahmad Atian, Senin (16/11/2015), di lingkungan Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Buku yang ditulis aktivis dakwah kampus Universitas Sriwijaya ini dibedah oleh Risma Aditiana, S.Pd., aktivis dakwah Kampus di UPI.

Kang Risma dalam mukhodimahnya menjelaskan tentang apa definisi dan tujuan dakwah kampus. Dakwah kampus, katanya, implementasinya adalah dakwah ilallah. Dalam lingkup perguruan tinggi, dimaksudkan untuk menyeru civitas academica kejalan Islam dalam memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam kampus.

Dakwah Kampus (DK), katanya, bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas dakwah kampus merupakan tiang dari dakwah secara keseluruhan, puncak aktivitasnya, serta medan yang paling banyak hasil dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

Dikemukakan, melihat kondisi dan suasana kampus yang semakin heterogen, di mana semakin marak mahasiswa yang hedonis, sekularis dan liberalis, membuat aktivis dakwah kampus (ADK) risih dan berpikir keras bagaimana caranya dakwah Islam atau syiar Islam bisa terinternalisasi dalam setiap diri mahasiswa. Dalam kata lain, aktivis dakwah harus memenangkan dakwah Islam ini di kampus serta siap mewujudkan itu semua.

Adapun tujuan dakwah kampus adalah membentuk civitas akademica yang bercirikan intelektualitas dan profesionalitas, memiliki komitmen yang kokoh terhadap Islam, dan mengoptimalkan kampus dalam upaya mencapai kebangkitan Islam. Itulah definisi dan tujuan dakwah kampus yang dikutip kang Risma dari buku yang sedang dibedah, yaitu buku menuju kemenangan dakwah kampus.

NET
NET

Risma mengemukakan, kampus sebagai salah satu lembaga akademik merupakan salah satu lahan subur bagi perkembangan dakwah Islam. Kampus memainkan peran strategis dan signifikan yang dapat dimanfaatkan oleh Islam dan dakwah Islam, karena sekali lagi kampus memainkan peran dalam menyuplai energi kritis dan pemikir strategis guna membangun masyarakat, bangsa dan negara. Penghuni kampus sebagian besar adalah kalangan muda potensial yang dapat memainkan peran strategis di berbagai wilayah yang menjadi permasalahan umat ini.

Ketika berbagai peran strategis ini dapat dimanfaatkan oleh dakwah Islam, maka sangat banyak kebaikan yang akan diraih oleh Islam itu sendiri, di antaranya: suplai kader sebagai energi peradaban, suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam dan kemenangan Dakwah itu bukan menjadi hal yang mustahil, tetapi merupakan sebuah keniscayaan.

Untuk mewujudkan kemenangan dakwah kampus yang menjadi cita-cita muliaADK, setidaknya ada 4 bentuk kekuatan jiwa yang pernah disampaikan oleh Imam Syahid Hasan Al-Bana, yaitu: (1) Tekad membaja yang tidak akan pernah melemah; (2) Kesetiaan yang teguh, yang tidak disusupi oleh kemunafikan dan pengkhianatan; (3) Pengorbanan besar yang tidak terhalangi oleh katamakan dan kebakhilan; (4) Mengenali, mengimani, dan menghargai prinsip yang dapat menghindarkan diri dari kesalahan,penyimpangan, sikap tawar-menawar dalam masalah prinsipil, dan tertipu dengan prinsip lain.

Imam Syahid pun pernah mengatakan bahwa “Sebuah pemikiran dan perjuangan dapat diwujudkan jika tersedia keyakinan kuat padanya, keikhlasan dalam berjuang di jalannya, gelora semangat yang terus bertambah, serta kesiapan beramal dan berkorban guna mewujudkannya.” (Muhammad Fauzan Irvan/Ketua Umum Social Religius FPIPS UPI)