Jangan Sia-Siakan Taman Fotografi Bandung

2

Bandung, UPI

Tak ada lagi alasan bagi pecinta fotografi untuk mengurungkan hasratnya berekspresi. Karena sejak 21 Desember 2013, Pemerintah Kota Bandung menyediakan ruang publik bagi masyarakat umum, khususnya untuk para pecinta fotografi. Terletak di Jalan Anggrek, Taman Fotografi disediakan khusus bagi fotografer maupun penikmat fotografi untuk berekspresi melalui lensa kamera dan memanjakan mata lewat retina.

Dengan simbol C yang berarti “Cempaka” atau “Camera”, taman tematik pertama di kota Bandung ini menyediakan enam frame yang terbuat dari besi untuk diisi para fotografer dari berbagai kalangan dan usia untuk memamerkan hasil karyanya. Pada saat peluncuran hingga enam bulan bulan pertama diadakannya taman fotografi, enam frame tersebut, terisi dua belas foto hasil karya anak usia 6 hingga 12 tahun.

Senin pagi biasanya ada kelas foto gratis yang diselenggarakan Eyeseephoto. Eyeseephoto adalah sebuah komunitas foto yang menyediakan jasa volunteering pengajaran fotografi dengan berbagai teknik di setiap minggunya.1

“Kelas fotografi yang diselenggarakan Eyephotostudio tidak selalu bertempat di Taman Cempaka. Peserta kadang berkumpul di tempat berbeda seperti di rumah pengajarnya,” kata Pandu P Pranawa, koordinator kegiatan Taman Fotografi saat ditemui di kampus Itenas, Bandung.

Tidak hanya kelas fotografi gratis, di taman yang juga asyik untuk melepas penat ini juga diadakan berbagai kegiatan lainnya. Pameran fotografi sering diadakan dari berbagai komunitas fotografi di Bandung untuk memamerkan hasil karyanya kepada masyarakat.

Namun sayangnya, menurut Pandu, masih sering ada salah anggapan dari masyarakat mengenai otonomi Taman Cempaka ini. Dalam anggapan mereka, Taman Fotografi ini hanya dimiliki beberapa komunitas tertentu di Kota Bandung. Sehingga, komunitas yang lainnya enggan mengadakan acara atau pameran di sana. Padahal, Taman Fotografi ini murni merupakan ruang publik sebagai sarana untuk para fotografer memamerkan karyanya dan pecinta fotografi untuk menikmati hasil karya mereka.

Lain halnya dengan anggapan miring tersebut, masalah lainnya datang ketika pengadaan acara yang bentrok dari dua komunitas. Padahal, setiap taman tematik di Kota Bandung memiliki koordiator yang mengatur pengadaan acara di setiap tamannya.3

“Tujuan koordinator itu bukan untuk menguasai fungsi taman sendiri, tapi untuk mengatur kegiatan yang diadakan di sana. Supaya tidak bentrok, mereka perlu mendapat izin dari RT dan RW setempat. Selain itu jika mereka melapor ke kami, kami dapat memublikasikan kegiatan mereka melalui akun twitter resmi kami. Kan lumayan, mereka bisa sekalian promosi gratis,” ujar Pandu kembali.

Taman Fotografi memiliki akun twitter resmi dengan user name @tamanfotobdg. Akun inilah yang menginformasikan setiap kegiatan fotografi di taman fotografi maupun berita kegiatan dari setiap komunitas fotografi di Bandung. Seperti beberapa akun resmi lain, akun @tamanfotobdg ini pun bersifat formal dan murni menginformasikan perihal fotografi di Bandung. Mereka hanya mengikuti akun-akun komunitas dan individu yang aktif di bidang fotografi. “Dari awal kita hanya mem-follow 555, tidak lebih dari itu. Kita menjaga akun ini untuk komunitas foto dan orang-orang di dalamnya,” kata Pandu selanjutnya.

Taman Fotografi memiliki kegiatan rutin setiap dua bulan sekali. Kegiatannya berupa pemeran foto dari beberapa komunitas. Sementara fotografer bebas mengisi enam frame merah bolak-balik di taman foto ini. Setiap dua bulan pula diganti dengan tema yang berbeda. Saat wartawan upi.edu mengunjungi taman ini, Senin (10/10/14), frame tersebut masih kosong. Saat itulah akun twitter @tamanfotobdg membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengirimkan foto hasil jepretannya untuk dipajang dalam frame-frame tersebut.

Kumpul komunitas

Menurut Pandu, Taman Fotografi Januari 2015 akan melakukan kegiatan akbar berupa kumpul semua komunitas fotografi di Bandung dan pameran foto. Dana kegiatan rutin Taman Fotografi ini biasanya dilakukan secara sukarela dari setiap anggota komunitas. Namun jika ada kegiatan pameran, sponsor pun turut mengiringi. Sementara ini sponsor terbesar masih dari Papyrus dan Jonas Photo.

Dengan berdasarkan tujuan utama taman tematik yaitu untuk mengembalikan fungsi taman. Taman fotografi ini turut membantu mengembalikan fungsi taman tersebut sebagai ruang publik yang memfasilitasi hobi fotografi, sarana edukasi serta mengurangi penyalahgunaan fungsi taman-taman di kota Bandung yang dulu sempat terkenal tidak baik.

“Saya berharap, komunitas tidak menyianyiakan fungsi taman, bukan hanya taman foto. Jangan mengeluh melulu, tapi taman sudah ada, tapi dimanfaatkan,” Pandu. (Nida Amalia S, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FP IPS UPI)