Cerdas Memilih Presiden BEM Rema UPI 2015

Bandung, UPI1

Memilih tidak hanya sebatas kenalan. Namun bagaimana mereka menawarkan perubahan melalui gagasan. Realistis dan meyakinkan, mari antarkan. Kampanye bukan sekadar, “Ayo Pilih Kami”.

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, dua pekan ke depan, akan memilih siapa yang pantas menjadi Presiden dan Wakil Presiden Badan Kesektuf Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) UPI 2015. Media sosial sudah menjadi pertunjukan yang menampilkan informasi mengenai calon presiden beserta wakilnya. Visi Misi serta janji telah diberikan dalam rangka membawa perubahan yang lebih baik. Mereka menawarkan perubahan terhadap berbagai kondisi yang ada di kampus tercinta ini. Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita dalam menghadapi pemilu 2015 ini?

Langkah terkecil yang bisa dilakukan adalah berpartisipasi dalam pemilihan dengan memberikan suara kepada calon yang dianggap mumpuni dalam menyampaikan aspirasi dan mampu membawa perubahan yang berarti. Pemilih perlu mengkaji berbagai informasi dari masing-masing calon sehingga mahasiswa mampu menilai dan memandang apakah mereka layak dipilih. Mahasiswa bisa melihat dari berbagai aspek penilaian, apakah mereka melihat rekam jejak berkaitan dengan kegiatan akademik capres dan cawapres, aktivitas di organisasi, tanggapan lingkungan atau seberapa besar kontribusi mereka terhadap kampus UPI dalam ukuran prestasi, kegiatan yang dilakukan atau yang lainnya. Memilih bukan hanya karena mahasiswa mengenal mereka atau berasal dari jurusan yang sama, fakultas yang sama atau organisasi yang sama.

Pilih capres dan cawapres yang mampu mewakili aspirasi mahasiswa. Ukurlah bagaimana mahasiswa UPI lebih produktif dalam berkarya khususnya dalam kegiatan penulisan dan penelitian di samping bidang olah raga dan teknologi. Mengapa kedua aspek ini penting? Karena menulis dan meneliti merupakan kebutuhan pokok, baik dalam kegiatan akademik seperti contoh dalam pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) maupun even nasional ataupun internasional.

Sekarang begitu banyak kegiatan yang ditawarkan berbagai institusi baik pemerintah maumpun swasta. Seperti Ditjen Dikti yang telah membuka peluang bagi mahasiswa dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang bermuara pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) sudah menjadi ketentuan bahwa kepenulisan dan penelitian menjadi kemampuan yang diandalkan. Ada juga Program Hibah Bina Desa (PHBD) meningkatkan produktivitas masyarakat desa atau even internasional yang pernah diikuti seperti contoh Internasional Symposium on Advances in Technology Education (ISATE).

Capres dan cawapres harus menyadari bahwa dalam menyongsong perubahan memerlukan partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa UPI. Saling bahu membahu dalam kontribusi terhadap kualitas kampus dengan berbagai macam cara baik itu dalam bidang kepenulisan, penelitian, olah raga atau teknologi pada kompetisi atau even lainnya. Sudah bukan lagi menjadi agent of change karena hanya menjadi agen yang menyalurkan perubahan melainkan menjadi creator of change si pembuat/penemu perubahan untuk UPI yang lebih baik. (Aan Agustan, Mahasiswa Pendidikan Ilmu Komputer, 2012; Kepala Departemen Penelitian dan Penalaran UKM Leppim; Staf Magang Humas UPI)