Menikmati Puisi di Malam Puisi Bandung

1Bandung, UPI

Penikmat puisi dapat bernostalgia dengan even pembacaan puisi di Malam Puisi Bandung bertema “#Kembali”, Sabtu (15/11/2014). Padahal, puisi biasanya identik dengan sastrawan. Tapi tidak di Malam Puisi Bandung. Pagelaran yang dimulai pukul 20.00 WIB  di Café Kopi Kamu Jalan Tamansari No.66  Bandung ini menjadi ajang membaca puisi semua kalangan.

Penikmat puisi terdiri atas pelajar, mahasiswa bahkan orang tua yang sudah lanjut usia. Tema #Kembali dibuat karena Malam Puisi Bandung sudah tiga bulan vakum, sehingga hadirnya kembali pagelaran puisi ini sebagai ajang nostalgia yang rindu akan pembacaan puisi.2

Selain ajang nostalgia, acara merupakan ajang silaturahmi antar penikmat puisi. Tempat yang nyaman dan kopi yang nikmat menjadi alasan penonton hadir menikmati sajian theater of mind dari para pembaca puisi ini.

Pada mulanya Malam Puisi muncul di Bali. Pentas ini kemudian mendapatkan respons yang baik dari penikmat puisi sehingga muncul Malam Puisi di beberapa kota besar di Indonesia. Malam Puisi Bandung lahir September 2013 dan diadakan setiap satu bulan sekali. Dengan konfirmasi acara melalui media social Facebook dan Twitter @malampuisi_BDG.

“Malam Puisi diawali dari grup pertemanan yang memiliki hobi membuat puisi. Mereka merasa kurangnya wadah bagi anak muda untuk mengapresiasikan puisi yang telah dibuat. Maka terbentuklah Malam Puisi dengan tujuan sebagai wadah apresiasi puisi untuk berbagai kalangan,” kata Zeta selaku event organizer Malam Puisi Bandung.

Menurut Zeta, anak muda sekarang jika sedang galau menyeramkan dan terkadang tidak terkontrol. Untuk mengurangi hal yang tidak diinginkan, lebih baik mereka mengalihkan kegalauan itu pada puisi. Jadi walaupun sedang sedih masih tetap bisa menciptakan sesuatu. Karena dengan membuat puisi dan mengapresiasikannya akan membuat pikiran lebih positif dan jernih.3

Diharapkan dengan terbentuknya acara rutin Malam Puisi Bandung dapat menumbuhkan kesadaran berpuisi pada anak muda. Dan dengan disediakannya wadah untuk berapresiasi masyarakat tidak ragu dan takut menyalurkan hobi berpuisinya. Karena dengan menulis puisi secara rutin dapat menjadi aktivitas keseharian berbagi cerita dengan siapa pun tanpa merasa terkekang. (Sani Rusyda Rahmani, mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)