Dramatic Reading Teater Lakon :Pencarian Harta Karun

Pemain

Bandung, UPI

Gedung Geugeut-Winda menjadi saksi aktivitas mahasiswa di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Meskipun sedang libur kuliah, dan kebanyakan mahasiswa sedang berada di kampung halaman masing-masing tak menyurutkan beberapa UKM dan Himpunan Mahasiswa untuk terus berkegiatan. Hari Jum’at kala itu sedang ada diskusi mahasiswa di selasar Gedung Geugeut-Winda. Ada juga Pak Mumuh Muhamad, seorang penjaga gedung, yang setia menemani mahasiswa sampai acaranya selesai.

Mengolah ide, mengasah kreativitas, itulah yang harus dilakukan mahasiswa. Tak boleh berleha-leha dan membuang waktu terlewat begitu saja. Salah satu caranya adalah dengan berkarya dan meraih prestasi sebanyak-banyaknya. Itulah yang dilakukan beberapa mahasiswa UPI yang menyadari bahwa masa mudanya tidak boleh terbuang dengan percuma. Salah satu organisasi yang terus mengasah kreativitas para anggota dan pengurusnya yaitu UKM Teater Lakon.

Teater Lakon selalu mengadakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan para anggota dan pengurus. Salah satunya dengan mementaskan naskah “Tanda Silang” karya Eugene O’neill saduran W.S. Rendra, Jum’at, (22/01/2016). Meskipun hanya sedikit yang mengapresiasi namun pementasan itu tetap berjalan dengan lancar.Pementasan tersebut disutradarai oleh Chayanda Nurhadi Hasan dan para aktornya yaitu Chandra Kudapawana, Ricilia Ryan Putri, Gustri Yorizal, dan Fahrudin Ali. Tak luput juga penata musik yaitu Zulki Lael Ramadhana, penata cahaya Kamil Mubarok, dan penata artistik Acil.

Tanda Silang

Acara dibuka oleh Deska Mahardika, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan Ketua Teater Lakon. Setelah itu ada penampilan sulap dari Acil dan tatarucingan dari Marsten yang datang dari Semarang khusus untuk menyaksiskan acara malam itu. Barulah ke acara puncak yaitu pementasan naskah Tanda Silang karya Eugene O’neill.

Naskah tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang mantan kapten kapal yang kapalnya tenggelam dalam missi mencari harta karun. Orang-orang yang ikut berlayar bersamanya mati diterjang ombak diantaranya yaitu Kanaka, Ilyas, dan Karto. Begitupun anaknya, Darpo, ia kehilangan lengan kanannya saat pelayaran mencari harta karun. Ayahnya selalu terbayang-bayang kejadian itu dan selalu membayangkan bahwa kejadian itu tengah terjadi. Ia menjadi gila karena hal tersebut. Begitupun dengan Darpo yang ikut-ikutan gila karena tekanan batin menyadari bahwa lengannya sudah tinggal satu. Hanya Nani, adik Darpo, yang masih waras. Sedangkan ibunya, Marlini telah meninggal terlebih dahulu. Akhirnya ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung.

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari setiap cerita yang dipentaskan. Teater Lakon tak bosan-bosan untuk selalu mementaskan naskah drama baik dari Indonesia maupun dari luar. Dengan menyaksikan pertunjukan drama hati kita akan selalu diajak merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain di luar sana. Hati kita tidak kering, yang akhirnya menjadikan manusia yang keras kepala dan individualisme. Bagi siapapun yang ingin menyaksikan pertunjukan. Teater Lakon menyelenggarakan pementasan setiap hari Jum’at. Hari Jum’at, 29 Januari 2016 pukul 19.00 WIB di Gedung Geugeut-Winda Teater Lakon akan kembali mementaskan naskah Suara-Suara Mati karya Manuel Van Loggem yang akan disutradarai oleh Kenny Fahmi Mulyadi. Penasaran bagaimana cerita dan pertunjukannya? Saksikan pertunjukannya! Terbuka untuk umum dan gratis.

Pemusik

Semoga mahasiswa selalu resah dengan kemampuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang didapat di kelas tidaklah cukup untuk menjawab tantangan zaman yang semakin pesat dan banyak saingan ini. Perlu modal kreativitas dan daya juang yang tinggi agar bisa bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa dari universitas lain. Buktikan bahwa kita adalah mahasiswa UPI yang unggul dan berprestasi dan mampu bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa dari universitas lain. (Kamil Mubarok)