Prof. Asep Kadarohman dan Dr. Syahroni, Anggota Kehormatan Mahacita UPI

1

Bandung, UPI

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., dan Kepala Divisi Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan Dr. Syahroni, M.Pd., dilantik menjadi Anggota Kehormatan keluarga besar Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Pendidikan Indonesia (Mahacita UPI) bersamaan dengan 12 orang anggota baru yang juga dilantik menjadi anggota muda Mahacita UPI, di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasional (MPN UPI), Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Sabtu (30/1/2016).

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., mengatakan,”Pemberian nilai-nilai lingkungan hidup dalam Diklatsar XXXVI adalah bentuk pendidikan yang sangat positif. Ini baik untuk pembentukan karakter mereka sebagai penerus organisasi, serta diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungan.”

Ketua Adat Mahacita UPI Aditya Anugrah Dwi Pratama (Prodi PGSD, 2014) mengatakan,”Pelantikan ini dilakukan bertepatan dengan telah selesainya kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) ke-36. Diklatsar berlangsung selama 12 hari mulai Selasa hingga Sabtu (19-30/01/2016) di kawasan Citarum, Citatah, Goa Pawon, hingga kawasan Gunung Burangrang, Kabupaten Bandung Barat.”2

Lebih lanjut dikatakan, kami mencoba mengubah paradigma pendidikan dan latihan dasar yang selalu diidentikkan sebagai pendidikan disiplin yang menakutkan, justru pendidikan dimaksudkan untuk membangun karakter, diklatsar tidak hanya fokus pada penggemblengan mental melainkan juga pada penanaman nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan, salah satunya, adalah dengan membiasakan anggota untuk memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sampah organik dan non-organik dipisahkan sejak awal, kemudian sampah organik dikubur di tanah dengan harapan dapat diurai menjadi unsur hara yang bermanfaat bagi tanah.

“Nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan juga sama pentingnya dalam pembentukan karakter. Peduli terhadap lingkungan harus dilakukan dengan aksi nyata, yaitu mengelola sampah sesuai jenisnya. Jadi, paradigma yang selama ini dianggap kurang baik/negatif dan melekat pada organisasi pencinta alam, dapat berubah menjadi positif,” jelasnya.3

Dengan penanaman nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan, ujarnya, anggota diharapkan tidak hanya menjadi generasi muda yang memiliki karakter bermental kuat, tapi juga lahir sebagai generasi yang kreatif, dan memiliki simpati serta empati terhadap lingkungan sekitar. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada seluruh stake holder yang telah membantu jalannya acara DIKLATSAR XXXVI ini.  ( Aditya Anugrah Dwi Pratama)