Bersungguh-sungguh, Rizki Muhammad Banyak Berprestasi

Bandung, UPI1

“Barang siapa bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil.” Itulah motto hidup Rizki Muhammad Ramdhan, laki-laki asal Sukabumi yang lahir 22 Maret 1992 itu. Di usia yang relatif muda, banyak hal dan pengalaman prestisius yang sudah ia dapatkan. Di antaranya menjadi peraih FPIPS Award sebagai Lulusan Terbaik Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia (2014).

Rizki Muhammad juga menjadi delegasi Student and Lecturer Exchange Program “Let’s Develop and Practice Education Multicultural Coexistences” di Shizouka University Jepang (2013), Delegasi Observasi Kebudayaan di Singapura, Malaysia dan Thailand (2013), Delegasi One Asia Convention Bandung kerja sama antara One Asia Foundation Jepang – UPI, serta Juara 1 Mahasiswa Berprestasi tingkat Fakultas (2013).

Ia juga  termasuk salah satu penulis muda yang berhasil. Banyak artikel telah ia hasilkan dan setidaknya dua buku telah berhasil ia terbitkan. Pertama, buku 7 Mata Air Menuju Sukses (2013) dan Kedua, Partisipasi Politik Masyarakat Desa (2014).

Menulis, membaca dan berorganisasi adalah hobi sekaligus menjadi faktor pendorong bagi Rizki untuk bisa menerbitkan bukunya. Sejak SMA, ia sering mengikuti karya tulis ilmiah dan ia pun senang membaca  buku . “Ketika kita bisa baca buku karya orang lain, suatu hari orang harus baca buku kita,” ujarnya penuh optimisme ketika ditanya motivasinya  dalam menulis buku.

Niat, kerja keras serta ketekunan adalah komposisi utamanya dalam menghasilkan karya emas. Banyak pihak terlibat dalam keberhasilannya di dunia kepenulisan, salah satunya adalah para mentor di Life School Indonesia. Di sanalah ia belajar dan mengasah hobi menulisnya. Menurut dia, banyak hal yang ia dapatkan setelah menjadi penulis. Pengalaman, relasi, serta jendela dunia yang benar-benar baru baginya. Menjadi pembicara dalam seminar, bertemu dengan para tokoh hebat seperti Anis Baswedan, Felix Shiaw, Habibburrahman Elshirazy, serta membantu membuat buku untuk dosen adalah beberapa keuntungan yang  ia dapat setelah menjadi penulis. Suatu hal yang tak pernah terbayang dalam benaknya, namun kini menjadi bagian dari aktivitas kesehariannya.

Laki-laki yang mengaku mimiliki passion di bidang pendidikan ini, mempunyai cita-cita menjadi rektor dan Menteri Pendidikan. Menurutnya, saat ini dunia pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Dan, hal yang bisa dilakukan sebagai generasi muda adalah menjadi agent of change yang dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. “Kita tidak akan bisa membawa perubahan yang berarti jika kita hanya diam dan berpangku tangan,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, yang dibutuhkan adalah tindakan dan turun tangan, bukan dengan jalan demonstrasi besar-besaran, tetapi dengan cara berusaha menjadi generasi muda yang dapat diandalkan di masa depan. Pengalaman hidup yang paling berkesan baginya adalah ketika ia dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi UPI (Mapres FPIPS UPI 2013) yang kemudian menjadikannya perwakilan FPIPS UPI untuk mengikuti student exchange ke Jepang. Dan, kini salah satu keinginannya adalah kembali mengunjungi Negeri Sakura untuk melanjutkan kuliah S2 nya.

Meskipun banyak prestasi telah berhasil ia raih, tapi Rizki tetap rendah hati dan selalu berusaha terus menjadi lebih baik. Menurut dia, jika ingin berkembang,  mahasiswa tidak boleh mengingat prestasi yang telah diraih, dan tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah didapat.  “Selagi kita hidup, lakukan yang terbaik dan berilah manfaat untuk sesama, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan satu lagi, jangan mau  jadi manusia yang biasa tapi jadilah diri kita yang terbaik, ” pesannya. (Rini Andriani Rohmah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)