Windya Renata “Menjadikan JANTERA Sebagai kiblat Organisasi Pecinta Alam di Indonesia”

IMGP2997

Bandung, UPI

“Siap dat!”, kurang lebih kata-kata itulah yang selama setahun ke depan akan menghiasi kehidupan Windya Renata, Ketua Adat JANTERA baru yang diangkat pada Musdat JANTERA ke- 23 beberapa waktu lalu. Pemuda yang kerap disapa Windya ini lahir di Bandung pada 25 Februari 1995 dan masuk Departemen Pendidikan Geografi pada Angkatan 2013.

Berbeda dengan beberapa kepengurusan sebelumnya yang didominasi oleh alumni Bidang II (Keilmuwan dan Penjelajahan), Ketua Adat ke-23 ini justru berasal dari Bidang IV atau Bidang Logistik JANTERA dengan spesifikasi keahlian Caving dan Speleologi.

Kadat Windya biasanya bisa ditemui di rumahnya ketika akhir pekan, di Jl. Marga Asri, No. 9, Kompleks Bumi Asri, Blok B 234, RT 01, RW 05, Kelurahan Gempol Sari, Kecamatan Bandung Kulon, Bandung.

Seperti yang selalu dikatakan oleh pepatah lama, tak kenal maka tak sayang. Maka dari itu reporter Buletin JANTERA Lutvia Resta Setyawati kali ini akan mengajak para pembaca untuk mengenal lebih jauh mengenai Kadat yang memiliki hobi jalan-jalan dan olahraga fisik ini.

IMGP2889

Berikut adalah beberapa pembicaraan yang diulas Tim Buletin Jantera (BJ) dengan Kadat Windya (KW).

BJ       : Apakah Anda pernah bermimpi atau berkeinginan untuk menjadi kadat.

KW     : Tidak pernah, karena saya merasa belum memiliki jiwa kepemimpinan yang berkompeten.

BJ       : Bagaimana perasaan Anda ketika proses Pemilihan Kadat?

KW     : Santai dan tidak menyangka akan terpilih menjadi Ketua Adat.

BJ       : Bagaimana kesan Anda ketika terpilih menjadi Ketua Adat JANTERA yang baru?

KW     : Saya merasa memiliki amanah yang besar. Sedikit bingung, tapi kemudian merasa yakin setelah mendapat pencerahan dari beberapa senior dan saudara di JANTERA.

BJ       : Apa visi Anda sebagai Ketua Adat?

KW     : Visi saya adalah menjadikan JANTERA sebagai Perhimpunan Pecinta Alam yang menggali potensi, membina, dan memberdayakan Sumber Daya JANTERA secara berkesinambungan berlandaskan keilmuan geografi sehingga dapat mewujudkan prestasi.

BJ       : Untuk mewujudkan visi tersebut, misi seperti apa yang akan Kadat lakukan?

KW     : Pertama, menjalin hubungan yang baik dengan OPA lain di lingkungan internal dan eksternal UPI untuk memperlancar arus informasi mengenai aktivitas kepecintaalaman di Indonesia. Kedua, membuat grand design pelegalan (lisensi) bagi para pemateri mata latih yang ada di JANTERA. Ketiga, melakukan usaha-usaha inovatif di bidang kepecintaalam dengan berlandaskan keilmuan geografi. Kemudian keempat, menstabilkan kegiatan kepecintaalaman di JANTERA dengan kegiatan akademik di Departemen Pendidikan Geografi.

BJ       : Gaya kepemimpinan seperti apa yang ingin Anda terapkan?

KW     : Sebagai seorang ketua yang bertugas sebagai kepala organisasi, saya akan berusaha untuk selalu bersikap tegas namun tetap merangkul semua anggota JANTERA.

BJ       : Siapakah tokoh yang Anda jadikan inspirasi dalam hidup?

KW     : Kalau di JANTERA, Imam Muwahidin (J30) adalah sosok yang bisa saya  kagum dalam hal pemikiran. Pemikirannya yang sistematik mengajarkan saya bagaimana cara yang tepat untuk mengambil sebuah keputusan.

BJ       : Apa harapan terbesar Anda untuk JANTERA?

KW     : Saya berharap JANTERA bisa menjadi salah satu kiblat Organisasi Pecinta Alam di Indonesia, baik dalam pengelolaan sistem organisasi, pengelolaan skill anggota, serta pencapaian prestasinya.

BJ       : Apa arti JANTERA menurut Anda?

KW     : Bagi saya, JANTERA adalah sebuah rumah yang hangat, yang selalu memberi naungan dan mendukung keinginan setiap penghuninya.

BJ       : Apa pesan Anda bagi para pembaca Buletin JANTERA?

KW     : Bergeraklah selagi masih bisa bergerak, lantas menjadi tangguhlah dalam menghadapi segala persoalan hidup.