Kearifan Lokal, Warisan yang Mesti Dijaga dan Dilestarikan

seminar pendas 2

Cibiru, UPI

Mahasiswa Program Doktor Program Studi Pendidikan Dasar SPs UPI bekerjasama dengan UPI Kampus Cibiru menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Dasar mengusung tema “Meretas Kearifan Lokal Sebagai Muatan Pembelajaran dalam Pendidikan Dasar” Kamis, 16 Juni 2016 di UPI Kampus Cibiru. Kegiatan ini merupakan bagian dari perkuliahan Etnopedagogik yang diampu oleh Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. dan Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd.

Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., yang bertindak sebagai keynote speaker menyampaikan pandangan yang cukup kritis, menurutnya Etnopedagogi merupakan sumber inovasi dan keterampilan yang dapat diberdayakan dalam pendidikan demi pendidikan yang maju serta masyarakat Indonesia yang sejahtera.

“Kearifan lokal merupakan koleksi fakta, konsep kepercayaan, dan persepsi masyarakat ihwal dunia sekitarnya dalam menyelesaikan masalah dan menvalidasi informasi”, kata Rektor UPI periode 2005 hingga 2015.

seminar pendas 4

Dikatakan Prof. Sunaryo bahwa dalam pendidikan dasar proses pembentukan karakter berawal dari kekhasan para siswa, maka nilai nilai yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut menjadi sungguh bermakna. Maka, kearifan lokal merupakan warisan para leluhur yang mesti dijaga dan dilestarikan oleh setiap unsur bangsa agar dapat diwariskan lagi kepada generasi berikutnya.

Sementara itu Direktur UPI Kampus Cibiru Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. menyampaikan kegembiran bahwa kegiatan Seminar Nasional Pendidikan Dasar ini diselenggarakan di UPI Kampus Cibiru. Pengusungan tema kearifan lokal sebagai kajian keilmuan di pendidikan dasar diyakini oleh beliau sebagi fondasi dalam menciptakan atmosfir belajar yang dapat menanamkan nilai nilai kearifan lokal dan moral bangsa. Lebih lanjut, beliau menekankan perlunya kegiatan sejenis bisa diselenggarakan kembali di masa-masa yang akan datang karena kajian etnopedagik di pendidikan dasar relatif baru dan diperlukan oleh masyarakat.

Selanjutnya, Yena Sumayana, M.Pd., selaku Ketua Pelaksana melaporkan bahwa diselenggarakannya Seminar Nasional Pendidikan Dasar ini sebagai ajang sharing gagasan tentang kajian Etnopedagogi di pendidikan dasar. Topik yang digagas terdiri dari 17 (tujuh belas) yang dituangkan dalam sebuah buku dan disajikan pada seminar sesi pararel. Seminar ini dihadiri oleh kalangan dosen, guru, mahasiswa, dan praktisi pendidikan. Akademisi dan mahasiswa yang hadir diantaranya dari UPI, UIN SGD Bandung, dan STKIP Sebalas April Sumedang. Adapun guru dan praktisi berasal dari TK, SD, SMP, dan SMA se-Bandung Raya dan sekitarnya.

Hal senada dikatakan Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendas SPs UPI yang turut mengamini kegiatan ini dengan menyatakan bahwa kajian etnopedagogi yang diseminarkan dan juga dibukukan dengan judul “Etnnopedagogi: Kajian Nilai-Nilai Etnokultur sebagai Landasan Pendidikan” merupakan terobosan  baru yang dilakukan  mahasiswa Program Doktor Prodi Pendidikan Dasar SPs UPI.  Lebih lanjut, beliau mengapresi dengan cukup tinggi atas terlaksananya kegiatan seminar nasional ini dan diharapkan dapat menjadi tradisi yang baik dan berkontribusi bagi pengembangan pendidikan dasar di Indonesia.

seminar pendas 1

Dalam Sesi Paralel yang dipandu oleh  Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd. dan Dr. H. Nandang Budiman, M.Si., menampilkan beberapa penyaji yang menyampaikan kajian etnopedagogi dari daerah Aceh (i’tikeut dalam Upacara Adat Pusijuek di Kabupaten Pidie), Riau (Nilai Kabasamoan dalam Pacu Jalur pada Masyarakat Teluk Kuantan Kabupaen Kuantan Singingi Provinsi Riau), Banten (Rereongan dalam Tradisi Ngahuma pada Masyarakat Adat Baduy Luar), Jawa Barat (Ajen Sabibilungan dalam Tradisi “Labuh Saji” pada Pesta Laut Hari Nelayan di Palabuhan Ratu Sukabumi, Jawa Tengah (Pendidikan Kreatif dalam Batik Pola Pagi Sore), Ambon (“Masohi” dalam Upacara “Buka Sasi Lompa” di Haruku-Maluku Tengah), dan Ternate (Badasi dalam Ritual Adat Kololi Kie Masyarakat Ternate Maluku Utara. (Yena Sumayana dan Chaerun Anwar)