Mahasiswa KKN UPI Membuat Alat Pendidikan Edukatif

2Ciamis, UPI

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tengah melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, bekerja sama dengan pemerintah kecamatan setempat mengadakan kegiatan pelatihan membuat alat pendidikan edukatif (APE) super kreatif, hemat energi dari barang bekas. Kegiatan yang dimeriahkan trainer muda Ari Gami ini dilaksanakan di Aula kecamatan Panjalu. Hadir dalam acara ini 218 orang masyarakat yang terdiri atas beberapa desa yang ada di Kecamatan Panjalu,  56 Mahasiswa UPI yang sedang melaksanakan KKN.

Sekarang ini banyak mainan yang semakin kreatif, mahal dan beraneka macam. Fenomena ini banyak membuat para orang tua menjadi bingung. Banyak mainan yang dibuat oleh pabrik yang sebetulnya kurang berfaedah bagi anak-anak karena sebenarnya alat bermain hanyalah alat bantu bagi anak dan bukan merupakan indikator mutlak untuk anak berkembang lebih baik.  Jadi mahal dan murahnya alat mainan bukan merupakan indikator anak bermain dengan manfaat yang besar.

Berdasarkan pemikiran tersebut, alat pendidikan edukatif, kreatif dan inovatif tidak mesti merupakan alat permainan yang mahal. Maka, mahasiswa KKN UPI berupaya mencoba mengembangkan dan membuat APE. Sebelum membuatnya, mereka harus mengetahui terlebih dahulu mengenai fungsi, pengertian dan tujuan pembuatan APE tersebut. Supaya nantinya bisa benar-benar paham cara membuat APE tersebut.1

Menurut Camat Panjalu Drs. H. Erwin Hermawan, kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat. Kedua dalam rangka meningkatkan silaturahim antar desa yang ada di kecamatan panjalu,  dan yang ketiga untuk membagikan pengalaman unik pemateri untuk nantinya disebarkan dan dilaksanakan peserta.

Sedangkan menurut Dadan Rizwan Fauzi, salah satu mahasiswa KKN di Panjalu dari Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan selaku Koordinator Kecamatan, alat pendidikan edukatif, kreatif dan inovatif tidak mesti alat permainan yang mahal. Mahasiswa bisa memanfaatkan barang di sekitar untuk “disulap” menjadi barang yang bermanfaat untuk anak. Yang terpenting dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah sebagai upaya pencerdasan dan edukasi terhadap  masyarakat supaya bisa lebih kreatif dalam menjaga dan memanfaatkan lingkungan sekitar.

Dalam kegiatan ini para peserta diberikan pelatihan mengenai cara membuat media pembelajaran untuk anak dengan memanfaatkan barang yang sudah tidak dipakai seperti koran bekas, kardus, botol plastik, dan barang bekas yang lain yang memang bisa dimanfaatkan menjadi sebuah barang yangbermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi. Selain itu peserta juga di suguhi games menarik sehingga membuat peserta menjadi semangat dan tidak merasakan jenuh mengikuti kegiatan ini sampe selesai. (Dadan Rizwan)3