Disiplin dan Sadar akan Pendidikan, Kunci Kesuksesan Wine

foto 2Bandung, UPI

Tak ada sangkaan dalam benak gadis asal Tasikmalaya, Wine Anita Tesa yang akhirnya terpilih sebagai Putri Bumi Siliwangi 2014. Senyum gadis berumur 19 tahun tersebut mengembang seakan tak percaya bahwa selempang Putri Bumi Siliwangi 2014 berada di pundaknya.

Gadis yang sehari-harinya tomboy dan sering cuek dalam penampilan ini, mampu berlenggak lenggok layaknya putri di hadapan para hadirin yang menyaksikan Malam Puncak Grand Final Pemilihan Putra Putri Bumi Siliwangi 2014 di Gedung Achmad Sanusi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Rabu malam (29/10/2014). Terlebih dengan tampilan kebaya yang dikenakannya saat itu, membuat dirinya terlihat berbeda dari kesehariannya. Wine tampil sebagai seorang putri yang anggun dan feminim.

“Saya sangat suka basket, jadi terbentuknya tomboy. Saya sebenarnya jauh banget dari kata putri, tidak pernah berdandan, baju jeans longgar, suka pake kaos, dan kurang peduli sama penampilan,” tutur Wine yang saat ini masih menjalankan studi tingkat dua nya di jurusan Ilmu Komunikasi UPI.foto 1

Namun, bukan soal penampilan dirinya bisa terpilih menjadi putri Bumi Siliwangi 2014. Segudang prestasi yang dimilikinya lah bisa menjadi alasan dirinya terpilih sebagai seorang putri di UPI. Sebut saja tingkat pertama di perkuliahannya, Wine berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) jurusan Ilmu Komunikasi bahkan menjadi peringkat dua di tingkat Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (2014).

Beberapa prestasi lainnya, Wine menjadi menjadi Organizing Committee President Global Youth Ambassador Program (2014), Manager terbaik di AIESEC UPI Bandung 2014, delegasi Bandung sebagai Local Committee President National Conference AIESEC (2013) di Malang, The Queen Bandung Global Youth Conference (2013), juga mendapatkan beasiswa untuk mengikuti ujian internasional dari Cambridge University (2011).

Serta prestasi lainnya di bidang seni seperti menyanyi, band, dan nasyid. Di bidang olahraga yakni basket. Juga bidang akademik pun tak ketinggalan, terutama dalam bidang Matematika dan English Contest.

“Dari Taman Kanak-kanak (TK) saya sudah diikutkan berbagai kompetisi oleh kedua orang tua angkat saya, mulai dari lomba nyanyi, basket dalam olahraganya, dan bidang akademik sepert olimpiade.” Jelasnya.

Wine dibesarkan oleh kedua orang tua angkatnya yang juga Om dan Tantenya, Dadang Suherman dan Istifaisah. Dadang dan Istifaisah mengasuh Wine, karena alasan kondisi financial orang tua kandungnya yang tak memungkinkan untuk membesarkan Wine. Hal ini ia ketahui saat dirinya mulai menganjak usia remaja. Saat orang tua kandungnya Uum Mulyadi dan Ade Karmilah mengajaknya untuk tinggal bersama selama beberapa tahun di Palembang.

Namun itu tak mengapa bagi dirinya. Hidup bersama Dadang dan Istifasih selama belasan tahun, membuat Wine mendapatkan begitu banyak pelajaran, hingga ia meraih prestasi yang banyak sampai saat ini. Wine yang juga mempunyai cita-cita sebagai anggota PBB ini dididik secara disiplin dan peduli terhadap pendidikan oleh Dadang dan Istifaisah. Kata belajar dan belajar pun tak pernah lepas dari hidupnya.

Satu kata-kata Dadang yang selalu diinget oleh Wine adalah “Kalau kamu jadi ngerasa yang  paling pintar di lingkungan kamu, berarti kamu berada di lingkungan yang salah.” Kata-kata ini selalu terngiang-ngiang di pikirannya. Lewat kata-kata inilah dia selalu mencoba hal-hal yang baru untuk bisa lebih mengkesplor lagi kemampuannya.

Kisah menarik didikan disiplin dan pendidikan yang kuat oleh Dadang, masih tersimpan dalam benaknya hingga saat ini. Sebut saja saat bulan puasa, jika temannya menghabiskan waktu ngabuburit dengan bermain, tapi Wine harus menghabiskan waktu dengan belajar bersama Dadang.

Bukan itu saja, liburan semester yang seharusnya bisa dia luangkan untuk berlibur, tetapi hal itu tidak dimiliki Wine. Dia harus belajar ekstra keras untuk mempelajari mata pelajaran pada semester berikutnya. Didikan Dadang ini juga membuat dia dituntut untuk selalu berada di ranking dua besar dalam sekolahnya. Jika tidak, dirinya akan di acuhkan selama beberapa hari oleh Dadang dan Istifaisah.

Dalam hal disiplin pun diterapkan Dadang dalam membentuk kepribadian Wine. “Saya dulu juga gak boleh dandan oleh ayah (Dadang), main-main kemana seenaknya, jadi betul-betul disiplin. Sempat saya mencoba untuk berontak. Ketika itu saya pulang maghrib dan kebetulan HP saya mati, sampai dirumah saya sudah ditunggu ayah (Dadang) di depan rumah. Dia marah dan membanting HP saya.”

Terus menerus belajar, diikutkan dalam berbagai lomba dan hidup dengan penuh kedisiplinan, membuat Wine merasa jenuh dan jengkel. Namun rasa jenuh dan jengkel tersebut terobati dengan hasil yang ia raih saat ini. Hingga dia memiliki motto hidup yang terus dia pegang sampai saat ini adalah “No Sweet Without Sweat.” Motto ini lahir dari kehidupannya yang dididik dengan disiplin dan peduli akan pendidikan.

Kini dengan title seorang Putri Bumi Siliwangi 2014 yang juga harus menjadi Duta UPI, tak akan membuat dirinya untuk mengubah kepribadiannya. Hanya penampilan dan manner yang dulu lebih cuek, kini akan menjadi pusat perhatian perubahan dalam dirinya. (Bagas Abdiel Kharis Theo, Mahasiswa Imu Komunikasi FPIPS)