Aam Amiruddin: “Kalau Berdoa Jangan Ngotot”

1-2Bandung, UPI

Sebuah doa dapat terkabul dengan menciptakan variable yang mendukung terealisasinya doa. Ketika mendoa urusan dunia, minta yang terbaik tetapi apabila menurut Allah tidak baik, maka memintalah diganti dengan yang lebih baik menurut Allah. Jangan ngotot. Ketika berdoa untuk akhirat mintalah yang terbaik seperti minta ditempatkan di Surga Firdaus dan dikumpulkan beserta orang saleh yang Allah ridhai.

Demikian diungkapkan Dr. Aam Amiruddin., Lc., M.Si., saat Yoan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga angkatan 2015 bertanya tentang bagaimana agar seluruh doa dapat segera dikabulkan. Dr. Aam atau akrab dipanggil Ustadz Aam hadir sebagai pembicara dalam Kuliah Umum yang bertema “Melalui Kuliah Umum Kita Tumbuhkan Jiwa Calon Guru Tata Boga”. Kegiatan ini diselenggarakan Program Studi Pendidikan Tata Boga Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI) di Ruang Auditorium Lantai IV FPTK UPI, Selasa, 6 Oktober 2015.1-1

Dalam kuliah umum tersebut, Ustadz Aam mengatakan,”Manusia hidup diantara dua hal yaitu History atau sejarah dan Misteri atau masa depan. History ada dua macam, yaitu sejarah yang diterima apa adanya, pemberian atau given seperti kelahiran kita dari kedua orang tua, dan tempat lahir kita, kedua sejarah yang dibuat dan diusahakan seperti hasil belajar. Mahasiswa harus menciptakan dan mengusahakan sejarah yang indah. Misteri adalah masa depan yang dapat direncanakan walaupun kenyataannya nanti seperti apa tidak dapat kita ketahui dari sekarang. Seperti dalam Al-Quran surat Lukman ayat 34, yang artinya dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati. Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal (QS Lukman Ayat 34).”

Karena masa depan misteri, gaib, ujarnya, maka tugas mahasiswa untuk mendesain dan merencanakan masa depan yang indah dan lebih baik. Untuk mendesain masa depan yang baik ada empat hal yang harus diperhatikan, pertama mempunyai cita-cita yang bagus dengan fikiran yang positif, kedua aksi atau bekerja, ketiga dibingkai doa, dan yang keempat adalah yakin hidup adalah sementara.

Lebih lanjut dijelaskan, ketika berdoa harus meminta yang terbaik kepada Allah, seperti dicontohkan dalam surat Al-Baqarah ayat 201. Yang artinya, Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.1-3

Setelah itu, lakukanlah aksi untuk mewujudkannya. Vision dengan action melahirkan reputation. Vision tanpa action melahirkan fantasy atau khayalan. Action tanpa vision melahirkan sensation. Hidup harus membangun reputasi. Reputasi dapat diwujudkan apabila bekerja dengan memperhatikan kelima unsur, yaitu kerja ikhlas, kerja cerdas berdasarkan pada pertimbangan dan ilmu pengetahuan, lalu kerja keras atau sungguh-sungguh, kerja antusias, dan kerja tuntas. Orang berkarakter harus bekerja ikhlas, cerdas, keras, antusias dan tuntas.

“Tidak ada kesuksesan seseorang diraih 100% karena usaha seseorang tersebut, tetapi pasti di dalamnya ada peranan doa dari orang-orang yang mencintainya, dan tidak ada yang abadi di dunia ini. Hidup pasti meninggalkan jejak. Guru harus menjadi contoh peserta didiknya. Guru digugu dan ditiru,” tegasnya.

Di akhir paparannya, Ustadz Aam meyakinkan kalau malas itu harus dikalahkan oleh diri sendiri. Malas dapat dikalahkan dengan pembiasaan diri sehingga tercipta alarm dalam dirinya untuk melakukan hal yang baik.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya FPTK Drs. Budi Kudwadi., M.T., mengatakan,”Kuliah umum ini sangat penting diberikan dan diikuti oleh mahasiswa khususnya untuk membudayakan berfikir dan bersikap ilmiah, serta meningkatkan wawasan keilmuan mahasiswa sebagai calon pendidik yang berkarakter baik. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga angkatan 2013, 2014, dan 2015, dosen dan karyawan FPTK UPI. (Dodiangga)