Acep Saepul Rahmat: Berorientasi Proses dan Kerja Keras, Bukan Orientasi Hasil

AcepUNIVERSITAS Pendidikan Indonesia merupakan salah satu universitas pelopor pada bidang pendidikan. Universitas yang berdedikasi bagi kemajuan pendidikan Indonesia ini menjadi jejak pengalaman Acep Saepul Rahmat (22 tahun) dalam menimba pengetahuan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Lelaki yang dipanggil Acep ini lahir di Tasikmalaya 8 Februari 1993. Bermula mengikuti jenjang pendidikan di TK Asyuhadda Jayaratu tahun 1999, dilanjutkan ke SDN Panglayungan, SMPN 1 Sariwangi, SMAN 1 Singaparna dan sampai akhirnya menapak jejak di UPI Kampus Tasikmalaya pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dia kini sudah lulus, bahkan menjadi lulusan terbaik mewakili UPI Kampus Tasikmalaya yang mengikuti Wisuda Gelombang II, 9 dan 10 September 2015 di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Acep Saepul Rahmat terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan Mamat Rahmat dan Daday Daliah yang merupakan keluarga sederhana di Perdesaan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) merupakan jurusan yang dipilih empat tahun silam. Tidak terasa empat tahun berlalu, serasa kemarin mengikuti SNMPTN Undangan, Mokaku, kuliah dan kegiatan kampus, hingga dinyatakan sebagai lulusan terbaik pada program studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya. Saat ini menunggu hari dan tanggal bersejarah dalam mengikuti wisuda pada Gelombang II, 9-10 September 2015 di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung”.acep-5

“Sewaktu kecil saya mempunyai harapan bahwa saya harus menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain, membantu orang banyak dalam mencerdaskan pendidikan bangsa di daerah. Hal itu dirasakan relevan dengan jurusan yang saya ambil,” ujar Acep.

Sejak kuliah pada program studi PGSD (Reguler) semester 3, ia tiba-tiba mendapat amanah untuk menjadi wali kelas pada salah satu sekolah dasar yang tergolong terpencil. Hal tersebut membuat bimbang, di satu sisi ia harus fokus pada kuliah, dan di sisi yang lain nasib pendidikan daerah perdesaan terpencil merupakan tujuan dan harapannya sejak kecil. Dengan tekad dan dorongan yang kuat dari keluarga, kerabat dan teman seperkuliahan Acep berniat mengabdikan diri demi kemajuan negeri ini.

“Alhamdulillah jalan menuju pengabdian dirasakan sudah bulat, ditambah jadwal kuliah yang mendadak giliran siang sampai sore menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sejak saat itulah, setiap subuh saya berangkat dari Kota Tasikmalaya, menuju sekolah dasar daerah terpencil, yang berada pada daerah perbatasan antara Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya,” ujar Acep.acep 1

Di tengah teriknya matahari merupakan waktu kembali ke Kota Tasikmalaya untuk menjalankan aktivitas perkuliahan di kampus. Badan yang lemas, fisik yang capek justru membuat dorongan yang kuat untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik demi kesuksesan. Tahun 2012, Acep bertekad mendirikan sebuah bimbingan belajar gratis jenjang Pra PAUD, PAUD dan Sekolah Dasar. Bimbingan belajar gratis yang menjadi pusat kajian keaksaraan siswa siswi PAUD dan SD dalam mengisi dan memanfaatkan waktu untuk kegiatan pembaharuan jam tambahan pembelajaran daerah perdesaan.

Bimbel ini bernama Privat Pembelajaran Mandiri Al-Muqorrobin disingkat Les PPM, yang sudah terdaftar di Kementrian Pendidikan Bidang PNF Jakarta, serta mendapat legalitas dari Pemda Setempat sebagai salah satu lembaga bimbingan belajar yang gratis di Kabupaten Tasikmalaya bagi seluruh masyarakat umum. “Kegiatan yang saya bangun mendapatkan dukungan dari teman-teman seperjuangan di perkuliahan. Setiap satu minggu sekali mereka mendatangi lokasi PPM di daerah Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya,” kata Acep.acep 2

Tidak hanya mendapatkan bantuan relawan pengajar dari dalam kampus, dari luar kampus UPI juga banyak yang ikut bergabung menjadi relawan pengajar di PPM Al- uqorrobin ini. Sampai saat ini, lembaga tersebut terus harum dan berdiri tegak menjadi pendamping pembelajaran formal di sekolah. Lebih lengkapnya mengenai program dan kegiatan dapat diakses pada www.privatpembelajaranmandiri.blogspot.com.

Kegiatan lain yang dilakukan Acep sejak kuliah adalah keikutsertaan dalam berbagai lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional. Tahun 2011, ia menjadi juara 3 lomba Esaay antar mahasiswa se-Indonesia pada Writting and Photography Contest UPI EXPO 2011. Tahun 2013 terpilih sebagai Atlet KTI delegasi UPI Kampus Tasikmalaya pada TCA PGSD XIV UPI 2013 se Jabar, Banten yang meraih juara 3. Seiring mempunyai kegemaran dalam menulis, tahun 2013 mendapat kepercayaan dari KKG Kecamatan Cigalontang untuk membuat Buku Bank Soal Standar Kecamatan bagi 51 SD di lingkungan UPTD Kecamatan Cigalontang. Selain dari itu berbagai jenis buku modul dan diktat yang pernah dibuat sendiri adalah Buku Cerdik (Modul pembelajaran Kelas III Semester 1 dan II), Buku Intisari Kurikulum 2013 Kelas IV Semester 1 pada tahun 2014, Buku Administrasi Guru Pengelolaan Kelas bagi para guru, Buku pedoman penyelenggaraan kegiatan keagamaan SD/MI Kecamatan Cigalontang, serta yang terbaru sedang menggarap buku berjudul Scientific Articles Contemporary Education bagi para guru SD dan praktisi pendidikan.acep 3

“Terdapat banyak hambatan yang saya alami berbarengan dengan kegiatan yang dilakukan cukup menguras waktu, tenaga dan pikiran. Namun hal itu selalu pupus di saat teringat bahwa kerja keras itu merupakan modal utama. Kerja keras untuk mencari ilmu, kerja keras untuk kepentingan umum serta kerja keras untuk kesuksesan dan keberhasilan. Dorongan yang kuat dari diri sendiri untuk terus berusaha mengejar harapan dan impian lewat jejak yang terus saya lakukan,” kata Acep.

Sejak kuliah Acep memperoleh beasiswa yang tidak terduga-duga, di antaranya adalah beasiswa BNI 46, Beasiswa PPA Dikti, Beasiswa Pemprov Jabar dan beasiswa akhir. Semua disyukuri karena inilah anugerah dan karunia dari Allah SWT. Berkat beasiswa yang diterima, ia bisa meringankan beban orang tua dalam membayar biaya kuliah. Di Sekolah tempatnya mengabdi pula Acep mendapatkan penghargaan dan bantuan dari Dinas Pendidikan karena aktif di KKG kecamatan, serta mendirikan bimbingan belajar gratis bagi siswa-siswi perdesaan.

“Pada bangku kuliah, nilai tidak menjadi orientasi yang utama. Prinsip saya adalah kerja keras merupakan langkah utama, dan hasil merupakan hal yang perlu disyukuri, apa pun hasilnya,” tandas Acep.

Prinsip selama kuliah yang ia bangun adalah (1) Berawal dari kemauan diri; (2) Peka terhadap sesama; (3) Mau belajar dari lingkungan; (4) Banyak bertanya dan meminta arahan kepada senior (teman, kerabat dan guru); (5) Mau berusaha untuk berbuat; (6) Tidak berorientasi pada hasil; (7) Bersyukur pada setiap hasil yang diperoleh; (8) Berkomitmen dalam setiap keputusan; (9) Perbanyak diri untuk membaca situasi dan kondisi; (10) Rendahkan diri, dan santunlah kepada semua orang.

“Berbagai proses kehidupan yang terus saya alami membuat hati menggebu-gebu untuk terus berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan yang lebih tinggi lagi. Ke depan, saya berharap dapat memperoleh kesempatan kedua untuk bisa kembali duduk di bangku kuliah, meskipun harus kembali mengatur waktu untuk berbagai kegiatan lain di luar,” ujar Acep. (Wakhudin/UPI)