Angkat Tema Islam Radikal, Tim PKM Depdiksatrasia Lolos Pimnas PKM 2020

Setelah sukses melewati tahapan seleksi yang sangat ketat, akhirnya kelompok PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dari Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Depdiksatrasia) FPBS UPI dinyatakan lolos untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 Tahun 2020. Kabar gembira tersebut tertuang dalam Surat Undangan Nomor 2414/J3/TU/2020 yang ditandatangani langsung oleh Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) (29/10). Dalam surat tersebut, juga terdapat sembilan judul PKM lainnya dari UPI yang juga berhak melaju ke PIMNAS sehingga secara keseluruhan UPI berhasil meloloskan sepuluh kelompok PKM untuk berlaga dalam PIMNAS 2020.

Dalam surat tersebut juga dijelaskan bahwa sebagai rangkaian tahapan pelaksanaan PIMNAS, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah melaksanakan Evaluasi Tahap II untuk PKM Gagasan Tertulis (GT) dan Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK) serta Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM 5 Bidang (PKP2) Tahun 2020 secara daring. Berdasarkan evaluasi dan penilaian yang telah dilaksanakan, Ditjen Dikti menyampaikan sekitar enam ratus judul PKM yang direkomendasikan untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 Tahun 2020.

Meskipun persaingan di PKP2 Eksternal yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti begitu ketat, kelompok PKM Depdiksatrasia dapat melewatinya dengan baik. “Keberhasilan ini tentu saja merupakan buah dari perjuangan yang sangat panjang setelah kami melewati rangkaian pendampingan dari tingkat kelompok, program studi, fakultas, sampai tingkat universitas,” ujar Lestari Kusuma Dewi sebagai ketua kelompok. “Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Isah Cahyani dan seluruh jajarannya,  Bapak Pupung Purnawarman, Ph.D. dan seluruh timnya, serta kepada unsur pimpinan dan tim pembina PKM di UPI,” sambungnya. Sebagai sebuah tim, sang ketua kelompok juga senantiasa berkolaborasi dengan dua orang anggotanya, yaitu Annisa Rizqi Rahmawati dan Wulan Fajrideani.

Atas arahan dan bimbingan dari Dr. Mahmud Fasya, S.Pd., M.A., kelompok ini mengusung PKM Penelitian Sosial Humaniora dengan judul “Representasi Islam Radikal dalam Pemberitaan Demonstrasi Mahasiswa 2019 di Portal Media Daring”. Pemilihan topik ini berangkat dari banyaknya kejadian terorisme yang selalu dikaitkan dengan kelompok Islam Radikal sehingga Lestari dan kawan-kawan tertarik untuk melakukan penelitian terkait representasi Islam Radikal dalam pemberitaan di portal media daring. Penelitian ini dimaksudkan agar masyarakat lebih selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi yang bernada provokatif. Hal ini timbul karena masih banyaknya masyarakat yang belum melek literasi digital di tengah masifnya pemberitaan yang mengandung konten-konten sensitif seperti agama. Jika dibiarkan, hal ini tentu akan berbahaya. Bahkan, hal ini bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa, apalagi dalam konteks Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam.

Di sisi lain, penelitian ini juga memotret bagaimana Islam direpresentasikan secara negatif oleh media di berbagai belahan dunia dan bagaimana dampaknya pada umat muslim secara keseluruhan. Islamofobia menjadi salah satu fenomena yang muncul di tengah maraknya pemberitaan negatif terkait Islam Radikal, apalagi setelah peristiwa serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat dan peristiwa bom Bali pada tahun 2002 dan 2005 yang menggemparkan dunia. Citra Islam terus tercemar seiring dengan banyaknya kejadian terorisme yang mengatasnamakan Islam. Ini bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lainnya.

Pada akhirnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi dalam mengubah pola pikir masyarakat, khususnya masyarakat awam, dalam menyikapi pemberitaan Islam radikal di portal media daring. Penelitian ini juga diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya literasi digital sehingga keresahan dan kekhawatiran masyarakat terhadap pemberitaan terkait Islam radikal dapat mereda.